Part 27|| Legitimasi💫

Start from the beginning
                                    

Shanz menarik kerah nya sebelum benar-benar pergi. Laki-laki itu tersungkur di bawah sana, lalu berbalik menatap Shanz.

"Kau memang pantas menjadi murid Pluto, kelakuanmu sangat rendahan!" ucap nya.

Shanz yang tidak terima dengan perkataan itu, ia segera menarik pin yang menempel pada jas orang itu.

"Kau lebih tidak pantas menggunakan pin ini sebagai identitas mu," Shanz menjatuhkan pin lambang Planet Merkurius di hadapan nya.

Tentu saja hal itu mengundang banyak perhatian orang. Satu-persatu orang mengalihkan perhatian nya pada mereka berdua.

"Shanz! Apa yang kau lakukan?" bisik Evelin.

"Dia yang memulai nya," ucap Shanz.

Evelin berusaha menarik tangan Shanz untuk pergi dari sana. Akan tetapi Shanz tetap mematung di tempat itu. Kedua pasang mata nya kini tengah bertatapan dengan siswa yang mengusiknya.

Bagaikan mata macan dan elang. Sama-sama siap bertarung dan mengigit satu sama lain.

"Posisi kelas ku lebih baik daripada kamu, setidaknya bersikaplah sopan."

"Bersikap sopan terhadap seseorang bukan dari posisinya, melainkan dari bagaimana dia memperlakukanku!" ucap Shanz, "apa orang sepertimu pantas ku hormati? Memang pantas, tapi sikap anda sendiri yang membuat saya juga bersikap seperti ini."

"Ada apa ini?"

Suara instruksi dari depan sana kembali mengalihkan perhatian, Mrs Anna berdiri di depan kantor sekolah.

Kemudian seluruh murid berdemo lagi seperti sebelumnya, suara semakin ricuh dan tak terkendali. Seluruh murid yang berdesakan menghentikan perdebatan Shanz dengan Siswa Merkurius tadi.

Di tengah keramaian itupun, Shanz sempat melihat Lucas. Namun ketika hendak menghampirinya, Lucas menghilang di antara ribuan manusia. Ia ingin mengejarnya, akan tetapi untuk bergerak pun sangat sulit, bahkan dengan Evelin saja berpisah.

Entah dimana bule cerewet itu, Shanz tidak tahu.

Beberapa lama kemudian, demo semakin mereda. Semua murid mulai kembali ke kelasnya masing-masing, sedangkan Shanz masih berkeliling sekolah mencari Lucas.

***

"Di tengah kericuhan saja kamu masih sempat berdebat dengan Bagas," Alexa menghampiri Shanz yang kebetulan bertemu di koridor.

"Jadi nama laki-laki itu Bagas?" tanya Shanz.

Alexa mengangkat kedua alisnya sambil membenarkan poni nya. "Om Xeno tidak mau mendengar lagi keributan apapun yang kamu buat, jadi berhentilah membuat onar! Apalagi berurusan dengan murid Merkurius."

"Apa salah gue? Lo tau sendiri kan Lex, gue gak pernah memulai kalau gak di usik duluan."

"Aku paham. Tapi setidaknya kontrol emosimu!" ucap Alexa.

Shanz menghentikan langkah nya, ia berdiri di depan Alexa sehingga posisi nya saat ini tengah berhadapan.

"Lo kan genius Lex, coba Lo pikir pake logika dan bayangin Lo yang ada di posisi gue. Pasti Lo juga gak bakal terima kalau di rendahin kayak gitu," Shanz berkata demikian dengan emosi yang menggebu-gebu. Ia sangat geram dengan Alexa, mengapa sepupunya itu tidak mengerti?

Alexa tersenyum tipis, ia menatap wajah Shanz dengan tenang.

"Salah besar. Jika aku ada di posisimu aku tidak akan marah seperti itu," ucap Alexa yang membuat Shanz mengerutkan kening nya.

Alexa kembali melanjutkan, "justru aku akan belajar lebih keras lagi agar mampu menyamakan posisiku dengan mereka. Maka dari itu, mereka akan bungkam dengan sendiri nya tanpa ku perintah."

"That's simple?" Tanya Shanz. 

Alexa tidak menjawab, ia melanjutkan langkah nya kembali di ikuti Shanz di belakang nya.

"Jangan buang-buang energi dengan cara memarahinya. Pandangan setiap orang akan semakin buruk terhadapmu jika terus bersikap seperti itu."

"Berhenti melakukan hal sia-sia, karena orang genius tidak pernah membalas perlakuan seseorang dengan cara yang sama seperti yang di lakukan orang itu kepada kita."

"Lalu kenapa laki-laki sialan itu bisa lolos ke kelas Merkurius, sedangkan sikap nya saja tidak jauh berbeda denganku bukan?" gerutu Shanz.

"Ya. Memang betul begitu, tapi aku juga tidak tahu mengapa dia bersikap demikian." Alexa memasuki esclataor dan menuju kelas nya. Sedangkan Shanz masih berdiri di sana.

"Kamu tidak mau ke kelas?" tanya Alexa.

Shanz hampir saja mengangguk jika ekor matanya tak menangkap kehadiran seseorang yang sedari tadi di cari nya.

"Tidak. Aku ada urusan," ucap Shanz buru-buru. Ia langsung berlari meninggalkan Alexa yang masih menatapnya dengan heran.


Voteee yaaaa
Makin banyak vote, makin cepet up!!

Yang gak vote jangan komen "kak cepet up ya😴"

Oh iya aku udah janji bakal Tripel Up, tapi satu part nya lagi nanti malam ya. Itupun kalau gak ada kendala🌚

Spam up here!!


















Einstein Student (On Going)Where stories live. Discover now