Chapter 12. Spend the Day Together

79 36 139
                                    

Huang Xuxi on Mulmed

_________________________

XinXin membuka matanya perlahan karena merasa terganggu dengan cahaya mentari yang menyilaukan menerpa wajahnya. Mentari bersinar sangat cerah di Minggu pagi ini, namun, Xinxin malah menyambutnya dengan hati yang sendu. Sudah tiga hari semenjak kejadian itu berlalu, XinXin masih tetap dihantui bayang-bayang LinYi. Ditambah lagi pria itu masih saja setia menghubunginya, memberikan perhatiannya, bahkan masih bertanya pada Xinxin apakah yang diputuskannya waktu itu sudah benar atau tidak. Kalau seperti ini, kapan Xinxin bisa move on?

Xinxin melirik jam yang terpajang di dinding kamarnya lalu turun dari ranjangnya dan berjalan menuju jendela kamarnya dan menyingkapi tirainya.

Dari kaca jendela kamarnya, Xinxin menangkap suatu pemandangan di luar rumahnya yang membuatnya bertanya-tanya. Di depan rumahnya, terparkir sebuah mobil Ferrari biru mengilap, pertanda di rumahnya ada tamu yang datang. Xinxin seperti pernah melihat mobil itu, tapi, wanita itu tampak lupa di mana dia melihatnya.

Ini masih pagi sekali, loh. Siapa yang datang bertamu pagi-pagi sekali seperti ini? Dan mobil itu ... seperti pernah aku lihat. Tapi ... dimana, ya?

Tiba-tiba, pintu kamar Xinxin terbuka, dan muncul sosok Mamanya dari balik pintu.

"Xinxin, di luar ada tamu special untukmu."

Nyonya Wang berjalan menghampiri Putrinya itu yang tampak masih terpaku pada mobil Ferrari biru mengilap yang terparkir di depan rumahnya itu.

"Siapa, Ma? Dan mobil itu milik siapa?"

Xinxin mengalihkan pandangannya ke arah Mamanya.

"Lihat saja sendiri di luar nanti. Lebih baik kamu sekarang cepat-cepat mandi. Jangan buat dia lama-lama menunggumu," jawab Nyonya Wang sambil mengelus rambut Xinxin yang tampak masih berantakan karena baru bangun tidur.

"Siapa sih, Ma? Jangan buat aku penasaran. Aku tidak akan keluar kalau Mama tidak memberitahuku."

Nyonya Wang mendengus.

"Calon suamimu."

Setelah menjawab keingintahuan Xinxin, Nyonya Wang segera berbalik badan dan meninggalkan putri sulungnya itu yang tampak kaget setengah mati.

What? Apa yang laki-laki itu lakukan pagi-pagi di rumahku? Ini pasti rencana Mama dan Bibi Tianba. Aarrghh ... yang benar saja mereka.

Xinxin melangkah gontai ke arah kamar mandi sambil mengomel-ngomel sendiri. Tidak peduli ada yang mendengarnya atau tidak.

Beberapa menit setelah bersiap-siap, Xinxin keluar dari kamarnya dengan mengenakan hoodie dan short skirts. Karena Mamanya terlalu mendesaknya untuk cepat-cepat pergi bersama Xuxi, alhasil Xinxin hanya minum segelas susu dan sepotong roti berselai cokelat.

"Nanti juga kamu diajak makan siang sama Xuxi. Jadi, tidak usah khawatir," ucap Nyonya Wang sambil merangkul Xinxin ke arah ruang tamu untuk bertemu Xuxi.

"Tapi, Ma ...."

"Hai, Xuxi. Maaf, menunggu lama, ya. Habisnya Xinxinnya kelamaan sih make upannya. Maklumlah, cewek emang gitu."

Xuxi yang merasa disapa mengalihkan pandangannya dari handphone-nya dan menatap ibu dan anak yang berdiri di hadapannya sekarang.

"Aahh ... Tidak apa-apa," jawab Xuxi sambil bangkit dari duduknya.

"Kalau begitu, kalian cepatlah pergi. Nanti keburu siang."

Nyonya Wang mendorong Xinxin mendekat ke arah Xuxi dan mendapatkan tatapan kesal dari putrinya itu.

The Love or The Wedding RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang