chapter 6 : another lee

628 58 3
                                    

Pagi hari, sang mentari memasuki area kamar dengan begitu hangat , sinarnya yang terik membuat aku terbangun dari tidur nyenyak singkatku. Pagi hari ini adalah hari biasa bagi seorang Karina. Menjalankan aktifitas layaknya murid sekolah sudah menjadi kebiasaannya. Sedangkan Jeno dan Jaemin lelaki yang semalam menginap dirumahnya, tampak terbangun dan sudah menyiapkan sarapan dibawah.

" Kar, ayo sini makan!" Teriak Jaemin sambil mengoleskan beberapa selai diatas roti. Bukan kali pertama, untuk aku disaat bangun dari tidur mendapatkan ajakan sarapan seperti ini. Kadang aku tidak makan dan jarang sarapan setiap paginya. Mama dan papa selalu sibuk setiap paginya sampai lupa memberikan asupan untuk anak anaknya.Jeno sudah rapi dengan seragamnya, walaupun sudah agak sedikit kusuk dan juga kotor, tetapi itu tidak membuat dirinya putus asa sekolah. Dibandingkan dengan Jaemin, Lee Jeno lebih cenderung pendiam dan juga memiliki sifat dingin.

" Terimakasih atas tumpangannya ya" ucap Jaemin melintaskan senyuman dan juga menunjukkan sederet giginya yang tertata rapi

" Tumpangan apa?" Tanyaku bingung

" Intinya terimakasih sudah mengijinkan kami tidur dirumah mu" katanya

" Tidak apa apa kok, kamu ga harus berterimakasih "

" Berisik amat sih kalian " kata Jeno sebal.

Jaemin dan aku langsung memperhatikan Jeno dengan seksama, bagaimana pandangan matanya saat berbicara pada kami. Begitu tajam seolah olah sedang membenci dalam hati. Apalagi saat dirinya menggigit bagian roti yang barusan dibuat Jaemin begitu keras.

" Ngapain sih kalian ngeliatin aku" ucap Jeno sinis

" Apasih geer banget lu Jen" jawab Jaemin sambil membuat wajah jeleknya tapi tetap saja tampan

Selesai sarapan dan bersiap siap untuk sekolah, kami bertiga memutuskan untuk pergi ke sekolah membawa tas ransel masing masing diatas pundak. Hari hariku semenjak ada kedua laki laki ini jadi lebih semangat, ya maksudku hari hariku tidak begitu buruk layaknya hari hari kemarin. Tidak ada papa, mama dan juga Kak Irene, membuatku lebih tenang dan juga tidak mendapati beberapa masalah setiap harinya.
Sementara itu Jeno meninggalkan kami berdua di tengah jalan, lalu ia bergabung bersama teman temannya yang sama sekali tidak kukenal.

Felix, Mark Lee, Vernon, Sehun dan Taeyong geng motor terbesar disekolah kami, beranggotakan tujuh orang yang diantaranya ada Jeno disana. Sebelumnya Jaemin tidak pernah berbicara soal kehidupan Jeno, tentang dirinya disekolah dan juga dirumah, perbandingannya sangat cukup berubah drastis. Tetapi raut wajah Jaemin diam saja, tidak memunculkan berbagai ekspresi kecewa ataupun kekesalan, menurutnya itu sudah biasa. Jeno akan berubah menjadi orang lain saat dirinya disekolah dengan harga diri yang tinggi.

Jeno bergabung bersama keenam sahabatnya itu, mereka saling berjabat tangan layaknya sudah saling kenal. Mereka ini geng motor yang begitu sangat terkenal disekolah. Sementara itu aku dan Jaemin masih saja berjalan menuju sekolah tanpa adanya pembicaraan dan perobrolan sedikitpun dari masing masing kami. Sebenarnya aku ingin sekali bertanya padanya soal Jeno tetapi itu akan membuatnya sedikit tersinggung, takutnya.

" Lo apaansih deket Deket sama Jaemin adek Lo yang kaya tai " ucap Taeyong seram

" Gue cuman disuruh nganterin doang, lagian males banget juga kalo Deket Deket sama dia " jawab Jeno berbohong

" Dude, you are Lee Jeno, you are famous in this school, so stop to be so close with Na Jaemin the stupid guy "
Ucap Mark dengan logat bahasa Inggrisnya

" Lu tau nggak? Gengnya Jaemin tuh cupu semua tau! Masa kemarin Haechan ngajakin kita balapan, udah tau mereka bakal kalah tetep aja nyolot " ujar Felix

You | Lee Jeno ✓Where stories live. Discover now