44. 29 Juli 2021. Liburan part 1.

376 15 0
                                    

Sebenarnya, mana ada suami yang tega meninggalkan istri hamil besar di rumah, tapi si suami malah asik liburan. Tapi Alice dengan kekeuh-nya menyuruh Arm untuk pergi, karena kalau si bayik udah lahir, ga akan ada kesempatan untuk liburan kan?

— 20:08

Arm masih duduk di sofa, sambil mainin perut Alice yang buncit sebesar bola basket; "Beneran gapapa?" tanyanya lagi. Arm sudah mengulang pertanyaan ini sekitar 10 kali.

"Nanya sekali lagi aku larang ya" jawab Alice kesal.

Arm masih dengan dilemanya. 2 hari lagi ia akan pergi, cuma seminggu tapi rasanya kayak ninggalin Alice dalam waktu lama.

"Pokoknya kalau kenapa-kenapa kasih tau. Aku bakal cepet-cepet pulang" masih dengan nada lemasnya.

"Kamu mau liburan kok ga semangat si?"

"Ya gimana mau semangat kalau kamu hamil segede ini"

Sebenarnya rencana perjalanan ini sudah direncanakan sejak tahun lalu. Arm, Off dan Tay memang kadang liburan hanya bertiga, atau juga mengajak pasangan masing-masing.

Baru di Agustus besok rencana mereka bisa terealisasi. Selain karena urusan kantor yang harus benar-benar diselesaikan agar bisa ditinggal, faktor pemberat Arm ada pada Alice yang waktu hamil muda kehamilannya lemah. Baru hamil tua ini Arm berani-beraninya dengan tega meninggalkan Alice seminggu.

"Mau kapan lagi coba kalau ga berangkat besok? Mumpung HPL si bayik masih 8 minggu lagi. Kalau udah deket-deket pasti aku larang" Alice masih mencoba menenangkan Arm.

"Nanti abis lahiran gantian yah aku yang liburan" lanjutnya. Muka Arm panik, Alice hanya tertawa lepas.

Pat keluar dari kamarnya. Dengan muka lecek karena kebanyakan mikir habis belajar kayaknya. Tanpa aba-aba dia langsung duduk di kiri Alice, space kosong karena sebelah kanan sudah diisi Arm. Ngetek ke Bunda adalah jalan ninja Pat jika sedang stress dengan belajarannya.

"Pat. Ayah lusa mau liburan loh" ucap Alice. Yang diajak omong langsung menegakan tubuhnya menatap Arm dengan bingung.

"Kamu jagain Bunda" jawab Arm dengan muka meledek.

"Ih enak aja Ayah liburan Pat di sini jagain Bunda"

"Ya iyalah. Siapa lagi? Mba Inem tukang sayur?"

Sang wasit yang di tengah tengah sudah kehabisan kesabaran "Teng teng teng. Udah" sambil menggerangkan tangannya naik turun.

"Ayah mau ke Bajo, sama om Tay om Off" jelas Alice.

"Ih parah banget Ayah. Orang bunda lagi hamil segede gitu ditinggal" ucap Pat memprovokasi.

"Tuh Bun, mana percaya lah aku ninggalin kamu sama Pat. Yang ada nanti aku pulang diusir karena kamu udah ga kenal sama aku. Kemakan omongannya Pat"

Kalau seperti ini, kesabaran Alice sudah benar-benar habis. Arm dan Pat kalau lagi berantem gini kaya anak seumuran. Ga tau mana bapak mana anak, dua duanya sama sama ga mau kalah. Tapi kalau ilang satu, yang satu nyariin udah kaya keilangan separuh jiwanya.

"Arm mending kamu beresin baju. Mana yang mau dibawa nanti aku yang masukin ke koper. Pat bikinin bunda susu ya nak, nanti Bunda nyusul ke meja makan"

Alice sengaja membuat mereka melakukan kegiatannya masing-masing. Agar berhenti meributkan hal kecil yang lama-lama bisa jadi besar kalau didiamkan.

Pat sudah selesai membuatkan susu untuk Bunda dan menaruhnya di atas meja. Alice menghampiri Pat setia menunggu Alice yang berjalan menuju ruang makan. Rumah ini kecil tapi waktu tempuh Alice dari sofa ke meja makan jadi lebih panjang. Faktor perut kayaknya.

Married (END)Where stories live. Discover now