Part 38||Pretensi💫

2.3K 415 163
                                    


"Kita mau kemana sih sebenarnya?" tanya Shanz.

"Gue juga gak tahu," jawab Richard.

Shanz menghentikan langkahnya, Richard menoleh ke belakang ketika merasa Shanz tidak mengikutinya lagi. Melihat ekspresi datar gadis itu, ia segera menghampiri Shanz dan menarik tangannya untuk pergi dari sana.

"Kalau gak ada tujuan kayak gini mending gue balik ke Barrack buat tidur," ucap Shanz yang membuat Richard geram.

"Lo mau mati hah? Lucas pasti lagi nyariin kita sekarang, meskipun gak ada tujuan seenggaknya kita berusaha menjauh dan cari aman," Richard yang tidak habis pikir dengan gadis itu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Gak!" Shanz menolak dengan tegas.

Lagi-lagi Shanz menolaknya dan tetap bersikukuh untuk pergi sendirian, Richard mengacak rambutnya frustasi, ia memukul-mukul tembok hingga tangannya berdarah. Menyalurkan rasa gelisah nya menghadapi Shanz yang keras kepala.

"Apa yang Lo lakukan?" tanya Shanz. Dalam diam nya ia sedikit khawatir ketika darah bercucuran pada tangan lelaki di sampingnya.

Richard tidak menjawab, ia terus melakukan hal itu berulang-ulang sampai sebuah suara mengalihkan perhatian mereka.

"Shanz."

Shanz dan Richard menoleh bersamaan. Edward mematung di tempatnya melihat mereka berdua, ia tahu betul bahwa siswa yang kini tengah berdiri di samping Shanz adalah salah satu murid C'Class. Namun ia tidak menemukan Lucas bersama mereka, hal ini tentu saja membuat dirinya berasumsi bahwa Lucas menyuruh teman nya untuk membawa Shanz pergi.

Edward menarik tangan Shanz dan berdiri di depan gadis itu, mengantisipasi jika Richard melakukan hal yang tidak-tidak padanya.

"Siapa?" Richard menatap Edward dengan tajam.

"Dia teman gue," jawab Shanz sambil menyingkirkan Edward yang berdiri di depan nya.

"Jadi Lo yang nyulik teman gue?" Edward langsung menarik kerah baju Richard dan hampir memukulinya jika Shanz tidak segera menghentikannya.

"Ed, udah! Justru Richard yang nolongin gue," ucap Shanz. Akan tetapi disini Edward masih tetap pada pendiriannya, ia tidak langsung percaya begitu saja dengan ucapan Shanz. Edward tahu betul betapa liciknya anak-anak C'Class, ia harus berhati-hati.

"Gak mungkin. Dia pasti yang bawa Lo pergi, gue bakal laporin ini sama Mr Ziland dan nyuruh petugas keamanan buat nangkap dia!" ucap Edward. Lelaki itu berbalik hendak memanggil para satpam, akan tetapi Richard langsung membekap mulutnya dan menyeret Edward pergi dari sana di ikuti Shanz.

Laki-laki itu memberontak, berusaha untuk melepaskan dari cengkraman Richard. Namun pada akhirnya ia pun hanya bisa pasrah mengingat tenaga nya kalah kuat oleh Richard.

***

Andrew sudah berlari cukup jauh mengejar Edward, namun ia kehilangan jejak nya. Kedua matanya menengadah melihat bangunan EHS yang masih cukup tinggi nan luas, ia tidak yakin akan dengan cepat menemukan Edward sendirian di tempat yang begitu megah ini. Kedua kaki nya pun terasa sangat lelah untuk kembali melangkah, pada akhirnya ia pun pergi ke kantin untuk membeli sebotol minuman dan membasahi kerongkongan nya yang kering.

"Ndrew."

Seseorang menepuk pundak Andrew hingga membuat nya sedikit tersedak kala meneguk minumannya. Dengan cepat ia menepis tangan itu dan mengomeli orang tersebut.

"Ngagetin gue aja Lo," ucap Andrew.

"Sorry Ndrew," jawabnya sambil menarik salah satu kursi dan duduk di samping Andrew.

Einstein Student (On Going)Where stories live. Discover now