Chapter 17. Met Xuxi's Extended Family

85 11 91
                                    

Hari ini, akhirnya Xinxin bisa bernafas lega karena telah terbebas dari berbagai kesibukan dalam mengurusi persiapan pernikahannya dengan Xuxi. Apalagi pria itu selalu mengutarakan banyak alasan karena kemalasannya ikut serta dalam mengurusi pernikahan mereka, dan setiap dimintai pendapat pasti jawabannya 'terserah', sehingga hampir 80% persiapan pernikahan diurus oleh Xinxin sendiri. Bisa dibayangkan betapa melelahkannya.

Hari-hari Xinxin yang tersisa sebelum pernikahan dimanfaatkannya untuk menghabiskan waktunya di rumahnya, bersama dengan Mama dan Ayahnya, dan tentunya kedua adik tercintanya. Ia benar-benar ingin menghabiskan hari-harinya bersama keluarganya sebelum akhirnya dia akan pergi bersama suaminya dan akan sangat merindukan keluarganya. Walaupun tidak akan pergi jauh, tapi, tetap saja dia akan tetap rindu dengan suasana rumahnya.

Kini, Xinxin sedang berada di dapur bersama Mamanya dan salah satu pembantunya untuk memasak makan malam. Xinxin senang usahanya selama kurang lebih 2 bulan penuh belajar memasak bersama dua sahabatnya tidak sia-sia. Dia kini lebih tau dan mulai banyak mengerti soal memasak. Yah, walaupun belum sepandai dan selincah Mamanya.

"Ma, kenapa, sih, aku harus dijodohkan?"

Pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulut Xinxin tanpa dia rencanakan sebelumnya. Entah ini sudah ke berapa kalinya dia menanyakan pertanyaan ini.

Nyonya Wang menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu menatap putri sulungnya itu sambil tersenyum.

"Biar Mama beritahu sesuatu padamu. Sepertinya sudah waktunya kamu untuk tahu. Rencana perjodohan kamu dan Xuxi itu sudah sangat lama sekali. Sejak kalian masih kecil. Masih menjadi murid taman kanak-kanak."

Xinxin mengangkat satu alisnya. "Oh, ya? Bagaimana itu bisa terjadi?"

"Kamu itu sudah kenal dan berteman dengan Xuxi sejak kecil. Saat masih berusia 5 tahun. Tapi, kalian jarang sekali bertemu karena Xuxi waktu itu tinggal di Hong Kong. Ayahnya juga waktu itu belum sekaya dan sesukses ini. Nah, pas musim liburan, Xuxi dan keluarganya datang berkunjung ke rumah kita. Waktu itu, tidak sengaja Mama dan Tianba mendengar percakapan kalian berdua yang lagi main bersama. Katanya--"

"Percakapan apa, Ma?" Xinxin benar-benar terlihat tidak sabar membuat dia memotong perkataan Mamanya di tengah-tengah cerita.

"Xinxin. Bisa tidak jangan memotong-motong cerita?"

Xinxin nyengir kuda. "Hehe, iya. Maaf, Ma."

Nyonya Wang menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan putrinya sebelum akhirnya melanjutkan ceritanya, "Katanya Xuxi, dia ingin menjaga kamu dari orang-orang jahat yang ingin mengganggu kamu. Jadi, kalau besar nanti dia ingin menjadi pacarmu biar bisa selalu melindungimu. Tapi, beberapa saat kemudian dia menggantinya. Dia malah minta kamu buat nikah dengannya. Kamu yang waktu masih polos sekali hanya mengiyakan saja karena belum mengerti apa itu menikah. Begitu pula sebenarnya dengan Xuxi.

Mama yang waktu itu melihatnya hanya tertawa karena menganggap itu hanya janji-janji tanpa arti yang jelas anak-anak kecil yang belum tau apa-apa. Tapi, Tianba menganggapnya serius dan bukan hanya sekedar main-main. Jadi, Tianba akhirnya mengusulkan untuk menikahkan kalian saja nanti jika sudah dewasa. Dan usulnya itu diterima baik oleh Mama, Ayahmu, dan Suami Tianba tanpa banyak berpikir lagi, karena menurut kami itu bukan ide yang buruk juga," jelas nyonya Wang panjang lebar.

Xinxin terdiam sejenak mencerna kata-kata Mamanya pada akhir kalimatnya.

Mama bilang apa? Bukan ide yang buruk? Andaikan Mama tau kalau ide untuk menjodohkan aku dan Xuxi adalah ide terburuk yang pernah aku temukan dalam hidupku.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Nov 29, 2020 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

The Love or The Wedding RingOnde histórias criam vida. Descubra agora