1. Juragan

212 19 1
                                    


Auri Maila Samara ialah pemilik sebuah warung makan terkenal yang berada di lokasi strategis. Di antara gedung perkantoran yang menjulang tinggi. Warung makan miliknya selalu ramai pengunjung terutama saat jam makan siang. Maila meneruskan usaha turun-temurun yang diturunkan dari mbah buyutnya ke neneknya dan langsung ke dirinya. Ibunya yang menikah dengan pria berdarah Chicago-Bintaro yang lebih fasih menggunakan lu-gua daripada you love me, menolak untuk meneruskan usaha leluhurnya. Mpok Endah, yang meskipun berdarah campuran Tegal-Brebes tapi telah tinggal di kampung betawi sejak jaman dirinya masih belum dibuat, lebih memilih jadi ibu rumah tangga daripada turun tangan ke warteg warisan keluarganya.

Jadilah, sedari kecil Mbah Rati sering mengajak Maila ke wartegnya supaya Maila tertarik untuk meneruskan usahanya itu. Dan hal itu memang menunjukkan hasil yang tidak sia-sia, karena cucu pertamanya itu mau dan mampu meneruskan usaha warisan dari orangtuanya, meski Mbah Rati sendiri hampir pingsan kala pertama kali menginjak ke warteg yang telah dirombak total oleh Maila. Dalam bayangan Mbah Rati, Maila sengaja mengganti konsep jualan mereka dengan merubah suasana warung menjadi ala restoran ditambah beberapa sajadah besar di dinding, yang menurut simbah, bisa dipinjam untuk jamaah shalat id di lapangan.

Namun, semua itu tertepis kala dengan perlahan dan penuh kesabaran ekstra, Maila menjelaskan konsep warung makannya. Yakni, warung makan tradisional dengan kemasan modern. Hingga akhirnya Mbah Rati pun luluh lalu menyerahkan seluruh tanggung jawab usahanya pada Maila.

WATEMAKI.

Tak sedikit yang mengira warung makan milik Maila merupakan resto khas Jepang, bila dilihat dari namanya. Padahal, Watemaki bukan diambil dari bahasa Jepang, melainkan kepanjangan dari Warung Tegal Masa Kini. Ya, dengan pemilik gesrek macam Maila, tidak mengherankan bila warung dengan menu khas Tegal itu mempunyai nama menjurus ke Jepang dan memiliki nuansa ala restoran Turki.

Gubraknya bukan main.

Membuat orang-orang tak habis membicarakannya hingga dua hari setelah mereka pertama kali masuk ke Watemaki. Salah satu strategi bisnis yang dilancarkan Maila dan otak gesreknya.

Maila sendiri bukan gadis kemayu yang kalem-kalem menghanyutkan. Sebaliknya, gadis berparas mirip neneknya yang asli Chicago berusia seperempat abad dan berhijab itu gesreknya bukan main. Ia sering membanyol dengan para pelanggan di kala warung makannya tengah ramai pengunjung. Kebanyakan dari mereka merasa terhibur dengan kelakuannya, hingga tak jarang beberapa orang sampai tersedak karena tertawa saat menelan. Alhasil, Maila kerap disangka sebagai pelawak yang sengaja disewa pemilik warung makan untuk menghibur pelanggan oleh pengunjung baru. Meski begitu, Maila tak pernah ambil pusing. Yang penting orang senang makan di Watemaki, dan akan mengunjunginya lagi esok dan esoknya.

***

"Mai, bentar lagi mangsa lo ke sini. Lo nggak mau beraksi?" tegur Handi, selaku asisten Maila yang merangkap kepala warung.

Bukan rahasia lagi, Maila akan selalu turun tangan membuatkan menu favorit untuk pelanggan kesayangannya. Sesibuk apapun dirinya, ketika mendekati jam makan siang, dia akan bergegas ke dapur guna membuat telur dadar spesial untuk seseorang yang hampir satu tahun ini menjadi pelanggan Watemaki.

Rezi, namanya. Seorang pemuda tampan dari kota kecil di Jawa Tengah yang gaungnya telah terdengar sampai Ibukota. Tak jarang Maila mendengar beberapa teman dan pelanggannya membicarakan kota sejuk itu. Sebelumnya, Maila tak pernah ambil pusing ataupun ambil bagian setiap temannya berdiskusi tentang rencana untuk berlibur ke Wonosobo. Namun, semenjak mengenal Rezi dan memutuskan menjadikan pemuda itu sebagai mangsanya, Maila merupakan manusia paling rajin mencari info tentang Wonosobo. Dari asal-muasal, sejarah berpuluh-puluh tahun lalu hingga informasi terkini, yang ia dapatkan dari akun khusus informasi seputar Wonosobo yang ia ikuti. Bahkan Maila mulai belajar membuat makanan khas Wonosobo, yakni mie ongklok.

nona gesrek dan pemuda patah hatiWhere stories live. Discover now