Chapter 11. "Let's Break up"

83 44 137
                                    

LinYi on Mulmed

________________________

XuXi membanting dirinya di sofa empuk di apartemen Mayleen. Sejenak ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, mencoba menghilangkan resahnya.

"Ada apa tiba-tiba datang ke sini tanpa memberi tahu terlebih dahulu?" Tanya Mayleen sambil duduk di samping XuXi.

"Di rumah ada wanita itu. Aku malas bertemu dengannya," jawab XuXi seadanya.

"Hei, tidak boleh seperti itu. Memangnya kenapa kau malas bertemu dengannya?"

"Melihatnya membuatku merasa menyesal dan bersalah. Menyesal karena telah menerima perjodohan itu, dan merasa bersalah padamu karena aku harus menduakanmu."

"Hei, bagaimanapun juga, dia itu tunanganmu. Posisinya lebih tinggi daripada aku yang hanya sekedar pacarmu."

XuXi tersenyum mendengar perkataan kekasihnya itu.

"Tapi, di hatiku kau tetap yang nomor satu. Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu di hatiku, sekalipun dia akan menjadi Istriku nanti."

Mayleen bersemu merah mendengarnya. Dicubitnya pinggang XuXi yang tampak tersenyum usil padanya.

"Kau tidak mau bertemu dengan wanita itu, lalu kenapa larinya kemari?"

"Ya, karena disini satu-satunya tempat bersembunyi yang bisa membuat jiwa tenang," jawab XuXi dengan cengiran.

"Memangnya kau tidak mau ya menerimaku disini?" Lanjutnya dengan tanya.

"Hei, bukan begitu maksudku. Aku hanya--"

"Baiklah, aku pergi saja kalau begitu."

XuXi berdiri dari duduknya dan segera beranjak keluar dari apartemen Mayleen.

"Hei, Huang XuXi! Dengarkan dulu penjelasanku! Suka sekali memotong perkataan orang."

Tidak ada sahutan dari XuXi pertanda dia tidak mendengarnya. Ralat. Pura-pura tidak mendengarnya. Pria itu tetap berlalu tanpa menoleh sedikitpun pada Mayleen.

"Apa dia marah? Aahh ... Dia 'kan marahnya musiman. Besok juga pasti baik lagi."

_______________

XinXin meremas-remas jemarinya dan menggigit bawah bibirnya. Matanya tidak berani menatap laki-laki yang tengah duduk di depannya sekarang. Sedangkan laki-laki itu masih setia menatap XinXin menunggu wanita itu akan mengeluarkan suara.

"Jadi, mau bicara apa?"

Laki-laki itu menyeruput minumannya dan kembali menatap XinXin.

Aaahh ... Aku bingung harus bagaimana mengatakannya. Aku harus memulainya dari mana?

"LinYi, kau tau, 'kan, kalau aku ... Aku ... Aku ... Mencintaimu!"

XinXin menghentikan kata-katanya sejenak melihat laki-laki di depannya yang tampak terkekeh atas apa yang XinXin katakan barusan. Sungguh, dia tidak mampu untuk melanjutkan perkataannya.

"Tentu saja aku tau. Memangnya kenapa tiba-tiba berkata seperti itu?"

"Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kubicarakan denganmu."

The Love or The Wedding RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang