T i g a b e l a s

432 31 4
                                    

   Sandiwara paling menyakitkan adalah berpura-pura sudah tidak saling cinta, pura-pura sudah tidak lagi menaruh rasa. Sementara sesungguhnya masih saling mendamba dalam do'a yang tidak diketahui dunia.

***

Langit pagi ini diselimuti mendung, barangkali turut berduka atas perpisahan dua manusia yang masih saling mendamba dalam doa sepertiga malamnya.

Hari ini adalah kali pertama Kana menemui Farras setelah sekian lama tidak bersua. Kana datang terlebih dahulu dan memilih duduk ditepi taman. Sementara Farras muncul tak lama setelahnya.

Entah apa yang ada dibenak mereka berdua, harusnya mereka bahagia karena akhirnya kembali berjumpa, tetapi mungkin saja justru terluka atas apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Arah jam 12."

Kana membaca pesan dari Farras dengan perasaan campur aduk. Jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Ia bahagia karena akan bertemu dengan lelaki pujaannya itu, namun ia juga berduka karena akan mengakhiri semuanya. Dadanya sesak. Air matanya meluruh membasahi jilbab yang dikenakannya.

Kana mengalihkan pandangannya setelah Farras duduk didepannya dan menyapa. Sepersekian detik kemudian pandangan keduanya bertemu, Kana segera menundukkan pandangannya. Ia tak mau Farras melihatnya menitikkan air mata.

Kana terdiam beberapa saat. Pikirannya berkecamuk, ia sedang bersusah payah menenangkan gejolak batinnya.

Ada baiknya jika Farras terlihat baik-baik saja, namun apa mau dikata beban pikirannya menjadikan tubuh jangkungnya terlihat semakin kurus, ditambah lagi dengan lingkaran hitam dibawah maniknya yang begitu kentara.

"Emm... A-apa kabar Gus?"

Susah payah Kana menyuarakannya.

"Lama juga ya kita tidak berjumpa seperti ini? Kapan terakhir kali kita duduk disini?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Kana, Farras justru memberondong Kana dengan pertanyaan-pertanyaanya sendiri.

"Sekarang umurku sudah menginjak 24 tahun, itu berarti sudah 2-3 tahun semenjak kita bertemu terakhir kali. Tidak ada yang berubah."

Kana menunduk seraya membilas air matanya.

"Kenapa aku tidak bisa menemukan satupun akun sosial mediamu selama itu?"

"Kenapa kamu seakan menghindar dariku?"

Kana mengambil napas panjang.

"G-gus ..."

"Saya akan menikah." Lanjut Kana cepat.

Farras tercekat.

Suasana mendadak canggung dan begitu hening.

"Jum'at pertama bulan syawal nanti, saya akan menikah dengan lelaki yang sudah meminang saya Gus." Kana susah payah melanjutkan kata-katanya.

Farras masih diam.

Sementara Kana menatap lelaki dihadapannya. Mungkin saja itu akan menjadi pertemuan terakhir mereka. Kana ingin merekam wajah Farras untuk terakhir kalinya.

TheShouq : (Mahabbah Rindu)Where stories live. Discover now