16.01. 18 April 2005. My first sight.

162 12 0
                                    

Mungkin bagi sebagian orang, cinta pada pandangan pertama hanya omong kosong, namun itu tidak bagi Arm. Baru saja, ia seperti menemukan oasis di padang gurun, atau bertemu abang cendol dipanasnya Jakarta, ia menemukan cintanya pada pandangan pertama.

— 13:02

Cuaca di Jakarta hari ini sangat panas, dan Arm sedang berdiri sendiri mencari rombongan fakultasnya dihari terakhir ospek Universitas.

Sepertinya, ia terpisah dari rombongan karena habis ikut mengantri di Toilet.

Arm sedang menyusuri beberapa langkah kedepan, berharap bertemu dengan seseorang atau teman yang bisa memberikan arah untuk berkumpul dengan rombongan fakultasnya.

Langkah Arm terhenti, ketika ia melihat seseorang yang sepertinya sama dengannya, terpisah dari rombongan.

Oh iya, setiap mahasiswa baru akan dipasang tali berwarna sesuai dengan identitas fakultasnya. Untuk Arm yang berasal dari Fisip, Arm dipasangkan tali berwarna oranye di lengan kanannya.

Hal pertama yang menjadi perhatian Arm adalah tali yang terikat di lengan perempuan itu, dan tali itu berwarna oranye.

"Nah, anak fisip" bisik Arm dalam hati.

Dengan perasaan lega, Arm melangkah maju untuk menyapa wanita yang berdiri menyamping, dengan niatan untuk mengajaknya mencari rombongan fakultasnya.

Baru mau mulai melangkahkan kakinya, wanita itu menoleh ke Arm dan seperti terkena sihir, Arm merasa seperti ada yang menahan kakinya untuk tetap melangkah. Ia terpaku, dengan jantung yang berdegup sangat cepat.

1.. 2.. 3...

Arm menghitung dalam hatinya. 3 detik, ia hanya butuh 3 detik untuk jatuh cinta dengan wanita itu.

Tepat didetik ke 3, wanita itu kembali memalingkan wajahnya dan saat itu juga, terdengar samar-samar seseorang memanggil dari kejauhan.

"Arm" panggil dari Tay membuyarkan lamunan Arm. "Lo ngapain di sini? Dicariin ayo" Tay menarik Arm yang mematung, yang tidak bisa mengalihkan pandangannya ke wanita itu.

"Lo kenapa sih?" Tay bertanya di tengah-tengah perjalannya ke lapangan belakang. "Tay, gue ngeliat malaikat barusan. Dan dia sefakultas sama kita. Pake tali oren juga." Ucap Arm.

"Hah lo kesurupan ya kebanyakan bengong. Mana ada si malaikat kuliah. Mana si?" Tay secara otomatis menengok kebelakang dan mencari wanita yang Arm sebutkan barusan.

"Lo jangan nengok ke belakang, nanti dia ngeliat" Arm menarik Tay yang menjinjit-jinjit penasaran dengan wanita itu.

— 13:21

"Tay. Cewe yang tadi berhasil kesini ga ya? Soalnya dia kayaknya kesasar juga" tanya Arm yg duduk bersila, menarik punggung Tay agar mendekat.

"Pasti lah. Pasti kakak-kakak ini juga nyariin kalau belum lengkap" jawab Tay menengok.

Arm mengamati sekitar dan tidak menemukan wanita itu. Sampai akhirnya kegiatan di mulai tepat pukul 13.30, Arm masih belum melihatnya.

Ah, mungkin salah lihat

Itu yang Arm pikirkan. Setelah seharian ini berkumpul dengan murid sefakultasnya, Arm masih belum dapat menemukan wanita itu. Arm berpikir mungkin wanita itu tidak menggunakan pita oranye dan Arm salah melihatnya. Atau wanita itu tidak bisa menemukan tempat perkumpulan ini jadi tidak ikut. Entahlah. Arm hanya bisa mengacak rambutnya sendiri setelah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Married (END)Where stories live. Discover now