E m p a t b e l a s

377 33 5
                                    

   Jangan berduka, apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain.

-Maulana Jalaludin Rumi-


•••

Farras memutuskan untuk pulang tak lama setelah Kana hilang dari pandangan matanya. Sesampainya dirumah, ia memandang nanar bangunan bercat biru dihadapannya. Baru beberapa hari lalu ia meminta Mas Aziz untuk mengganti warna cat rumahnya, dan hari ini satu-satunya alasan yang membuatnya menggantinya justru pergi dari kehidupannya.

Matanya berkaca, ia tidak dapat memungkiri jika hatinya terluka--sangat.

Farras mengelus dadanya sembari mengatur air mukanya yang kacau. Ia tidak boleh terlihat menyedihkan dihadapan Ibunya.

Farras melangkah mendekati wanita tua yang sedang duduk di kursi rodanya didampingi Alma disampingnya. Wanita itu mengenakan gamis krem yang dipadukan dengan kerudung hitam motif. Kedua matanya berbinar menatap kedatangan anak laki-laki satu-satunya itu. Naluri seorang ibu tidak pernah salah, ia tetap bisa membaca kesedihan yang disembunyikan putranya itu.

"Ibuk sampun dahar?" tanyanya sembari menggenggam jemari ibunya lembut.

Tanpa disadari air matanya meluncur begitu saja begitu merasakan betapa kurus ibunya kini. Jemari yang dahulu sering membelainya lembut, kini seperti tinggal tulang dan kulitnya saja.

Sementara itu, Alma yang sedari tadi mengamati pergerakan gus-nya itu menerka-nerka kejadian apa yang kiranya membuat gus-nya sekacau ini.

"Ahh, pasti Kana!" seru Alma dalam hati.

"Mbak Alma, tolong temenin ibuk dulu nggeh. Saya mau kekamar dulu."

"Nggeh, gus ndereaken."

"Darimana kamu?" tanya Yai Dim begitu melihat putranya masuk.

"Kepanggeh rencang pak." jawab Farras singkat.

"Sinio duduk sebentar, bapak mau cerita." titah Yai Muayyad.

Farras langsung mengambil posisi duduk disamping bapaknya. Menunduk khidmat bersiap mendengar cerita yang akan dilontarkan bapaknya.

"Kamu tahu ndak? Kalau ibumu dulu pernah menikah sebelum akhirnya bapak sunting?" Farras melongo mendengar pertanyaan dari bapaknya. Selama ini baik bapak ataupun ibunya tidak pernah menceritakan perihal ini sebelumnya.

Farras menggeleng.

"Dulu itu, ibumu dijodohkan sama simbah kakungmu sama Mas Nawawi putranya Mbah Yai Musthofa. Ibumu tidak menolak, tapi juga tidak meng-iyakan. Akhirnya terjadilah pernikahan itu, tetapi selama ibumu menikah dengan Mas Nawawi dia tidak mau disentuh sama sekali."

Farras mengerutkan keningnya.

"Karena ibumu sudah terlebih dahulu jatuh hati sama bapakmu ini hahaha. Padahal saat itu usia ibumu baru 17 tahun, sedangkan bapak sudah 35 tahun. Akhirnya ibumu  furqoh (cerai) sama Mas Nawawi dan menunggu bapak karena saat itu bapak belum selesai ngabdi. Begitu selesai, bapak langsung meng-khitbah ibumu dan akhirnya menikah sampai sekarang ini."

Dalam hati kecilnya, lebih tepatnya egonya, Farras berharap kisahnya akan sama seperti kisah bapak dan ibunya.

"Kamu inget kan, kisah patah hatinya Khalifah Utsman bin Affan? Dulu bapak juga patah hati sewaktu ibumu menikah sama orang lain. Tapi bapak ingat ngendikane Maulana Jalaludin Rumi (Jangan berduka, apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain)."

"Dulu itu, Khalifah Utsman bin Affan sempat patah hati, saat mengetahui Ruqayyah binti Rasulullah menikah dengan Utbah putra Abu Lahab. Itu kejadiannya sebelum turunnya wahyu Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Ruqayyah, putri kedua Nabi Muhammad SAW dari Siti Khadijah adalah pujaan hati Ustman. Dia itu adiknya Zainab, putri pertama Rasulullah. Saat mendengar kenyataan bahwa, Ruqayyah menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, Khalifah Utsman bin Affan ini sedih, beliau patah hati. Khalifah Utsman bin Affan yang saat itu adalah salah satu saudagar sukses di tanah Arab akhirnya curhat sama bibinya yaitu Saida binti Kuraiz. Beliau cerita kalau beliau menyesal tidak berani melamar Ruqayyah lebih dulu sehingga putri Rasulullah SAW tersebut dinikahi orang lain. Tapi Bibinya dengan sabar menasihati keponakannya itu untuk tidak berlama-lama bersedih. Kepada Utsman, Saida bercerita bahwa di bumi Arab sudah muncul agama baru, yaitu Islam. Dan dia meminta Utsman mencari tahu seputar Islam.

Khalifah Utsman bin Affan pun lega, dan terhibur hatinya oleh nasihat bibinya. Tidak butuh waktu lama untuk patah hati, Khalifah Utsman bin Affan pun kemudian menemui Khalifah Abu Bakar yang juga seorang saudagar. Khalifah Utsman pun akhirnya masuk Islam. Tidak lama setelah Ustman masuk Islam, Utbah diminta ayahnya untuk menceraikan Ruqayyah. Karena Abu Lahab menolak keras datangnya Islam dan meminta putranya, Utbah untuk menceraikan Ruqayyah.

"Aku tidak akan melihat wajahmu hingga kamu menceraikan anak Nabi Muhammad SAW," kata Abu Lahab.

Abu Lahab juga meminta putranya yang lain, Utaibah untuk menceraikan Ummu Kultsum, putri Rasulullah SAW. Dia berharap dengan Utbah menceraikan Ruqayyah, maka wibawa Rasulullah Muhammad SAW akan rusak. Namun harapan Abu Lahab tidak terkabul, Khalifah Utsman yang mendengar Ruqayyah dicerikan Utbah, segera meminta tolong Abu Bakar melamarkan Ruqayyah untuknya. Akhirnya Utsman menikah dengan Ruqayyah binti Rasulullah SAW.

Penunjukkan Utsman bin Affan sebagai suami dari Ruqayyah ini tidak main-main. Seperti yang diceritakan Abdullah ibnu Abbas, Rasulullah SAW menerima perintah dari Allah SWT untuk menikahkan putrinya Ruqayyah dengan Khalifah Utsman bin Affan.

Khalifah Utsman dikenal sebagai pribadi yang dermawan, pemalu sehingga malaikat pun merasa malu padanya, dan sangat tampan. Sementara Ruqayyah dikenal sebagai salah satu wanita paling cantik dengan akhlaq yang sempurna. Seperti yang diceritakan Usama bin Zaid, pasangan Khalifah Utsman bin Affan dan Ruqayyah binti Rasulullah SAW  dikenal sebagai pasangan yang paling cantik dan tampan.

Utsman bin Affan dan Ruqayyah adalah pasangan suami istri kedua yang hijrah bersama setelah Nabi Luth AS dan istrinya. Saat itu, Utsman dan Ruqayyah hijrah ke Abyssinia (sekarang dikenal dengan Ethiopia). Ketika menikah dengan Ruqayyah, Utsman bin Affan memiliki seorang anak, Abdullah. Namun Abdullah wafat saat masih balita.

Kisah Ruqayyah dan Utsman bin Affan ini banyak memberikan pelajaran, bahwa hati yang 'galau' jangan dibiarkan terlalu lama. Alangkah baiknya cepat move on dan meningkatkan diri menjadi pribadi yang lebih baik, seperti yang dilakukan Khalifah Utsman selama menanti Ruqayyah. Atas izin Allah SWT, Ruqayyah akhirnya menjadi istri Utsman bin Affan dengan kehidupan rumah tangga yang bahagia dan penuh berkah."

"Begitupun bapak, bapak juga berharap rumah tangga bapak dan ibumu ini selalu dinaungi keberkahan oleh Allah SWT. Aamiin." lanjut Yai Muayyad kemudian.

"Bapak harap, kamu tidak berlama-lama galau dan segera membuka hati."

Pesan terakhir yang diucapkan Yai Muayyad membuat Farras tercengang. Farras merasa jika bapaknya ini tahu apa yang baru saja terjadi pada dirinya.

•••

To be continued 🌼

Salam Ceria 🥰

TheShouq : (Mahabbah Rindu)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora