Dua puluh lima

1.3K 119 2
                                    

Malam yang selalu sama. Ya, lisa yang selalu disampingnya kala ia tidur. Nyaman dan aman rasanya saat membuka mata dan masih merasakan tubuh lisa disampingnya. Tangannya mengelus rambut lisa yang masih tertidur dengan nyaman. Bahagia melihat lisa adalah orang yang selalu menjaganya. Tapi, pikiran yang selalu mengganggunya datang setiap waktu seperti sekarang yang membuat ia berhenti mengelus rambut lisa. Apakah jennie harus bersyukur karena lisa bersamanya? atau jennie harus membenci lisa karena cinta yang lisa berikan membuat ia harus mengorbankan orang tuanya? Pikiran itu yang selalu datang saat ia memandang wajah damai lisa yang sedang tertidur disampingnya.

Jennie beranjak dari kasur namun, tangan orang yang sedang tertidur itu menahannya sehingga membuatnya masih berada tetap diatas kasur. Mata yang masih menutup namun merasakan jika seseorang disampingnya pergi. Kadang jennie kagum dengan kepekaan orang yang sedang menggenggam tangannya.

"Apa kamu akan membenciku suatu hari nanti?"
Pertanyaan dari mulut lisa sukses membuat jennie kehabisan kata kata. Lisa kini merubah posisinya duduk sama seperti jennie.

Tubuhnya mendekat dan mendekap erat tubuh jennie, menenggelamkan wajahnya dipundak jennie.
"Kamu pasti bermimpi buruk, sangat mustahil jika aku membencimu. Udah dong lepas aku mau mandi"

"Ga usah mandi biar ga ada yang ngelirik kamu"
Lisa masih tetap tidak melepaskan dekapannya.

"Aku mau mandi wlee"
Jennie melepaskan pelukan lisa secara paksa dan berlari kearah kamar mandi sambil menjulurkan lidahnya.

Lisa kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur. Senyumnya masih terpancar saat jennie tadi meledeknya. Tapi seketika hilang saat ia kembali memikirkan mimpinya, disana jennie berkata sangat membenci dirinya. Ia tak pernah memikirkan mimpinya seperti sekarang. Bagaimana jika mimpi itu akan menjadi nyata? Ia tak ingin kehilangan jennienya. Lisa tahu bagaimana egoisnya terhadap jennie hingga jennie mengorbankan orang tuanya. Jujur, ia sangat mencintai jennie. Tak terasa matanya terpejam setelah tadi ia terpaksa bangun karena mimpi buruk.

Baru saja lisa berada dialam bawah sadarnya, suara berisik dari luar kamar membuatnya kembali kealam nyata. Kira kira apa yang dimasak jennie?, suatu yang selalu ia pikirkan dipagi hari. Perempuan yang lebih pendek darinya itu ternyata sedang berdiri didepan pemanggang roti. Lisa memdekapnya dari belakang membuat orang yang ia dekap tersentak kaget. Tak hanya itu lisa juga mulai mendengus leher perempuan yang ia dekap erat, tapi tak seperti biasa orang yang ia dekap terus saja menggeliat seperti meminta melepaskan dekapan dan meminta lisa berhenti berbuat mesum.

"Aww"
Entah siapa yang tiba tiba mencubit perut lisa. Ia menengok memasang tatapan yang siap membunuh orang yang mengganggunya dipagi hari. Namun, seketika tatapan tajam itu sirna.

"J-jennie"
Ya, tadi yang mencubit lisa adalah jennie. Kedua tangannya melipat diatas dada dengan mata yang siap mengintimidasi lisa.

"Bener rose ga mau tidur disini ternyata kalian mesum"
Dan yang lisa dekap adalah jisoo. Jisoo berjalan menjauh dari dua orang itu dengan membawa dua buah roti yang sudah ia olesi selai.

Jisoo bersama rose sudah berada di apartemen lisa sejak pagi tadi. Roselah yang mengajaknya kesini katanya, ada sesuatu yang harus ia urus disini tapi, kenapa harus membawa jisoo?. Entahlah, jisoo tak menanyakannya. Jisoo duduk tak jauh dari dapur, dari sana lisa dan jennie masih terlihat olehnya meskipun ia tak terlalu memperdulikan setiap kata yang mereka lontarkan. Pemandangan itu menjadi semakin menarik saat jennie menjewer dan menggeret lisa masuk kedalam kamar mereka. Jisoo pikir lisa tidak akan menerima perbuatan jennie itu dan ternyata dugaannya salah. Lisa hanya diam dan hanya mengikuti jennie, tak ada bantahan yang keluar dari mulut lisa. Tak terasa senyumnya muncul setelah jennie dan lisa hilang dari pandangannya. Ia baru menyadari sesuatu sekarang, lisa sangat tulus mencintai jennie. Ia bersyukur jennie bersama orang yang menyayanginya.

The Secret Psyco (Tamat)Onde histórias criam vida. Descubra agora