"Itu siapa ya?" batin Keana.

•••

Pip pip pipp

"Ma, Pa, Keana pergi dulu ya! Temen-temen Keana udah ada di depan."

"Oke, hati-hati ya sayang! Jangan lupa bilang makasih buat Naysa, beruntung dia bisa antar kamu ke sekolah hari ini. Soalnya Mama sama Papa harus berangkat ke luar kota hari ini."

"Iya Ma, Mama dan Papa juga hati-hati ya disana. Mama nginapnya tiga hari kan?"

"Iya sayang, udah sana kamu cepat ke depan. Kasihan mereka udah nunggu."

Keana lalu masuk ke dalam mobil. Mereka berenam memutuskan untuk berangkat bersama menggunakan mobil Naysa dengan dikendarai oleh sopir pribadi Naysa.

"Daritadi nunggunya?" tanya Keana pada teman-temannya.

"Enggak juga," balas Naysa.

Keana menatap dengan seksama pagar rumahnya, tempat dimana sosok lelaki berhoodie hitam itu berdiri tadi pagi. Keana masih merasa was-was terhadap kejadian waktu pagi tadi.

"Lo kenapa, Na?" tanya Kayla yang melihat Keana sedari tadi memandangi pagar rumahnya yang mulai menjauh.

Semua sahabatnya refleks menatap ke arah Keana.

"Eh? Nggak apa-apa kok. Gue cuma ngelihat-lihat rumah gue ternyata bagus juga hehe," ucap Keana dengan cengirannya.

Rika memutar bola matanya, "Gue kirain lo kenapa-napa."

"Kalo gue kenapa-napa emangnya kenapa? Kalian khawatir ya? Ciee makasih manteman gue tau kok kalian sayang sama gue."

"Idih, gue takutnya siapatau lo kesurupan. Kan yang ribet kita jadinya," tukas Rika membuat yang lain tertawa.

•••

Mereka berenam akhirnya sampai di sekolah. Mereka melangkahkan kakinya menuju kelas. Banyak pasang mata yang melirik-lirik takjub. Jarang mereka bisa melihat Keana dan teman-temannya ke sekolah bersama seperti ini.

Dalam perjalanan, mereka sesekali di sapa oleh adik kelas, kakak kelas, maupun teman sesamanya. Mereka berenam saat ini menduduki kelas 11 SMA. Di sekolah ini, kebanyakan siswa-siswi memiliki sikap yang sopan, baik, dan tak suka mencari masalah. Jadi baik kakak kelas maupun adik kelas saling akur dan damai.

"Hello epribadehh! Say good morning to me!!" seru Keana saat memasuki kelas.

"Wow! Enam gadis cantik akhirnya dateng juga yee," sahut Daniel, si ketua kelas.

"Oi Kang Daniel! Mabar yok!" ajak Rika tiba-tiba.

"Kuy gass! Yok Sela lo mau ikut nggak?" tawar Daniel pada Sela.

"Iya," balas Sela singkat.

"Asekk anak gamer ngumpul nih! Mumpung belum bel gue pengen ngeliat kalian main deh," tutur Keana.

Setelah agak lama bermain game, akhirnya bel tanda masuk pun berbunyi. Semua siswa yang ada di sekolah itu pun mulai memasuki kelas mereka dengan tertib.

Tuk tuk tukk

Suara langkah kaki semakin terdengar membuat seluruh siswa yang ada di kelas XI IPA 1 itu merasa was-was karena kelas mereka akan dikunjungi oleh kepala sekolah. Maklum, kelas favorit.

Ceklek

"Assalamualaikum dan salam sejahtera bagi kita semua anak-anak!" sapa Pak Darwin, kepala sekolah SMA Rimbajaya.

"Waalaikumsalam, pakk!" sahut para siswa muslim serentak.

Di sekolah ini memang terdiri dari beberapa siswa-siswi yang berbeda agama. Ada yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun mereka berbeda agama, namun toleransi di sekolah ini sangat tinggi. Hal itu membuat sekolah ini menjadi sekolah yang terkenal dan favorit.

"Baik, disini bapak akan memperkenalkan kepada kalian dua guru baru. Dua guru yang bapak utus untuk mengajar disini selama beberapa bulan. Kenapa saya memilih mereka? Saya memilih mereka khusus karena beberapa hal. Mereka juga merupakan mahasiswa dan calon guru yang sukses nantinya! Ya, kita doakan saja ya anak-anak."

Perkataan kepala sekolah itu membuat seisi kelas penasaran.

"Oke silakan masuk, nak!"

Seorang mahasiswa lelaki dan perempuan tinggi kini memasuki kelas XI IPA 1 tersebut. Seketika suasana menjadi hening. Beberapa siswa fokus ke guru baru lelaki tersebut dan beberapa siswa lainnya fokus ke guru baru perempuan. Guru baru tersebut saat ini memakai masker sehingga para siswa bingung untuk mengetahui wajah mereka.

Guru baru bergender wanita itu mengerti maksud dari tatapan bingung para siswa dan lantas membuka maskernya diikuti dengan guru lelaki tersebut. Saat mereka telah membuka masker, semuanya terkejut dan kagum. Wajah guru baru mereka sangatlah cantik dan tampan.

Lain dengan Keana yang merasa tidak asing dengan wajah guru lelaki tersebut. Kayla pun juga merasa familiar dengan wajah kedua guru tersebut.

Keana dan Kayla lalu saling bertatapan mata. Mereka berdua tidak berbicara, namun mereka berdua tahu apa maksud dari tatapan mata yang mereka lontarkan masing-masing. Ya, itulah mereka. Sahabat sejati. Mereka bisa berkomunikasi meski melalui tatapan mata.

•••

Haloo semua! Gimana kabar kalian?

Btw setelah aku pertimbangin, aku akhirnya pengen ganti judulnya, dan judul barunya itu "Mystery In The Story"

Jangan lupa follow, vote, comment, dan share juga ke temen-temen kalian ya! ☺

Thanks and see you! <3

revisi: Thursday, 21 April 2022

Keana's Life GameTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon