29. Ajari Aku Membencimu

966 79 5
                                    

Lebih baik kamu dibenci orang karena menjadi diri sendiri, daripada kamu disukai karena menjadi orang lain.

Indah menemani Riani pergi ke rumah sakit, menemui dokter spesalis. Riani luluh saat Indah minta untuk dia periksa dirumah sakit keluarga Wardhana.

"Riani, kenapa gak bilang dari awal? Kan gue bisa bantu lo secara lo itu temen Pak Alevan dan Bu Alesha" tegur dokter yang bernametag Ammeta yang sekaligus menjadi adik Arsha.

Riani hanya tersenyum tipis sambil menundukkan kepalanya, dia merasa malu karena harus datang kerumah sakit ini.

"Gue gak pantes, kak, buat dateng kesini. Apalagi lo itu termasuk dokter terbaik disini...bahkan, Indonesia pun tahu nama lo" balas Riani yang membuat Ammeta mengernyitkan keningnya.

Tangannya terulur untuk menggenggam tangan Riani yang dingin, gadis ini yang dia tahu adalah gadis yang ceria tapi kemana image keceriaan itu? Seaakan semuanya sudah lenyap.

"Lo kenapa? Cerita sama gue"

Riani mendongak menatap Ammeta dengan lekat, nertanya sudah berubah merah dan air matanya sudah siap untuk turun.

"Ajari gue benci sama dia, kak. Ajari gue biar gak peduli sama dia" lirih Riani dengan suara serak. "Gue pengen rasanya benci sama dia tapi gue gak bisa" gumam Riani sambil menunduk.

Ammeta menghela napasnya berat, ternyata gadis itu masih memikirkan kebahagiaan orang lain dibanding dirinya sendiri.

"Terus lo mau gue lakuin apa?" tanya Ammeta.

Riani tersenyum kemudian menatap Ammeta dengan tatapan lekat. "Gue pengen buat dia bahagia, hidup gue udah gak lama lagi jadi gue pengen–"

"Lo yakin?" tanya Ammeta mengangkat sebelah alisnya. "siapa tau lo bakal umur panjang, Ri, dan lo bakal bahagia" lontar Ammeta begitu saja.

Riani tertawa mendengarnya, apa Ammeta bilang? Umurnya akan panjang? Bahkan dia sudah tidak sabar untuk bertemu Tuhan.

"Gue pengen sebelum gue pergi..." ucap Riani menggantung.

Dia menundukkan kepalanya, setidaknya dia akan membuat semua orang senang. Ya, begitulah pemikiran Riani saat ini.

***

Angga dan Alin sedang jalan-jalan keliling salah satu mal yang ada di Jakarta, lama mereka berjalan melihat-lihat sampai netra Angga menatap ke area time zone.

"Kenapa, Ngga?" tanya Alin saat pergerakan kekasihnya terhenti.

"Dulu aku sering banget kesana" gumam Angga tanpa mengubah atensinya. "Tuhan emang bisa banget bikin aku kangen masa-masa itu, Lin" lirih Angga yang membuat kening Alin berkerut.

"Maksud kamu? Alevan maksud kamu?" tanya Alin yang disambut anggukan Angga.

"Aku salah gak, Lin?, aku salah gak menganggap kebutaan Alevan itu cuma mimpi?" tanya Angga berusaha untuk tegar.

'Bahkan kamu masih anggap itu mimpi' batin Alin merasa iba pada kekasihnya.

Alin mengelus punggung Angga berusaha membuat lelaki itu kuat, dia mulai mengerti sekarang mengapa Angga dan dua sahabatnya masih menganggap kebutaan Alevan itu hanya sebuah mimpi.

My Perfect Husband 2 (SELESAI)Where stories live. Discover now