8. Arm and Alice 's Family

243 28 2
                                    

— Alice and Her Family

Alice tidak lahir dari keluarga berada, semuanya serba harus diperjuangkan bahkan hanya untuk hidup. Bapak bekerja sebagai supir konglomerat di perumahan elit sebelah, dan ibunya membuka jasa cuci pakaian di rumah.

Menurut Bapak, sudah lulus SMA sudah cukup. Alice hanya perlu mencari pekerjaan setelah lulus SMA dan membantu Bapak untuk menjadi tulang punggung keluarganya. Namun takdir berkata lain, untuk anak berprestasti seperti Alice, guru-guru membantunya untuk mendapatkan beasiswa hingga Alice bisa melanjutkan pendidikannya dan berkuliah di Universitas ini, dimana ia dipertemukan oleh suaminya sekarang.

Alice memiki 3 adik yang masih bersekolah, masih banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh sang ayah yang hanya seorang supir pribadi. Dengan begitu, Alice bekerja part time di tempat les menjadi guru bimbingan belajar, menjadi asisten dosen, menjadi asisten laboratorium, hingga menjadi penjaga perpustakaan.

Setidaknya, dari uang hasil kerjanya itu, Alice bisa memberikan jajan untuk adik-adiknya dan menyewa sebuah kamar kosan untuk dirinya di dekat kampus.

Bapak adalah sosok yang keras, kekurangan ekonomi yang dihadapi membentuk Bapak menjadi orang tua dengan cara mendidik yang keras. Dulu Alice tidak mengerti mengapa Bapak selalu pulang dengan wajah marah, ketika ia dan adik-adiknya malah asik menonton tv di saat jam belajar sebelum tidur. Atau Bapak akan marah jika anak-anaknya malah asik bergurau ketika sudah duduk dimeja makan.  Namun semakin besar Alice semakin mengerti mengapa Bapak selalu mendidik dengan keras, untuk membentuk mentalnya dan mendidik agar tidak berakhir seperti kedua orang tuanya.

Setelah kejadian ini, hubungan Alice dan bapak merenggang. Bapak berusaha menghindari Alice, dan Alice masih merasa bersalah terhadap bapaknya.

— Arm and His Family

Arm lahir dikeluarga yang cukup berada, dan ia adalah anak satu-satunya dari keluarga Chansook. Ibunya seorang guru Piano dan Ayahnya seorang pekerja di sebuah perusahaan. Tidak ada yang spesial.

Seperti keluarga biasa pada umumnya, Arm senang bercerita kepada kedua orang tuanya saat makan pagi dihari minggu, atau saat makan malam bersama keluarga dan Alice di hari Sabtu. Karena jadwal kosong Alice hanya malam minggu saja.

Setelah menikah, Alice dan Arm tinggal dirumah orang tua Arm sebelum memutuskan untuk menyewa sebuah rumah didekat kampus. Mamanya sangat menentang awalnya, karena Alice sedang hamil dan tidak mungkin untuk mereka hanya tinggal berdua. Namun Arm sangat ingin hidup mandiri untuk keluarga kecilnya, meskipun hanya bergantung dari uang partime Alice sebagai asisten dan uang dari Freelance Arm sebagai designer beberapa produk pakaian.

Married (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon