Dua Puluh Satu

839 126 18
                                    

Apa kabaarr semuaa???
Buat pembaca setia Three Fighters bisa cek update an terbaru yaaaa.

Psstt, ada bocoran jadwal PO loh😉
Silahkan dicek di lapak Three Fighters ! !

*******

Wajah Alena terlihat masam sepanjang hari. Nasihat dan amukan halus dari Alvino tidak menyakitinya tapi membuatnya merasa bersalah teramat dalam.

"Seharusnya gue gak perlu ke laki-laki sok ganteng itu. Gue jadi bersalah gini kan."

Iqbal menepuk kepala Alena dengan buku, "Alvino gak marah besar ke lo? Setahu gue kemarin dia cerita di grup udah kayak orang kesetanan."

Alena semakin mengerang kesal. Ia menutup wajahnya, merasa menyesal.

"Lo ngomong apa aja sama dia?"

"Ga banyak sih."

Alena menyembunyikan percakapan mereka waktu itu

Tak ada yang Iqbal katakan setelahnya, ia bukan spesialis memaksa orang berbicara. Tapi informasi ini sepertinya perlu diberitahukan ke sahabat-sahabatnya. Mungkin dia akan minta bantuan dari Keysha.

"Ah ya, gue denger kemarin guru Keysha ternyata salah satu dari mereka?" Alena menghadap Iqbal dengan serius.

"Hm."

"Terus?"

Iqbal terdiam, tak ada jawaban. Lalu apa?

"Sebaiknya lo mulai stop dekat-dekat mereka." Tanda bahwa Iqbal tak ingin membahas Keysha, Alena mengangguk.

Sedangkan Iqbal masih berkutat dengan pikiran-pikiran yang menyerangnya. Tak ada yang bisa ia pikirkan, ia kehabisan akal apa yang sebenarnya lima lelaki itu rencanakan. Helaan nafas kasar keluar dari mulut Iqbal. Ia memutuskan untuk tetap berada di samping gadisnya dan mempercayai Keysha.

****

Beberapa hari telah berlalu setelah insiden yang menimpa ketiga gadis itu. Anehnya, tidak ada gerakan aneh dari kelima laki-laki itu. Yang tetap berada di depan mata adalah Yuda dan Daniel, Marlin dan yang lain tetap menyembunyikan diri.

Edgar dan Iqbal sudah berwaspada sejak beberapa hari yang lalu. Namun yang membuat mereka geram adalah tidak adanya tingkah laku yang aneh. Bahkan kedua laki-laki itu melaksanakan tugas dengan baik. Yuda benar-benar membantu SMA Tulip untuk bangkit, dan Daniel membantu Keysha dalam akademis.

Alvino mengerutkan keningnya, "Sumpah ini aneh, gak usah neko-neko. Aneh banget ini."

Kedua sahabatnya hanya diam. Mereka seakan terlarut dalam pikiran sendiri. Iqbal menghela nafas, "Mungkin mereka ingin kita lengah. Kita menganggap sekarang tidak ada apa-apa, tapi suatu saat nanti mereka akan bergerak tanpa sepengetahuan kita."

Terdengar kekehan, "Menurut lo apa yang bisa mereka lakukan?"

Iqbal melirik Edgar sinis, "Lo lupa botol kaca yang hampir kena wajah lo saat lo minta keluar dari kumpulan?" Edgar membalas kalimat Iqbal dengan gerangan kesal.

Minuman kaleng yang tinggal setengah itu diambil oleh Alvino, ia habiskan dalam seteguk kemudian menatap Iqbal serius, "Trus? Lo mau kita tetep begini terus padahal gak ada yang dikhawatirkan? Lo bahkan gak tahu apa motif mereka."

"Alena ketemu Marlin dan berbincang sebelum semua ke'normal'an ini terjadi. Pasti ada sesuatu. Gue udah bilang ke lo kan? Cari tahu tentang apa yang mereka bicarakan."

Kaleng kosong itu tiba-tiba terlempar ke lantai, menimbulkan suara yang keras. "Gue udah tanya, dan hasilnya seperti yang gue bilang kemarin, mereka cuma saling melempar pertanyaan tapi gak ada jawaban!"

INELUCTABLEWhere stories live. Discover now