chapter 8 : annoying chenle

382 47 2
                                    

Na Jaemin merotasikan kedua bola matanya ketika dirinya bertemu Winter didepan mata. Mengambil tas ransel hitamnya kemudian segera pergi keluar. Jaemin tak peduli dengan keadaan sekitar yang tampak memperhatikannya dengan seksama. Lalu dengan cepat cepat Winter segera berlari menuju arah Jaemin yang hampir mau hilang. Ketika jaraknya sudah hampir beberapa jengkal dengan Jaemin, ia menarik lengan lelaki itu untuk mengajaknya bicara sebentar tetapi serius.

" Jaemin! kamu mau kemana? masa mau pulang, jangan dong " ucap Winter

" Apasih, jangan pura pura tidak tahu ya! " jawab Jaemin dengan nada marah

" Maksudmu apa? aku bahkan tidak tahu soal apa yang kamu katakan "

" Oh ayolah jangan bercanda soal ini Minjeong , kau bahkan sudah melupakannya, pikirlah baik baik tentang beberapa tahun yang lalu " kata Jaemin serius

" Ya harusnya kamu jelasin, jangan bisanya ngehindar dan pergi kaya kalbu " Ujar Winter

" Nanti kujelasin, sekarang kita makan dulu aja " Jaemin memotong pembicarannya sendiri dengan wanita bernama lengkap Kim Minjeong itu, lalu ia segera berbalik dengan menarik tangan Winter lalu memasuki ruangan restoran itu kembali dengan wajah kecewa namun sedikit baik. Winter sama sekali tidak mengerti soal perkataan lelaki bermarga na itu, soal munafik atau pura pura tidak tahu ia jelas sangat lupa, dan Jaemin sama sekali tidak menjelaskan maksud dari setiap kata dan juga kalimat yang baru saja disampaikannya. Jaemin duduk disamping Jeno dengan menampilkan selintas wajah eye smilenya yang begitu sangat gemas dan juga lucu. Jaemin mencoba tidak melakukan intraksi sedikitpun pada Winter.

Karina sama sekali bisa melihat jelas dibalik raut wajah antara Jaemin dan Winter yang saling diam diaman. Seperti ada kisah dibelakang antara keduanya, tetapi bukan urusanmu untuk mengetahui semua urusan orang lain. Mengurusi hidup orang seperti ini membuang buang waktu hidupmu saja. Lebih baik melihat canda tawa dari wajah si humoris dari Haechan, lelaki ini seperti tidak punya beban hidup saja, kerjaannya membuat orang lain tertawa akan lawakannya. Begitupun dengan lelaki bernama Zhong Chenle, engkau pasti tahu laki laki kaya nan tajir, anak dari pewaris tahta di china, bayangkan saja jumlah uang nominal yang diberikan orangtua padanya setiap bulan dan setiap tahun, sungguh anak sultan.

Satu lagi, anak laki laki bermarga Park, mempunyai besar tangan yang sangat lebar. wajahnya begitu manis seperti gula yang ada didalam campuran teh milik Chenle. Dia ini kelahiran tahun 2002 dengan seribu satu keistimewaan yang dimilikinya, sebenarnya aku belum kenal dekat dengan jelas soal Park Jisung, ia ini sedikit pemalu namun mungkin jika dirimu sudah mengetahuinya lebih dekat, dia akan berulah sangat menggemaskan layaknya anak kecil. Setelah Haechan mengisi perutnya dengan sangat begitu kenyang, bahkan hampir mengeluarkan biaya lebih dari beberapa won yang dihabisi sendiri, tetapi Chenle sama sekali tidak membuat wajah kekesalan. Aneh

Sepulang dari restoran, kami semua berencana untuk pergi ke sebuah acara festival yang sedang berlangsung di sana, entah apa alasannya Haechan ingin mengajak kami semua kesana, moodnya tiba tiba berubah drastis bila harus Chenle yang membayarnya. Sore menjelang malam, matahari mulai turun dengan perlahan dan berubah menjadi sinar bulan dan bintang yang menghias dan juga menerangi alam semesta. Malam itu ada acara festival musik yang digelar dari beberapa komunitas musik. Haechan sangat suka musik, ia senang ketika mendengar alunan, petikan, dan dentuman dari beberapa alat musik yang ia miliki. Katanya Musik adalah cara sederhana untuk dirimu dalam mengapresiasikan perasaan dikala sedang sedih ataupun senang. Hidup jangan terlalu dibuat untuk sekedar berfoya foya dengan hal tidak guna. Dengan kau mendengarkan musik, seratus persen hidupmu akan senantiasa aman dan tenang. Entah itu berbagai jenis musik yang kau sukai.

Kami semua masuk kesana bersama, melihat banyak orang yang sudah berdatangan dengan membawa masing masing pasangannya. Selama disana aku selalu dekat dekat dengan Winter, karena hanya ia yang aku kenal didalam lingkaran persahabatan ini. Jeno yang selalu bersama dengan Jaemin, dan begitu pula dengan Chenle,Renjun,Jisung dan Haechan. Sebelum menunggu penampilan dari penyanyi yang ada disana, Jeno sempat menanyakan padaku sebuah pertanyaan singkat, ia menawari apakah mau makan atau tidak, ini aneh, dan kujawab saja tidak, aku benci merepotkan orang lain. Aku bukan Haechan. Kalau saja itu Haechan ia akan cepat cepat pergi ke bazar makanan yang ada disana lalu memborong semuanya dengan tidak mempedulikan harga dari makanan itu.

You | Lee Jeno ✓Där berättelser lever. Upptäck nu