31. Persiapan Ngunduh Mantu

38 12 1
                                    


Pada akhirnya Maila menyerah membujuk sang suami agar mengajaknya pergi bulan madu. Resikonya terlalu besar baginya yang sama sekali belum siap itu.

Walau begitu, ia tetap merasa sebal dan menganggap Rezi sebagai suami yang menyebalkan, yang kemudian dibalas Rezi dengan mengatakan bahwa Maila merupakan istri jahat yang tidak pengertian pada suaminya. Untuk tuduhan itu, Maila jelas tidak terima. Lemparan bantal mengenai tepat di wajahnya menjadi ganjaran bagi Rezi atas ucapannya.

"Gue lupa, kalau gue nikah sama wanita. Sedangkan wanita itu selalu benar," Rezi bermonolog sewaktu mengembalikan bantal ke ranjang.

Untuk mengalihkan kekesalannya, Maila mencoba menyibukkan hari-harinya. Yang mana ia tak perlu terlalu berusaha, sebab, persiapan ngunduh mantu yang akan diselenggarakan sebentar lagi itu telah menyita perhatian dan pikirannya.

Persiapan di Wonosobo tentu tak terlalu memusingkannya, karena mertua dan iparnya yang telah mengurus semua itu. Dirinya hanya dimintai pendapatnya mengenai gaun, dekor dan menunya saja. Selain itu, semua sudah ada yang mengurus. Justru, keluarga besarnya yang akan datang ke Wonosobo itulah yang memusingkannya. Dari membuat baju seragam -yang tentunya tidak berguna karena dari pihak Rezi telah menyediakannya- hingga rencana menyewa bus besar.

Oke. Untuk hal itu memang sesuai anjuran agar mengurangi jumlah kendaraan di jalan dan tentunya mengurangi polusi udara. Namun, dengan adanya rencana mereka yang akan berlibur ke Dieng, maka datang ke Wonosobo dengan bus besar dinilai kurang fleksibel. Maila yang pernah ke Dieng sebelumnya tahu betul bahwa jalanan ke sana tak bisa dilalui dengan bus besar. Yang ada, mereka akan merepotkan tuan rumah untuk mencarikan rental mobil atau bus kecil. Padahal, keluarga Maila semuanya punya kendaraan pribadi. Dan tolong, keluarga besar Maila sejatinya tidak sebesar itu yang harus menyewa bus besar segala. Maila paham betul, fungsi bus besar itu bukannya untuk membawa penumpang manusia, melainkan penumpang koper-koper yang telah keluarganya siapkan layaknya hendak pergi keliling Eropa satu bulan.

"Nggak usah neko-neko bisa nggah, sih? Malu, Mi, sama keluarga Rezi. Mereka ke sini aja nggak heboh, masa kita ke sana kayak orang mau pindahan," tegur Maila pada saat keluarga besarnya tengah berkumpul demi membicarakan kepergian mereka ke kota besan.

"Kan, mereka ke sini cuma buat menghadiri pernikahan kalian doang. Sedangkan kita ke sana sekaligus buat liburan. Ya, wajar dong kalau kita bawa barang lebih banyak," nCing Celine, adik bungsu Babe Mardi berpendapat.

"Ya, tapi nggak sebanyak itu juga, nCing. Nggak masuk akal banget liburan beberapa hari doang bawa koper sepuluh. Ini nCing nggak berencana buka lapak 'kan di Dieng sana? Pedagang luar Dieng dilarang buka lapak di sana, nCing," curiga Maila yang mendapat pelototan dari sang bibi. Sedangkan di sebelahnya, Sera sudah terpingkal dalam diam.

"Sembarangan! Mentang-mentang Encingmu ini juragan baju di Tanah Abang, sekate-kate lu kata gua mau jualan," omel nCing Celine.

"Ya kali, biasanya mah nCing gitu. Bawa koper banyak isinya baju dagangan. Ntar promosi terselubung ke orang-orang. Tau-tau, pas pulang tuh koper udah kosong lima aja," kali ini Sera yang menimpali.

"Itu namanya strategi marketing. Namanya orang bisnis, kudu pinter promosi di mana pun kapan pun. Mangkanya, nCingmu ini bisa jadi salah satu juragan terbesar se-Tanah Abang."

"Bukan se-Tanah Abang, Mbak. Se-blok doang aslinya mah," bisik Sera pada sang kakak.

"Hooh, percaya gue," sahut Maila terkikik.

"Hush!" tegur Rezi mencubit pinggang istrinya pelan. Wajahnya kentara sekali terlihat geli mendengar ledekan Sera.

Maila tak merespon, karena ia mulai sibuk membantah argumen-argumen dari para bibinya serta sepupunya yang punya pandangan sama. Sebelum keadaan menjadi ricuh, Babe Mardi sang tetua di keluarga telah turun tangan menengahi. Pada akhirnya diputuskan mereka akan datang menggunakan mobil milik sendiri. Dan tentu saja, Maila serta Rezi akan berangkat beberapa hari lebih awal daripada yang lainnya.

nona gesrek dan pemuda patah hatiOnde histórias criam vida. Descubra agora