Lima belas

2.3K 212 2
                                    


Suara musik mengalun mengisi semua ruangan klub,lampu remang remang menjadi pencahayaan mereka ditengah tengah menikmati kenikmatan alkohol,jalang,dan juga kesedihan.Tentu semua orang disini hanya ingin menuangkan segala kericuhan hidupnya dengan bersenang senang yang tiada duanya.Memilih tempat duduk dipojokan adalah cara untuk menikmati akhirnya hari dengan botol botol alkohol diatas meja,ini sudah botol ketiga yang ia minta dan akalnya pun sudah hilang disapu arus alkohol namun,nikmatnya alkohol membuatnya ingin tambah lagi.

"Tambah lagi woy"
Ucapnya teler,tangannya mengangkat botol yang telah kosong berharap seseorang membawakannya lagi.

Rose yang tepat disamping gadis teler itu hanya bisa mendengarkan ucapan alam bawah sadarnya dan juga menuruti kemauannya namun tidak kali ini,ia sudah memberikannya tiga botol alkohol yang sudah dihabiskan sendirian tanpa berbagi dengan rose sedikitpun.Mungkin ini waktu yang tepat untuk membawanya pulang setelah meracau seperti kehilangan cinta pertama.

"Kita pulang sekarang aja ya"

"Rose,gue masih pengin disini hey"
Rose tidak merespon apapun yang dikatakannya,ia terus memapahnya hingga ke area parkiran mobil.

Pintu mobil rose buka dan mendudukan orang yang setengah sadar itu duduk di kursi depan.Tanpa sadar salah satu tangannya masih terkalung di leher milik rose,dan itu membuat wajah mereka begitu dekat.Menatap mata yang tertutup dengan damai hingga bibirnya yang mungil dan berbentuk hati membuat rose harus dengan susah payah menelan salivanya sendiri.Deburan nafas yang teratur menerpa wajah rose,debaran didalam dadanya tak bisa ia ditahan lagi,ingin rasanya ia mengecup tiap inci wajah jisoo yang sudah damai setelah meracau tidak jelas karena pengaruh alkohol.Hingga keberanian ia dapatkan,wajahnya ia dekatkan hingga ia bisa merasakan hidungnya dan jisoo saling menempel.Jantungnya semakin tak terkendali.

"Engh"
Erangan dari mulut jisoo yang seperti mencari tempat yang nyaman,membuat rose dengan cepat menjauhkan wajahnya.Wajah yang sangat lelah itu sangat membuat rose gemas sendiri jangan lupa mulut yang sedikit terbuka,itu menambah kesan imut diwajah jisoo.Dengan segera rose mengumpulkan kesadarannya dan masuk kedalam mobilnya.

Jalanan sangat sepi hanya ada beberapa mobil yang masih lalu lalang dengan cepat menuju tempat yang dituju.Bulan yang dengan bangga memancarkan sinarnya ditengah kegelapan dengan ribuan bintang sebagai temannya menghiasi langit pagi buta.Ia berhenti didepan rumah jisoo yang bergaya minimalis namun tak menghilangkan kesan kemewahannya,kenapa rose tidak membawa jisoo keapartementnya?well,ia tidak akan merusak pasangan baru hatinya tak akan kuat juga melihat pemandangan jennie yang pasti juga dibawa oleh lisa.

Meskipun badannya kecil bukan berarti tenaganya juga minim,rose menggendong jisoo dipunggungnya untuk keluar dari mobil.

Tok...tok..tok.
Dengan hati hati rose mengetuk pintu dengan susah payah.Tak ada jawaban dari dalam rumah,ia mencoba membuka pintu,dan terbuka.Melangkah masuk menaiki tiap anak tangga.Akhirnya sampai didepan kamar jisoo setelah harus dengan tenaga extra manaiki tangga tangga sebagai rintangannya.

Ceklek
Pintu kamar terbuka,bukan,itu bukan rose yang membukanya tapi,itu seperti terbuka dari dalam kamar.Dengan satu tangan menopang tubuh jisoo dipunggungnya dan satunya lagi merogoh saku celana untuk mengambil benda tajam kesayangannya,dan membuat kuda kuda untuk sebisa mungkin menghindar dari bahaya.

"HAH"
Rose mengambil satu langkah mundur saat orang didalam kamar yang sama sama terkejut sepertinya.

"Yaampun,non jisoo kenapa?,ayo non bawa kedalam"
Rose mengurungkan niatnya untuk mengeluarkan benda tajam kesangannya.Dan ia menurut membawa jisoo kedalam kamar,membaringkannya diatas kasur.Jisoo sama sekali tak terusik dengan gerakan yang rose buat,mimpinya terlalu nyaman untuk dipotong.

The Secret Psyco (Tamat)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin