Tasya 2 || Tiga Puluh Dua

838 91 25
                                    

Naya baru saja selesai dengan makan siangnya. Ia bersama dengan Liana berjalan kembali keruangan mereka masing-masing yang kebetulan memang satu lantai, dengan tawa yang sesekali menghiasi perjalanan.

Jika di lihat dengan terliti mereka terlihat sangat akrab dan nampak seperti adik kakak yang mana Naya lah adiknya sedangkan Liana kakaknya.

"Kemarin lo abis kemana aja, Nay?" Liana membuka pembicaraan mereka.

Naya menoleh pada Liana, "Ya, jalan-jalan aja."

"Hmmmm." gumma Liana sedikit meledek Naya. Naya sendiri hanya tertawa karena merasa malu dengan ucapan temannya.

Mereka berjalan kembali dengan hening. Sampai di depan ruangan Naya, Naya izin masuk terlebih dahulu karena ruangan miliknya dahulu baru milik Liana.

"Gue duluan, Li." Liana mengangguk.

Naya masuk kedalam dan terkejut ketika melihat seseorang dengan rambut pirang kecokelatan itu sedang duduk kursi yang biasa di gunakan oleh pasien Naya.

Naya mendekat perlahan takut-takut yang di depannya sejenis Tasya yang suka maen tusuk-tusukan.

"Permisi."

Perempuan itu menoleh. Naya asing dengan wajahnya karena sepertinya perempuan itu bukan orang asli indonesia perempuan itu seperti bule.

"Siapa ya?" Naya kembali bertanya ketika sapaan awalnya tidak di jawab sama sekali oleh perempuan itu.

Naya menggaruk lehernya bingung. Ini orang bisu atau tuli sih? Diam aja dari tadi.

"Apa ga bisa bahasa indo kali?"

"Excuse me. Is there anything I can help?"
(Permisi, apakah ada yang bisa saya bantu?)

Naya menghembuskan nafas lega ketika sadar jika perempuan di hadapannya ini adalah asli bule yang tidak bisa berbahasa indonesia, beruntung keahlian berbahasanya lumayan bisa di handalkan.

Perempuan bule itu bangun dari duduk lalu memperhatikan Naya seperti seorang ditektif. Pandanganya seperti meremehkan Naya seolah Naya jauh lebih buruk dari dugaannya.

"You whose name is Nayara?"
(Kamu yang namanya Nayara?)

Dengan polos Naya mengangguk.

"I am Angelica."
(Saya Angelica)

Naya mengangguk menerima uluran tangan perempuan itu walau dalam hati ia masih bertanya-tanya siapa dan dari mana asal perempuan bule ini berasal mengapa bisa ada di ruangannya.

"What do you need? want a pregnancy check?"
(Ada perlu apa? Mau cek kehamilan?)

Mata perempuan itu melotot, "Not! I am here just to make sure how beautiful you are to the point that Restu has no interest in me!"
(Tidak! Saya di sini hanya untuk memastikan betapa cantiknya Anda sampai-sampai Restu tidak tertarik pada saya!)

"Hah?"

Perempan ini gila ya? Ia kenal dengan Restu? Siapa sih? Ga jelas banget!

"Who are you? What do you need? why do you know my Boyfriend?"
(Kamu siapa? Apa yang kamu butuhkan? kenapa kamu tahu pacarku?)

"He was my bodyguard when i was in indonesia yesterday, and I'm here for her!"
(Dia adalah bodyguard aku ketika saya di indonesia kemarin, dan aku di sini untuk dirinya!)

Mata Naya menyipit. Apa ini perempuan yang di bilang Restu? Perempuan yang suaranya Naya dengar dan perempuan yang mengambil ponselnya.

Jadi, untuk apa dia kesini?

Tasya 2 (Continued Story) [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang