Aqilla langsung memalingkan pengelihatannya ke sembarang arah, asal tidak menatap ke arah cowok aneh yang ada di rungan yang sama dengannya.

"Aqilla gimana keadaan kamu? Apa yang kamu di rasakan sekarang?" Lanjut bu Irma.

"Kepala Aqilla sedikit pusing bu, terus perut Aqilla juga sakit."

"Tunggu-tunggu! Gejalanya kok mirip kaya ibu hamil ya!? Jangan-jangan lo hamil lagi." Ucap Raffa yang memulai dramanya dengan berpura-pura terkejut menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.

"Raffa!!" Bu Irma menegur Raffa.

Aqilla melebarkan matanya saat mendengar ucapan ngawur Raffa.

"Sebarangan lo kalo ngomong! Gak mungkin lah. Lagian mana ada sih orang yang lagi hamil terus datang bulan!" Sewot Aqilla.

"Ya elah santai kali gausah sewot gitu. Gue cuma nebak." Balas Raffa enteng.

"Itu namanya bukan tebakan, tapi tuduhan!"

"Lo bisa bedain gak sih mana yang namanya tebakan, sama yang namanya tuduhan?!"

"Harusnya yang ngomong gitu tuh gue, bukan lo!"

"Udah-udah! Tidak usah meributkan hal yang tidak penting." Potong bu Irma saat Raffa hendak berbicara membalas perkataan Aqilla.

"Dia tuh bu, yang mulai duluan." Tunjuk Aqilla pada Raffa.

"Kok gue sih?! Lo tuh yang mulai duluan!" Balas Raffa tak terima, dan membalikan perkataan Aqilla.

Bu Irma berdecak lalu menggelengkan kepalanya. "RAFFA! AQILLA!" Teriak bu Irma memberi peringatan untuk menghentikan adu mulut antara Aqilla dan Raffa.

Mereka berdua langsung diam tak bersuara.

"Hargai ibu di sini sebagai guru kalian." Sambung bu Irma.

"Iya bu, maaf." Balas Aqilla dan Raffa serentak.

Bu Irma menghela nafasnya panjang. "Oke. Sekarang ibu tanya sama Aqilla, sebelum kamu berangkat kesekolah, kamu udah sarapan?"

Aqilla menggelengkan kepalanya pelan. "Belum bu."

"Kenapa gak sarapan dulu?"

"Aqilla bangun kesiangan bu, jadi gak sempet sarapan." Jawab Aqilla.

"Aqilla, lain kali sempetin waktu buat sarapan, walaupun gak banyak seenggaknya tubuh kamu terisi energi. Kalo kamu belum sarapan kaya gini tubuh kamu gak akan kuat buat ngelakuin hal-hal yang berat. Contohnya kaya tadi, kamu berdiri di tengah lapangan terpapar sinar matahari yang semakin siang akan semakin panas. Dan hal itu juga merupakan salah satu faktor penyebab kamu pingsan." Jelas bu Irma.

"Iya bu, Aqilla paham dan buat kedepannya Aqilla bakalan nyempetin waktu buat sarapan." Ucap Aqilla menundukan kepalanya.

Bu Irma memegang pundak Aqilla dan mengusapnya pelan sambil tersenyum mendengar ucapan Aqilla.

"Raffa, kamu tolong belikan makanan untuk Aqilla di kantin, terus kamu tungguin Aqilla dulu disini sampe keadaan Aqilla membaik. Dan kalo misalnya Aqilla masih ngerasa sakit, Aqilla boleh pulang duluan tapi minta surat izinnya dulu ke-TU." Ujar bu Irma sembari memberikan uang pada Raffa untuk dibelikan makanan di kantin.

Raffa menerima uang yang di berikan bu Irma tadi lalu di sambung dengan anggukan sebagai jawaban 'iya'.

"Sebelumnya ibu minta maaf karena gak bisa nemenin Aqilla disini sampe keadaanya membaik, soalnya ibu sekarang harus ngajar dikelas kalian." Lanjut bu Irma.

"Iya bu gak papa, makasih banyak bu." Respon Aqilla dan hanya di angguki saja oleh bu Irma.

"Oh iya bu, Aqilla sama Raffa hari ini izin jam pembelajaran ibu." Lanjut Aqilla.

RAFILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang