D u a

1.3K 95 10
                                    

Happy iqro' guys ⁦❤️⁩

_______________

Andaikan aku bisa memutar waktu kembali,
aku akan menemukanmu lebih cepat.

Ilyas Yasseer Syatibhi

•••

Gus Ilyas POV

"Dia menyebut namanya 'Nun' Bi..." Jelas Ilyas menjawab pertanyaan Abinya.

"Nun...???" Yai Yasir mengerutkan keningnya.

"Iya Bi, katanya filosofi huruf (ن) itu unik. Kalau dalam urutan sistem abjad menempati posisi ke-14 dalam rangkaian huruf yang berjumlah 28. Percis "tengah-tengah". Dalam abjad arab (seperti halnya Abjad Yahudi) memiliki nilai tertentu, dan huruf 'Nun' itu nilainya 50 Bi, mengesankan bukan?? Angka sempurna biasanya dilambangkan dengan nilai 100, dan 50 itu 'setengah' dari nilai sempurna itu Bi" Ilyas menyesap kopinya seraya tersenyum manis menatap kebingungan abinya.

"Jika dilihat dari bentuk huruf (ن) sendiri, bentuknya menyerupai 'setengah' lingkaran dengan satu titik ditengahnya. Bentuk setengah lingkaran juga menggambarkan 'perahu' yang dianalogikan dengan perahu Nabi Nuh AS yang digunakan untuk menyelamatkan 'benih-benih kehidupan' dari masa transisi atau masa kegelapan (" a period of obscuration ") yang menandai dua kehidupan yang sangat berbeda, sebelum dan pasca banjir bah. Benih-benih kehidupan itu dilambangkan oleh titik dalam huruf 'Nun' Bi" jelas Ilyas panjang lebar.

"Lalu apa alasannya menamakan dirinya 'Nun'?" Abinya masih bingung dengan penjelasan Ilyas yang terkesan njlimet.

"Karena dia masih single Bi"

"Nah terus??"

"Single itu belum menikah Bi" Ilyas tertawa lebar atas keingintahuan Abinya.

"Kalau belum menikah itu masih 'separuh' Bi agamanya, dia perlu menemukan 'setengah' lagi agar menjadi lingkaran yang sempurna" Ilyas kembali menyesap kopinya yang mulai dingin.

"Abi jadi penasaran dengan calon menantu abi."

Ilyas tersenyum manis, sangat manis.

"Ilyas yakin abi akan menyukainya."
"Dia unik" tambah Ilyas kemudian.

Ayah dan anak itu semakin larut dengan gurauan yang terlempar diantara keduanya. Mereka melepas kerinduan dengan caranya sendiri.

Allohu Akbar Allohu Akbar...

Selang-seling sahutan adzan menghiasi seluruh penjuru kota Kediri. Lampu-lampu asrama satu persatu menyala, menciptakan keindahan tersendiri bagi siapapun yang menyaksikanya. Santri-santri berbondong-bondong berjalan melintasi depan ndalem menuju mushola yang berdiri kokoh tepat di samping kediaman pengasuh.

Ilyas sudah bersiap dengan baju koko putih dengan sarung berwarna senada, dilengkapi songkok hitam serta sorban hijau yang sempurna tersampir dipundaknya yang tegap. Ia diutus abinya untuk memimpin jamaah maghrib sekaligus mengisi kegiatan rutinan pondok mengkaji kitab Ta'limul Muta'alim karya Syekh Burhanuddin Al-Islam Al-Zarnuji, atau lebih masyhur dikenal sebagai Syekh Az-Zarnuji. Kitab yang berisi adab, tujuan, strategi, prinsip menuntut ilmu dan lain sebagainya. Yang secara keseluruhan didasarkan pada moral religius. Kitab yang menjadi acuan hampir seluruh Pondok Pesantren di seluruh penjuru Nusantara.

TheShouq : (Mahabbah Rindu)Where stories live. Discover now