Chapter 16. Preparation (2)

54 14 85
                                    

Hari ini, Xinxin dan Xuxi kembali disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka. Xinxin menggerutu sendiri karena ia harus mengenakan gaun yang super berat membuat jalannya begitu lelet. Untung saja Xuxi tidak banyak mengomel menunggu dirinya yang jalannya udah kayak siput, walaupun bisa Xinxin lihat raut wajahnya sudah cukup kesal.

Xinxin berjalan menghampiri Xuxi yang tampak gagah dengan tuxedo broken white yang dikenakannya. Kalau kata Xiaohui, sih, udah kayak pangeran-pangeran di dunia dongeng. Xinxin baru sadar bahwa perkataan adik bungsunya itu bukan hanya sekedar khayalan, tapi memang Xuxi benar-benar terlihat seperti Pangeran, apalagi berpakaian seperti ini.

Sesi foto pun dimulai, Xinxin dan Xuxi diharuskan berpose yang mesra di depan kamera. Xinxin dapat menangkap raut wajah Xuxi yang sangat tidak ikhlas melakukannya.

"Baik, kita ganti gaya lain lagi, ya. Sekarang Nona dan Tuan Muda harus berpose seakan hendak berciuman. Tuan Muda harus meletakkan tangannya di pinggang Nona Wang, dan Nona Wang harus mengalungkan tangannya di leher Tuan Muda," pinta sang fotografer

Dengan keterpaksaan, Xinxin dan Xuxi mengikuti apa yang diperintahkan sang fotografer demi hasil yang bagus. Namun, jarak wajah mereka kurang dekat membuat sang fotografer kembali mengeluarkan suara.

"Wajahnya kurang dekat. Bisa didekatkan lagi?"

"Begini saja, deh," pinta Xinxin dan Xuxi bersamaan dengan nada yang cukup memelas.

"Tapi, nanti hasil fotonya jadi kurang bagus."

Xinxin menarik nafasnya panjang, dan setelah mengumpulkan keberaniannya, dengan sigap ditariknya bagian belakang kepala Xuxi agar mendekat ke wajahnya. Namun, mungkin karena Xinxin terlalu kuat mendorongnya, sehingga tidak sengaja bibir Xuxi menyentuh bibirnya. Xuxi yang kaget dengan perbuatan Xinxin barusan langsung melotot ke arah Xinxin.

"Kamu barusan ngapain, sih?" bisiknya tertahan pada Xinxin.

"Sorry, tidak sengaja. Habisnya kita 'kan disuruh harus dekat sekali wajahnya."

"Yah, tapi caranya tidak harus seperti itu juga."

Xinxin menyengir kecil pada Xuxi yang kesal padanya. Diam-diam ia mencoba mengulang ingatannya tentang kejadian barusan. Apa ia baru saja berciuman dengan laki-laki di depannya? Ah, masa bodoh. Anggap saja yang barusan bersentuhan bibir dengannya itu ... Linyi. Eh? Kenapa Xinxin jadi berharap kembali pada seorang Linyi? Xinxin menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba menepis semua pikirannya tentang Linyi.

Kalian sudah putus, Xinxin! Ingat itu! Jangan pikirkan Linyi lagi! Kau harus melupakannya!

"Kenapa, sih?" tanya Xuxi tiba-tiba karena melihat Xinxin tiba-tiba bertingkah aneh seakan sedang berdebat dengan pikirannya.

"Bukan urusanmu!" ketus Xinxin.

Xuxi mendengus dan menatap Xinxin kesal membuat Xinxin tersenyum miring.

Kau pikir hanya kau yang bisa membuatku kesal, Xuxi?

Setelah hampir seratus kali berganti gaya dan berpindah-pindah tempat, akhirnya sesi foto pre-wed selesai juga. Xinxin bernafas lega akhirnya waktunya pulang dan melepas gaun super berat yang dikenakannya saat ini. Jika ini bukan karena Mamanya dan Bibi Tianba memaksanya untuk memakai gaun ini, dia tidak akan mau memakainya jika tau ribetnya akan seperti ini.

–––––––––––––

Dua hari berlalu setelah sesi foto pre-wed, Xinxin dan Xuxi kembali disibukkan untuk fitting. Sekarang, Xinxin sedang bersama calon Ibu mertuanya memilih-milih gaun yang pas untuk dikenakannya di hari pernikahannya nanti.

The Love or The Wedding RingWhere stories live. Discover now