Chapter 14. Bad Dreams

68 26 99
                                    

TOK ... TOK ... TOK

Xinxin terbangun di tengah malam saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Ketukannya cukup keras membuat tidur Xinxin yang nyenyak seketika terganggu. Di lantai, Xuxi tampak masih terlelap dan tidak terganggu dengan suara ketukan pintu yang cukup keras barusan. Xinxin mengucek-ngucek matanya lalu mengambil ponselnya untuk mengecek jam. Jam 3 dini hari.

"Duh ... Siapa, sih? Mengganggu saja."

TOK ... TOK ... TOK

Ketukan itu kembali terdengar membuat Xinxin dengan berjuta perasaan enggannya berjalan menuju pintu. Dengan jiwa yang belum sepenuhnya terkumpul dan mata yang belum sepenuhnya terbuka, Xinxin membuka pintu kamar yang diketuk itu.

"Siapa?"

Xinxin menatap laki-laki jangkung yang berdiri di depan pintu yang tidak lain adalah orang yang mengetuk tadi. Mulut Xinxin terkatup seketika tidak jadi memaki-maki orang tersebut yang telah mengganggu tidurnya, kantuknya hilang seketika dan raut wajahnya berubah menjadi kaget, bingung, heran, dan ... takut?

"Li-Linyi?"

Laki-laki itu menatap Xinxin datar dan dingin sebelum berujar, "Kenapa? kau kaget aku tiba-tiba bisa ada disini?"

Ah, kenapa Linyi berbeda sekali? Sejak kapan dia sedatar dan sedingin es seperti ini? Linyi itu rajanya senyum walaupun sebenarnya dia sedang sedih.

"Ng ... I-Iya, tentu saja aku kaget. Kau--"

"Kau bersama Xuxi, 'kan? Kalian berduaan saja disini?"

Belum selesai bertanya pada Linyi, tapi, perkataan Xinxin sudah dipotong duluan oleh laki-laki itu.

Wait, apa lagi ini? Sejak kapan Linyi kenal Xuxi? Dan juga darimana dia tau aku ada di tempat ini? Berdua dengan si makhluk datar menyebalkan itu?

"Kau ... Kau kenal Xuxi?" tanya Xinxin hati-hati. "Dan ... Apa yang kau lakukan disini dini hari seperti ini?"

Linyi tertawa menyeringai. "Membawamu pulang, sayang."

Xinxin merasakan bulu romanya merinding. Kemudian, tanpa permisi Linyi langsung menerobos masuk ke dalam kamar.

"Hei, Linyi! Apa yang kau--"

Kata-kata Xinxin terhenti ketika melihat Linyi yang tampak menarik kerah baju Xuxi yang sebenarnya sudah terjaga dari tadi dan mendengarkan percakapan antara Xinxin dan Linyi. Dan tanpa ampun Linyi pun menghajar Xuxi habis-habisan. Awalnya, Xuxi masih melawan, tapi tidak berapa lama laki-laki itu tidak melawan lagi dan hanya menangkis pukulan Linyi.

"HEI, KALIAN HENTIKAN! LINYI, HENTIKAN!" Xinxin berteriak dan mencoba melerai dua orang itu. Tapi, Xinxin malah terkena pukulan Linyi di kepalanya, pukulan salah sasaran yang ingin diberikan Linyi pada Xuxi namun dia menghindar dan akhirnya terkena Xinxin.

"XINXIN! MENJAUH!" teriak Linyi dan Xuxi bersamaan.

Xinxin memegang kepalanya yang sakit terkena pukulan salah sasaran tadi. Tapi, dia tidak ingin menyerah begitu saja. Dia harus bisa melerai dua orang itu.

Xinxin menatap ke luar kamarnya. Sunyi. Tidak ada tanda-tanda ada orang lain disini selain mereka bertiga. Perasaan, saat tadi datang ke penginapan ini, semua kamar penuh. Tapi, sekarang, kemana pergi mereka semua? Kalau tidak ada orang di sini, itu artinya tidak ada yang bisa Xinxin mintakan pertolongan untuk membantunya melerai Linyi dan Xuxi.

Aahh ... Dimana orang-orang di sini? Kenapa mereka tiba-tiba menghilang saat aku butuh bantuan?

Xinxin dapat melihat pertahanan Xuxi yang semakin melemah. Kini, laki-laki itu bersandar di tembok dengan tak berdayanya. Wajahnya penuh lebam sekarang akibat pukulan Linyi. Xinxin dapat melihat Linyi tersenyum menyeringai melihat keadaan Xuxi sekarang.

The Love or The Wedding RingWhere stories live. Discover now