28. Berapa Lama?

806 72 4
                                    

Cinta bukan hanya tentang seberapa lama kamu mengenalnya. Ini tentang dua anak manusia yang dapat saling menerima apa adanya.

Alesha bimbang dengan sikap Alevan akhir-akhir ini, ada apa dengan Alevan? Kenapa akhir-akhir ini dia berubah menjadi agak manja.

Hari ini saja Alesha tidak diperbolehkan untuk pergi kemanapun, mereka sedang duduk disofa ruang tengah dengan televisi yang menyala.

"Echa, aku capek..." lirih Alevan yang menyenderkan kepalanya dibahu kiri Alesha. "aku pengen keluar, Cha" lanjutnya membuat kening Alesha berkerut.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Alesha namun Alevan malah memeluknya dengan erat.

"Aku pengen keluar, Cha. Aku takut disini"

Alesha mendorong pelan tubuh Alevan lalu menangkup kedua pipi Alevan dengan tangannya, bisa Alesha lihat suaminya ini sedang sedih.

"Aku tahu kamu capek, tapi kamu harus sabar dan yakin kalo Tuhan bakal buat kamu sembuh!" ujar Alesha yakin.

Alevan menggelengkan kepalanya pelan, dia sudah sangat lelah dengan kegelapan yang dia alami. Apakah ini akhirnya? Hidup dalam kegelapan selamanya.

"Ale, berapa lama sih aku sama kamu? Selama kita nikah. Mulai dari kita di jodohin, jalanin pernikahan ini, sampe kehadiran Alevran sama Aletha,"

Alevan langsung memeluk Alesha, menaruh kepalanya diceruk leher gadisnya. Apa salah jika Alevan lelah dengan kondisinya? Bukan Alevan tidak yakin namun Alevan hanya tidak ingin Alesha terus berharap.

"Ale," panggil Alesha yang hanya dibalas deheman Alevan. "Tuhan baik sama aku, Le, karena dia udah ngirim kamu buat temani aku" ujar Alesha kemudian menatap Alevan yang masih memeluknya.

Tatapan Alesha terkunci pada mata cokelat Alevan yang sesekali bergerak, bibir Alesha perlahan tertarik melukis senyum simpulnya.

Jarinya perlahan tergerak mengelus kelopak mata Alevan, mata ini...mata yang Alesha rindukan tatapannya. Mata yang membuatnya terbuai, mata yang membuatnya semakin jatuh cinta.

"Mata ini udah gak berguna" gumam Alevan yang dibalas gelengan kepala Alesha.

"Tapi mata ini yang buat aku jatuh cinta sayang" balas Alesha dengan tersenyum simpul.

***

Abian sedang sendiri didalam kamarnya dan Jingga, netranya sudah berkaca-kaca melihat bingkai foto dirinya dan tiga sahabatnya.

Semua memori berputar membuat Abian rindu, meski persahabatan mereka masih terjalin dengan baik tapi tetap saja Abian rindu terlebih lagi pada Alevan.

"Kalo gue bisa tukar hidup, gue rela, Van, biar gue aja yang alami semua yang lo rasain sekarang" monolong Abian dengan netra berkaca-kaca.

Tangan kanannya tergerak sampai menyentuh kelopak mata kanannya, dengan rasa sesak yang masih setia menjalar didadanya.

"Gue pengen kasih mata gue ini buat lo, Van, kalo gue bisa lakuin semua itu"

Abian memang baru mengenal Alevan, malah waktu pertemuan mereka semasa SMA. Itu adalah pertemuan yang buruk, tapi ujungnya hubungan mereka membaik dan Alevan mau menerima Abian.

My Perfect Husband 2 (SELESAI)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora