Arm (33) dan Alice (33) adalah sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 14 tahun. Menikah ketika sama sama masih berumur 19 tahun. Anak semata wayangnya, Patrick (14) adalah alasannya.
Cerita ini akan mengisahkan keseharian pasangan muda dan...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
— 00:12.
Tok... tok... tok... "Bunda..." suara Pat dari balik pintu kamar Bunda dan Ayahnya setelah mengetuk pintu. Hari ini hari yang special untuk Pat, dan Alice tentu sudah berhenti menangis setelah melihat Anak dan Ayah bertengkar di grup pesan barusan.
"Masuk, Sayang", kemudian Pat membuka pintu setelah mendapat izin untuk masuk. Tidak, Pat tidak canggung dengan kedua orang tuanya. Namun, dikarenakan ini sudah tengah malam, Pat takut mengganggu waktu 'kencan' bunda dan ayahnya di kamar sehingga ia mengetuk pintu terlebih dahulu.
Pat masuk membawa guling kesayangannya, guling yang tidak bisa ia tinggalkan pada waktu tidurnya. Jika tidak ada guling tersebut, Pat tidak akan bisa tidur.
Alice menggeser tubuhnya ke tengah, memberikan space untuk Patrick tidur.
"Kok Pat ga tidur ditengah sih? Kan Ayah juga mau tidur sama anak bayi Ayah", gerutu Arm yang melihat Pat memposisikan dirinya di sisi paling kanan.
"Ngga mau, Pat ga mau tidur ditengah. Pat mau tidur, pagi ini Pat masih sekolah dan pasti Ayah ga akan berenti isengin Pat" jawab Pat yang sudah memposisikan dirinya memeluk Alice.
