L i m a b e l a s

397 34 3
                                    

"Hari kemarin sudah berlalu. Dan kisahnya sudah selesai diceritakan. Hari ini, benih-benih baru tumbuh. Saatnya merawatnya dengan sungguh."

Kanabi Hafiyya

•••

Kana POV

Ini bukan hanya perihal dua insan yang saling melupa,
bukan juga tentang air mata yang terlampau akrab dengan istilah "Luka",
Ini tentang harapan yang akhirnya gagal ku genggam,
tentang mimpi yang tak lagi sanggup ku miliki,
tentang bisik doa yang kurapalkan sedari lama,
tentang ku,
yang hanya mampu menyimpanmu dalam salah satu tajuk rencana hidupku.

Hancur--Tak bersisa. Tidak ada lagi kata yang mampu mewakilkan perasaanku hari ini. Pada akhirnya, perpisahan juga yang kudapatkan setelah sekian tahun bertahan dalam ketidakpastian.

Hari ini, aku dan Gus Farras benar-benar sudah tidak saling terikat lagi. Dua minggu lagi aku akan dinikahi seseorang yang bahkan belum pernah kulihat wajahnya. Meninggalkan segala kenang yang sudah tak mampu lagi kujadikan tumpuan. Ya, begitu tega waktu menyiksaku dengan perputarannya.

Tanpa terasa setetes air mata kembali membasahi pipiku. Kembali sesak dadaku dihantam realita.

Kriing...kriing...

Nada dering WhatsApp-ku membuyarkan lamunanku.

"Alma."

Kulirik nama yang tertera dilayar ponselku sebelum menggeser tombol hijau bergambar ikon telpon keatas.

"Hallo, assalamualaikum naa", suaranya terdengar panik ditelingaku.

"Wa'alaikumussalam Alma, iya ada apa?"

"Apa kamu baru saja kepanggeh kalian (ketemu sama) Gus Farras?" Tanya Alma to the point.

"Hmm..."

"Gus-e keliatan kacau banget sepulang bertemu denganmu naa, apa kamu sudah memberitahukan tentang pernikahanmu?"

"Apa kamu sudah memberitahunya naa?"

Alma terus mencerca ku dengan pertanyaan-pertanyaannya. Tapi kepalaku sungguh terasa semakin berat dan nyeri. Aku memilih diam dan mengabaikan pertanyaan Alma.

Sepersekian detik keheningan menemani perbincanganku dengan Alma.

"Yowes gak apa-apa, kamu juga pasti perlu istirahat setelah melalui kejadian hari ini."

"Aku tutup dulu telponnya ya, Assalamualaikum naa." sambung Alma kemudian.

"Wa'alaikumussalam." Aku hanya menjawab salam terakhir dari Alma.

Kepalaku semakin pusing diserbu pertanyaan-pertanyaan baru yang timbul.

"Sebenarnya gimana perasaanmu? Kenapa seolah-olah kamu merasa tersakiti setelah melepaskanku?"

"Apakah mungkin masih ada? Sedikit saja rasa cintamu untukku?"

Ya Allah, ujian apalagi ini? Kenapa disaat aku sudah berusaha ikhlas melepaskannya, sekarang seolah-olah keputusan yang kuambil salah?

Apa sebenarnya kami masih bisa bersatu Ya Rabb?

Apa sebenarnya dialah takdirku?

Apakah keputusanku ini salah?

Kana POV end

Sementara itu, dua laki-laki yang sedang duduk bersampingan terlihat sedang asyik membahas seserahan apa saja yang akan mereka kirim kerumah calon istri dan menantunya.

"Bagaimana bah? Apakah sudah cukup jika Ilyas mengirim seserahan seperti ini saja?" Tanya Ilyas antusias.

"Kamu ini kayak sudah kenal lama saja sama calon istrimu. Semua yang kamu beli itu seperti benar-benar apa yang diminta calonmu. Padahal yo setahu abah, kalian ini tidak pernah telponan atau chattingan to? Lalu darimana kamu tau apa yang diinginkan calon istrimu?" Yai Yasser cukup terkejut melihat seserahan yang dibawa putranya pulang.

"Ilyas sampun tepang dangu bah hehe."

Yai Yasser cuma menggelengkan kepalanya. Sebenarnya Ia tidak benar-benar mengerti bagaimana putranya bisa menemukan calon menantunya ini.

"Yasudah, besok kamu minta tolong Kang Barizi sama Kang Zen buat mengantarkan seserahan iku. Jangan lupa suruh sampaikan salam dari Abah untuk orang tuanya calon istrimu." Titah Yai Yasser pada Ilyas.

"Nggih bah, siap."

"Bungah yo le, wis ameh nikah kok" (Senang Ya nak, sudah mau nikah kok). Goda Yai Yasseer.

Sementara itu Ilyas hanya tersenyum malu mendengar ledekan dari abahnya.

"Iya... Dua pekan lagi." Monolog Ilyas dalam hati.

"Sedari dulu, aku sudah menyayangimu sampai pada titik dimana aku tidak tahu bagaimana caranya berhenti. Bahkan sekadar berhenti menjadikanmu topik diskusi antara aku dan Penciptaku."

Agus Ilyas Yasser Syatibhi

•••

To be continued 🌼...

TheShouq : (Mahabbah Rindu)Onde histórias criam vida. Descubra agora