22. Drop Again

1K 78 19
                                    

'Jika cinta, jangan hanya dimulut tapi harus mewujud dalam perbuatan'

"Hahah...serius, Lin? Angga kek gitu?"

Kini semuanya sedang berkumpul dirumah Alevan dan Alesha, anak-anak mereka diajak jalan-jalan oleh Diana dan Rafael.

"Alinnn...kamu kenapa bilang aib aku sih!" rengek Angga yang membuat Abian dan Aldiro kompak menyosor kepala pria itu.

Atensi Angga kemudian berubah pada Alevan yang hanya diam saja, sahabatnya itu terlihat lebih pucat dari biasanya sepertinya Alevan sedang agak tidak sehat.

"Van! Lo gak sakit, kan?" tanya Angga sambil mengangkat sebelah alisnya.

Aldiro dan Abian yang sedang memakan keripik kompak menoleh kearah Alevan yang memang terlihat pucat pasi, Alesha  langsung mengubah atensinya lalu menatap Alevan dengan tatapan menyelidik.

"Kamu, gak papakan Ale?" tanya Alesha khawatir. "kamu demam?" lanjutnya saat telapak tangan Alesha meyentuh dahi Alevan.

Sontak Alesha dan teman-temannya makin dibuat terkejut saat melihat hidung Alevan mengeluarkan darah, dengan gerak cepat Alesha mengambil tisu dan mengelap indra pernapasan suaminya itu.

"Ale kamu kenapa sayang? Kamu sakit? Aku panggil kak Arsha, ya?" tanya Alesha bertubi-tubi. "kamu kenapa diem aja Ale jawab aku sayang!" ujar Alesha yang sudah bergelinang air mata.

Abian langsung berdiri dan duduk disamping Alevan yang menutup kedua netranya, raut wajah khawatir itu sangat terpancar diwajahnya.

"Alevan! Alevan bangun Alevan! Lo jangan bikin jantung gue was-was dong!" ujar Abian mengguncangkan tubuh Alevan agak kencang.

Namun tidak ada pergerakkan sama sekali dari Alevan malah tubuhnya jatuh kepelukan Alesha, sontak semua orang yang ada disana berdiri dengan detak jantung yang berdebar kencang.

"Echa...s-sakit, Cha" lirihan yang keluar dari mulut Alevan sejenak membuat Alesha dan yang lain agak lega.

"Gue telfon bang Arsha dulu" ujar Aldiro setelah dia menetralkan detak jantungnya.

"Ale...apa yang sakit sayang?" tanya Alesha sambil mengelus kepala Alevan dengan lembut. "kak Arsha bentar lagi dateng, kamu sabar, ya sayang" lanjutnya lalu membawa Alevan kedalam dekapannya.

***

Hanya ada hening dan hanya ada suara garpu yang beradu dengan sendok diatas piring, dua saudari itu sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Gimana hubungan lo sama kak Raidin?" tanya Riani memecahkan kehingan yang terjadi antara dirinya dan Indah.

"Baik" jawab Indah singkat yang hanya dibalas Riani dengan anggukkan kepala saja. "kalo lo? Sukses dapet maaf Alesha?" tanya Indah yang membuat Riani membatu.

"Bukan urusan lo" jawab Riani sambil menundukkan kepalanya.

Indah tersenyum tipis kemudian dia menghela napas berat yang membuat Riani menatapnya dengan tatapan susah diartikan, sementara Indah? Dia menatap sepupunya ini dengan tatapan mengintimidasi.

"Ya gue maklum sih kalo Alesha gak mau maafin lo, karena apa? Sahabatnya sendiri. Sahabat yang dia percaya. Itu adalah orang yang juga bikin dia sakit dan kecewa!" ujar Indah penuh penekanan dibeberapa ucapannya.

My Perfect Husband 2 (SELESAI)Where stories live. Discover now