Part 18 : I Hope

451 69 30
                                    

Aktif banget nggak sih work ini update? Atau terlalu aktif? Aku cuma punya target aja mau nyelesaiin dua work sebelum pertengahan tahun depan. Sebelum negara api menyerang alias tugas kuliah semester tua menghadang. Jadi, nikmatin aja ya kalo tiap malming aku rutin update. Wkwkw.

Yang dah kangen sama bang Kyuhyun. Ini nih. Si abang muncul nih.

HAPPY READING.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Musuh? Penyusup?

Sung Yeol meletakkan anak panah senormal mungkin. Tidak menunjukkan tubuhnya yang gentar. Sesaat setelah kedua tangannya lengang dari beban, barulah Sung Yeol bergerak menarik katana dari sarungnya. Tumitnya berputar, secepat itu pula ayunan senjatanya hanya sampai menebas udara malam. Berjarak tiga jengkal dari leher si pelaku.

"Kau?"

Kim So Eun menjatuhkan pedang kayu yang ia temukan di sudut arena berlatih. Terkejut. Lagi-lagi dihadapkan pada badan katana Sung Yeol yang memantulkan sinar rembulan. Seperti waktu itu. Terlalu serupa. Di bawah langit hitam dan hanya ada mereka berdua. Sung Yeol menghunus pedangnya.

So Eun yang ketakutan, merasakan punggungnya basah. Tangannya yang bebas tanpa sadar merambat naik menyentuh lengan atas. Gerakan itu. Ekspresi itu. Dan ketakutan yang terpancar sangat mengingatkan Kim Sung Yeol pada kesalahan yang telah ia perbuat.

Malam di mana ia meninggalkan So Eun di hutan dalam keadaan terluka. Dan sekarang, dirinya justru mengangkat pedang -lagi- dengan pose serupa.

"So Eun, aku..." Sung Yeol bermaksud mendekat. Namun, gadis itu justru berangsur mundur. Kengerian tercetak di wajah berpeluhnya.

Sialan sekali ketika Sung Yeol menatap wajah pucat So Eun, matanya berpencar terlalu luas hingga menangkap luka lebam yang sempat ia obati dan bekas cekikan di leher.

Jika malam itu ia tidak meninggalkan So Eun di hutan. Gadis ini tidak akan menjadi tawanan Cha Yang Sun dan mendapat luka-luka tersebut. So Eun akan baik-baik saja. Pemikiran semacam ini terus berdatangan setelahnya, memupuk rasa bersalah menjajah relung hati Sung Yeol.

Kali ini pria itu yang mengambil langkah ke belakang. Sebuah godam semu memukul mundur rasa percaya dirinya untuk tetap berdiri dihadapan So Eun.

"Malam itu..." Suara Sung Yeol yang parau menempatkan kesadaran So Eun yang sempat tertutup pekat kejerian. "... seharusnya aku tidak meninggalkanmu malam itu." Wajah Sung Yeol ditekuk berat.

"Maaf untuk luka yang kutorehkan." Sesalnya. Menatap penuh kekecewaan -pada diri sendiri- ke arah lengan atas So Eun yang tak lagi diusap empunya. "Maafkan aku."

Found You In JoseonWhere stories live. Discover now