43. Sisi Gelap

914 85 10
                                    

Karena kemurkaan itu sendiri datang saat miliknya yang paling berharga terkoyak

Raidin mengawasi dari jauh, dia ingin melihat seberapa berani Indah menghadapi Alesha. Karena yang kita tahu jika Alesha sudah marah itu adalah sebuah ancaman besar.

"Gi-mana kon-disi Alev–"

Plak!

Wajah wanita itu dengan sekelip mata menoleh ke samping, dengan rasa perih yang menjalar keseluruh wajahnya dan pipinya mulai memerah.

"Ini baru awalnya, Ndah, kamu belum lihat sisi gelap adik ipar aku..."

"Jangan pernah lo sebut nama suami gue dengan mulut busuk lo itu!" kelakar Alesha tepat di wajah Indah.

Selamat datang Indah Mauretta, selamat datang di lingkaran hitam seorang Alesha Put—maksudnya, Alesha Ardian Wardhana.

"Alesha maa–"

Plak!

Kini pipi kanannya yang mendapat tamparan itu, Laura dan Jingga hanya diam bukan tidak ingin menolong Indah, tapi mereka tahu akibat dari perbuatan mereka yang akan memancing Alesha lebih murka.

"Alesha! Kenapa kamu nampar aku?! Alevan drop itu karena kesalahan kamu, kamu yang buat suami kam–"

"KARENA LO GUE SAMA ALEVAN JAUH SIALAN!!!"

Indah terdiam, bulu kuduknya merinding saat Alesha membentaknya, bisa dia lihat netra hitam Alesha, netra itu sangat memancarkan dengan jelas amarah yang terpendam.

"Keluarin, Sha, keluarin semua kemarahan kamu... aku terima," gumam Indah sambil menunduk.

Alesha maju beberapa langkah sampai jarak antara dirinya dan Indah begitu dekat, jujur Indah sekarang takut dengan Alesha yang saat ini tengah menatapnya.

"Lo itu sangat menjijikan, lo sampah, lo stres, lo gila, dan lo jalang paling murahan yang pernah gue temui Indah Mauretta!"

Indah langsung mendongak, dia sangat sakit hati saat mendengar Alesha menghinanya. Wanita itu boleh marah padanya, tapi apa harus dia menghina Indah sampai menyebut kalau Indah adalah seorang jalang?.

"Alesha.... kamu keterlaluan," cicit Indah dengan sorot mata terluka.

***

"Tekanan darah pasien menurun, dok,"

Arsha mengelap peluh keringatnya dengan punggung tangan, bolehkah Arsha menghujat Alevan? Sudah berapa kali dia katakan untuk tidak kelelahan.

"Beri tahu pihak keluarga, kita akan melakukan transfusi darah segera." perintah Arsha langsung di balas anggukan oleh Suster Tari.

"Lo gak pantes jadi bagian dari keluarga Wardhana, karena lo itu cuma parasit!"

Kedua tangan Indah terkepal erat, dia sudah cukup sakit hati dengan apa yang Alesha katakan. Tangannya terangkat berniat memberi sebuah tamparan pada pipi Alesha.

Hap

Dengan lincah Alesha menahan tangan itu dengan genggaman yang begitu kuat sampai membuat Indah meringis kesakitan, di tepisnya tangan itu lalu langsung Alesha layangkan tamparan yang ketiga kalinya.

"Alesha!"

Keempat wanita itu menoleh, melihat Raidin ada di sana membuat Alesha makin murka. Rasanya dia ingin mencaci maki sang kakak ipar karena sudah membawa wanita sialan itu ke hidup Alesha.

My Perfect Husband 2 (SELESAI)Where stories live. Discover now