Chapter 5. Hard to Say

176 92 208
                                    

LinYi on Mulmed

__________________

XinXin menatap layar Handphone-nya dan tertegun sesaat. Menatap balasan pesan dari LinYi

Wang XinXin
Aku berada di Cafe biasa dekat kantormu. Ada sesuatu yang
ingin kubicarakan denganmu

LinYi💕
Oke, Aku segera tiba
disana

Oh, tidak! Bukan jawaban ini yang diharapkan XinXin. Ia berharap LinYi sibuk dan tidak bisa datang menemuinya.

ANEH. Itu satu kata yang mendeskripsikan XinXin sekarang. Biasanya Ia tidak suka jika Ia sudah mengorbankan waktunya untuk bertemu LinYi di Cafe ini namun Pria itu malahan tidak bisa datang karena ada urusan yang sangat penting dan tidak bisa ditinggalkannya. Namun, hari ini berbeda. XinXin yang sudah mengorbankan waktunya meninggalkan beberapa pekerjaan penting di kantornya itu, malah berharap agar LinYi sibuk dan tidak bisa datang menemuinya di Cafe ini. Padahal biasanya Ia sangat tidak suka dengan hal itu.

Semua itu bukan tanpa sebab. Tapi, karena hari ini Ia belum siap. Yah, dia belum siap untuk berkata pada LinYi untuk mengakhiri hubungan mereka. Itu sebabnya dia berharap agar LinYi tidak bisa datang menemuinya hari ini dan dengan begitu dia bisa pulang dan memikirkan semua ini kembali dan menyiapkan diri untuk berkata 'PUTUS' di depan LinYi.

Hanya butuh waktu 10 menit untuk LinYi menepati perkataannya karena sekarang Ia sudah duduk di kursi tepat di depan XinXin yang menatapnya dengan tatapan gugup.

"Kau... Tidak sibuk hari ini?"

"Yah, Untuk sekarang tidak. Beberapa jam kedepan mungkin baru aku akan kembali sibuk seperti hari-hari biasanya. Jadi, kau mau bicara apa denganku?"

XinXin menggigit bawah bibirnya. Jika ditanya tentang kesiapan, dia sama sekali belum siap dengan ini semua. Belum siap mengakhiri hubungannya dengan LinYi yang sudah mereka jalin selama 5 setengah tahun ini, dan belum siap juga untuk mengatakan bahwa Ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya yang pasti akan membuat LinYi kecewa dan sakit hati. XinXin meremas-remas kedua jemarinya yang tampak berkeringat dingin membuat LinYi mengerutkan keningnya bingung menatap XinXin.

"Kok diam saja? Kamu juga kenapa bertingkah seperti itu? Apa hal yang ingin kamu bicarakan ini sangat penting, ya?"

"I... Iya."

"Baiklah. Apa itu?" LinYi menatap XinXin dengan wajah serius. Tapi XinXin justru tidak berani menatap balik LinYi.

"A... Aku... Ingin... Kita~"

Perkataan XinXin tiba-tiba malah terputus karena HP LinYi berdering pertanda ada panggilan masuk.

"Sial! Mengganggu saja." batin LinYi kesal.

"Sebentar ya, XinXin." LinYi tersenyum pada XinXin lalu mengangkat teleponnya.

"Halo, Pak?"

XinXin menebak-nebak pasti LinYi ditelepon oleh Bossnya.

"Hhmm... Begitu ya, Pak. Baiklah, Saya akan tiba disana dalam 10 Menit."

"TIDAK ADA 10 MENIT!! 5 MENIT DARI SEKARANG!!"

XinXin yang duduk di depan LinYi cukup kaget mendengar teriakan Boss LinYi dari seberang telepon. Suara bentakannya memang keras hingga jika saja ada orang yang duduk di meja sebelah XinXin dan LinYi pasti bisa mendengarnya juga.

Boss LinYi Kalau marah mengerikan juga, ya. XinXin bergidik kecil.

"I-Iya, Pak. Saya segera tiba dalam 5 Menit." LinYi pun menutup teleponnya dengan wajah yang sedikit pucat karena takut.

The Love or The Wedding RingWhere stories live. Discover now