16.10. 28 Mei 2005. Sabtu.

73 12 0
                                    

— 12:18

Alice sudah menunggu di halte. Karena hari ini akan pulang, maka ia pamit untuk berpisah dengan Aye dan Mook yang memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu.

Arm yang tidak memiliki kelas hari ini, sudah mengabarkan berangkat dari rumahnya sekitar 15 menit yang lalu. Namun belum juga sampai.

Tak lama, Arm menampakkan dirinya dengan pakaian rapih. Menggunakan kemeja dan celana jeans panjang serta sepatu. "Rapih amat mau kemana?" Sapa Alice sambil menerima helm yang diberikan oleh Arm.

Arm hanya menatap malas, dan dibalas tawa oleh Alice.

Alice dan Arm sampai di pekarangan sebuah rumah setelah menempuh perjalanan hampir 45 menit. "Jauh ya?" Tanya Alice sembari menyerahkan helmnya ke Arm. Arm hanya menggeleng.

"Ayo masuk" ajak Alice.

"Bu..." panggil Alice dari depan rumah sambil membuka sepatunya. "Ibu lagi ke warung" jawab salah satu adik Alice dan menyalami Alice yang baru sampai. Alice mengangguk.

"Ayo masuk" Arm yang berdiri dibelakang Alice ikut membuka sepatunya dan masuk ke dalam rumah.

"Duduk sini. Gue ambil minum dulu ya" ucap Alice dan masuk ke dalam rumah, Arm menurut untuk duduk di ruang tamu tumah Alice.

"Siapa kak?" Tanya Amitsa, adik Alice yang melihat Alice membawa teman laki-laki kerumah. Alice hanya menaikan bahunya sambil menyiapkan minum di dapur.

"Eh ada tamu" ucap Ibu yang baru masuk ke dalam rumah. Arm yang melihat Ibu langsung menyalimi tangan Ibu.

"Temennya Alice?" Tanya Ibu yang ikut duduk. "Iya tante" jawab Arm.

"Panggil Ibu aja. Ibu ga biasa dipanggil tante sama orang" jawab Ibu

"Alice pulang? Udah dibikinin minum belum?" Tanya Ibu ke Arm.

"Iya Bu. Itu tadi Alice katanya lagi ambil minum"

Alice kembali dari dapur dan meletakan minuman ke hadapan Arm. Kemudian ia menyalami tangan Ibu dan memeluk Ibu, sudah lama Alice tidak pulang.

"Bu bapak mana?" Tanya Alice.

"Bapak nyupirin Pak Lucky ke Semarang" jawab Ibu.

"Oh iya Bu. Ini Arm" Alice tidak memperkenalkan siapa Arm, ia hanya menyebutkan namanya.

"Oh namanya Arm. Maaf ya nak Arm kalau rumahnya Alice jelek." Ucap Ibu.

"Ngga bu gapapa gapapa. Seneng kok bu Arm disini" jawab Arm panik.

"Ck. Ga usah dengerin Ibu Arm, ibu emang suka merendah" jawab Alice dengan santainya.

Ibu masuk kedalam untuk merapihkan belanjaannya, dan menyisakan Arm dan Alice saja.

Alice memulai cerita mengenai keluarganya "Ya gini rumah gue. Ibu tuh buka jasa cuci di rumah. Bapak supir perumahan elit sebelah. Adik gue Amitsa yg tadi nyapa kita dia kelas 3 sma, cuma beda 1 tahun sama gue. Terus gue punya ade laki-laki namanya Smith dia kelas 1 sma, sama satu lagi Mita kelas 2 smp."

Arm mengangguk. Mungkin hal ini lah yang selama ini Alice selalu menyebutkan bahwa Arm tidak mengetahui tentang dirinya. Alice lahir dari kelurga yang sangat sederhana. Semua orang dikeluarga ini harus bekerja hanya untuk kehidupan sehari-hari. Tidak ada kemewahan.

"Alice, kamu sama nak Arm udah makan?" Tanya Ibu.

"Belum bu." Jawab Alice. "Ayo makan" Alice mengajak Arm untuk berdiri dan mengambil makan.

Karena semua di rumah sudah makan, Alice dan Arm makan di ruang tamu kembali. Ibu menghampiri mereka yang sedang makan untuk membawakan minuman lagi.

Married (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat