Tiga puluh satu

951 110 11
                                    

Ia langsung menghampiri lisa setelah dokter keluar. Ditatapnya tubuh yang sedang berbaring itu dengan mata yang sembab karena, sedari tadi ia menunggu operasi selesai dengan air mata yang terus keluar.

"Jangan pergi sekarang, tolong berjuanglah untukku"
Ia tak sanggup melihat lisa terbaring dengan alat penopang hidup menempel dibadannya.

Ia menunduk, air matanya mengalir membasahi pipinya. Bodoh, memang itu kata yang tepat untuk dirinya. Semua ini karena dirinya, seharusnya ia bersikap lebih dewasa. Ia menggenggam tangan lisa yang terpasang infus. Tangan yang dulu hangat sekarang dingin dan lemas. Ini membuatnya sangat rapuh, bagaimana bisa ia membencinya setelah bertemu, padahal dihatinya masih ada ukiran nama seorang Lalisa manoban.

"Maafkan aku lisa, ma-maaf. Tolong buka matamu hiks-hiks, aku masih mencintaimu lalisa. Buka matamu tolong, aku janji kita akan seperti dulu saling mencintai. Tolong buka matamu, aku sekarang disini. Aku akan bersamamu apapun yang terjadi jadi tolong buka matamu lisa. YA LALISAaaa..."
Jennie menangis hingga tersedu sedu. Bagaimanpun ia masih menaruh nama lisa dihatinya.

Ia menggenggam tangan lisa lalu menempelkannya didahi. Lalu berjanji pada dirinya sendiri didalam hati. Ia berjanji setelah lisa sadar, ia akan terus berada disisinya meskipun jika lisa sadar lalu membencinya, ia akan selalu mencintainya apapun keadaannya. Dengan mulutnya yang terus mengatakan.
"Maafkan aku, jangan pergiii.."

Jujur semua yang ia katakan kepada lisa tentang ia membencinya dan penyesalan bertemu dengannya itu adalah kebohongan yang buruk. Yang benar terjadi adalah, ia takut ditinggalkan lagi, ia takut menangis lagi karena kehilangan seseorang, dan ia takut tak bisa hidup selama dengan lisa.

Tiba tiba tangannya digenggam, dan ia ditarik keluar secara paksa. Ia tak tahu siapa dia, seorang laki laki. Laki laki itu menarik jennie keluar kamar lisa dan mendorongnya hingga terjatuh. Semua orang dilorong hanya melihat kedua orang tersebut.

"Jangan datang kesini lagi. Karenamu lisa menjadi koma"
Ucap laki laki itu dengan tegas. Namun, jennie kembali bangkit dan ingin kembali menemani lisa, dan laki laki itu kembali mendorong jennie hingga jatuh.

"Tolong biarin gue nemenin lisa"

"Setelah kamu menolak dan menjauhinya sekarang kamu pengin nemenin lisa? Dunia ini bukan milik kamu"
Laki laki itu pergi kekamar lisa dan segera mengunci pintunya.

Jennie kembali bangkit dan mencoba membuka pintu kamar lisa tapi tak ada gunanya. Pintu kamar dikunci dari dalam. Tangisnya kembali datang, ia tak bisa melakukan apa apa selain menangis.

Semua mata memandang jennie, ini terasa sangat menyedihkan baginya. Duduk dengan menundukan kepalanya berharap semuanya akan baik baik saja saat ia mengangkat kepalanya. Terdengar engsel pintu yang terbuka, jennie mengangkat kepalanya dan benar orang yang menarik jennie paksa itu keluar. Jennie langsung saja berdiri dan ingin masuk kedlaam kamar lisa. Tapi tetap saja laki laki itu menahan lengannya.

"Ini peringatan terakhir, jangan masuk kedalam"
Peringatan itu tak digubris oleh jennie.

"Gue ga kenal lu siapa, dan gue tetep mau masuk kedalam"
Jennie berusaha melepaskan genggaman laki laki itu. Tapi, yang terjadi ialah jennie didorong hingga terjatuh kelantai.

"Dua tahun dia gelut sama dirinya sendiri. Dua tahun lisa berusaha melupakan cinta pertamanya, itu kamu jennie kim. Dia ngelakuin semua itu demi keselamatan kamu, kebebasan kamu. Dan sekarang dia sampai seperti ini juga gara gara kamu"

"MINGGIR LU BANGSAT"
Jennie tak tahan dengan ocehan laki laki itu yang seakan dirinya tidak tahu cara berterima kasih.

"Aku ga mau dia nyiksa dirinya sendiri setelah pergi meninggalkanmu"
Mata laki laki itu seketika menjadi sendu.
"Aku sayang sama lisa, tolong pergi demi dia"

The Secret Psyco (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang