9

609 43 8
                                    

Happy reading 💞

Angkasa membuang puntung rokok ditangannya dan menatap kearah rumah didepannya.mulai hari ini Angkasa berjanji akan membuat hidup Gladis bagai neraka hingga wanita itu sendiri tidak kuat dan memilih menyerah pada kehidupan.

"Aden temannya non Gladis?"Tanya satpam yang berjaga kali ini bukan pak Mat,tapi Pak Slamet.

"Gladis ada?"tanya Angkasa dengan suara ramah.

Pak Slamet mengangguk dan membiarkan tamu majikannya masuk.

Angkasa berjalan santai memasuki Rumah Gladis yang agak terbuka.dilihat disebelah Utara ada seorang paruh baya yang sepertinya pembantu Gladis sedang menelpone.

Sampai diruang tengah Angkasa memperhatikan sekeliling dan mendapati dua cctv yang terpasang.pria itu berjalan sesantai mungkin menaiki tangga dan tersenyum saat mendapati kamar dengan pintu yang terukir princess Gladis DiAtasnya.

"Dasar bodoh,"gumam Angkasa sembari membuka pintu itu.

*****

Gladis yang sedang berada didepan balkon kamarnya mengercit heran saat mendengar suara pintunya terbuka.

"Kaget?"tanya Angkasa yang berjalan sesantai mungkin.

Jujur Gladis sangat terkejut tapi melihat Angkasa yang tersenyum meremehkan membuat Gladis menggeleng kepalanya dan bersedekap dada berjalan kearah Angkasa.

"Ternyata seorang Angkasa cukup berani ,"ujar Gladis membuat Angkasa mengepalkan tangannya.omongan Gladis terdengar sebagai ejekan sekaligus penghinaan bagi Angkasa.

"Ingat baik-baik nona muda Gladisia dagnesia haditomo.hari ini  sampai beberapa tahun kedepan hidup Lo akan baik-baik saja,tapi tidak setelah gue kembali nanti.loe sendiri yang akan memilih menyerah dengan kehidupan."ujar Angkasa tajam dan penuh peringatan.sorot mata pria itu begitu tajam,ada kebencian dan rasa muak Angkasa perlihatkan saat menatap Gladis didepannya.

Gladis tersenyum simpul dan menatap Angkasa.dilihatnya baik-baik mata Angkasa yang menyiratkan kebencian.jika sebelumnya Gladis tersenyum bahkan bisa mengejek Angkasa maka kali ini Gladis tidak bisa berkata-kata .ingin Gladis mengatakan Agar Angkasa jangan pergi apalagi hanya karena dendamnya.Gladis tidak mau jika kedepannya hidupnya juga akan terbayang-bayang dengan Angkasa.sudah cukup masa SMA dan masa kuliah nya.gladis menunduk menyesal telah menantang pria yang tidak akan pernah simpati padanya.bukankah sudah jelas jika Angkasa Wijaya sangat membencinya.

Angkasa hanya bisa tersenyum puas dan membalikkan badannya meninggalkan kamar Gladis.pria itu tersenyum kearah cctv diruang tengah rumah Gladis dan terus tersenyum sampai meninggalkan rumah mewah yang ditinggali Gladis itu.

Air mata tak dapat dibendung lagi.Gladis menangis sambil memperhatikan mobil Angkasa menjauh.kenapa rasa sakit itu selalu ada jika itu menyangkut soal Angkasa.

*****

Hari -hari Gladis lalui dengan pura-pura ceria.ketakutan akan ancaman Angkasa menghantui pikirannya.sudah hampir dua bulan dan ketakutan itu masih ada dalam diri Gladis.sudah selama itu juga Angkasa menghilang.Gladis juga kini mulai mendekati Ara mantan kekasih Angkasa.gadis itu sangat baik dan lembut pantas saja Angkasa mencintai Ara.seperti siang ini Gladis dan Ara sedang mengobrol santai dikantin kampus bersama Axel dan beberapa anak blackver yang juga mengambil jurusan tekhnik.

"Kenapa melamun?"tanya Axel sambil memperhatikan Gladis yang hanya diam menatap Arana yang tersenyum sambil berbicara dengan Gio.

"Gara-gara gue Ara dan Angkasa putus,"ujar Gladis pelan agar anak-anak yang lain tidak mendengar.

"Gue suka Ara dan Angkasa putus.cowok brengsek kayak Angkasa nggak pantas buat gadis sebaik Arana."ujar Axel yang ikut memperhatikan Arana.

"Ohh iya xel,Kesya gimana?"tanya Gladis sambil meminum jus didepannya.

"Gue belum bisa cinta sama key ,Glad."ujar Axel jujur.

"Kalian bisik-bisik dari tadi,"tegur Arman yang sudah mulai pokus karena kekasihnya itu sudah memilih menuju kelasnya karena masih ada mata kuliah berikutnya.

"Rahasia, "ujar Gladis membuat Arman mendengus kesal dan juga beranjak dari duduknya.

"Gio itu playboy Ara,jangan sampai kemakan rayuan buaya darat."ujar Arman membuat Arana mengangguk dan yang lain tertawa terbahak-bahak  sedangkan Gio menatap Arman tajam.

Semua terasa damai tanpa Angkasa.itu yang dirasakan anak-anak blackver tapi berbeda dengan ziver yang kini terpecah belah karena kepergian ketua mereka.banyak juga gadis-gadis yang masih sering membicarakan sosok pria itu.semua kehebatan Angkasa yang dianggap keren diungkit-ungkit membuat Gladis merasa bersalah karena dirinya banyak yang merindukan sosok pria itu.Gladis juga baru tau bahwa Angkasa itu dulunya Anak broken home dan papanya menikah lagi dengan mama Axel.

Angkasa yang tidak memiliki sosok ibu dipertemukan dengan Ara membuat pria itu tentu merasa nyaman.Arana mampu menjadi sosok teman dan ibu yang baik kelak.itu yang Gladis pikirkan beberapa Minggu ini.

*****

Siang cerah tapi tidak secerah hati seorang gadis yang kini duduk lemas dengan mata sembab .

Dua jam sebelumnya....

"Masih belum berubah?"tanya gadis itu memastikan.

"Maaf, "hanya itu yang bisa cowok didepannya katakan.

"Aku udah menyerah xel.sepertinya sekarang atau dua Minggu lagi nggak akan ada bedanya."ujar gadis itu sambil tersenyum tipis.keputusan menyerah itu tidak mudah tapi Kekangan orang tuanya yang akan menikahkannya dengan anak seorang aktor tanah air karena cowok yang dicintainya masih belum bisa mencintainya.ibunya menyetujui permintaan gadis itu karena menghargai perasaan putrinya yang ingin memperjuangkan pria yang dicintainya tapi Minggu ini gadis itu sudah memikirkannya , Damar pria itu sudah melamarnya dan bahkan tetap bertahan.mungkin Damar jodohnya bukan pria yang tidak bisa mencintainya ini.gadis itu akhirnya menyerah dan juga sudah meminta papa tirinya agar tidak membatalkan kerja samanya dengan papa pria yang dicintainya.hanya itu yang bisa gadis itu lakukan .

"Key!!"suara teriakan Gladis membuat gadis itu tersenyum dan menghapus jejak-jejak air matanya.

"Ada apa?"tanya Kesya berusaha tersenyum semanis mungkin.

"Aku tau semuanya key,nggak usah nutup-nutupin .jangan pura-pura kuat."ujar Gladis membuat Kesya seketika memeluk Gladis dan menangis tidak menghiraukan orang-orang sekitar yang menatap mereka heran.

"Kita sama-sama perempuan yang mencintai tanpa ada balasan."ujar Gladis membuat Kesya menatap Gladis meminta penjelasan dengan sesunggukan.

Gladis duduk dikursi belakang kampus yang agak sepi diikuti Kesya .

"Hidup kadang tak berpihak pada kita yang mencintai sendirian.lelah itu selalu hadir,namun menyerah tak semudah itu.aku bahkan dengan bodohnya menyerahkan diriku sepenuhnya demi sebuah kata cinta . benar-benar bodoh."ujar Gladis dengan suara agak parau.

"Kamu masih agak waras key.tidak bisa bersama Axel bukan berarti kehidupan kamu akan berhenti.kamu beruntung karena ada seseorang yang begitu sangat mencintai kamu.bahkan pria itu menunggu kamu meski kita tau bahwa dia juga sangat terluka."ujar Gladis lagi.

Kesya mengangguk dan membenarkan ucapan gladis.gadis itu cukup terkejut dengan pengakuan Gladis namun Kesya mengerti karena efek cinta memang sehebat itu.membuat kita terbuai tanpa kita berpikir bahwa kadang yang sedang kita cintai itu kecil kemungkinannya untuk menjadi jodoh kita.maka Kesya mulai sekarang hanya akan berusaha move on dan membuka hati untuk pria yang sedang menunggu kepastiannya.satu hal yang Kesya dan Gladis pelajari dari cinta kelam mereka,bahwa kita tidak boleh mengklaim seseorang sebagai milik kita sebelum kata sah itu benar-benar terucap.

"Mari sama-sama belajar untuk tak lagi menjadikan masalalu sebagai alasan kita untuk tidak bahagia."ujar Kesya dan Gladis bersamaan membuat keduanya tersenyum .

Lelah ,bahkan sangat lelah.jika kita bermain-main dengan hati.kita yang mengambil resiko dan kita juga yang terluka.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

GLADIS [END]✅Where stories live. Discover now