Chapter 11

127K 5.9K 18
                                    

Laura mengaduk obat itu dengan sendok, ya iya masa pake jempol kaki nggak elit cakep cakep jorok. Ia mengaduk obat itu hingga tercampur merata dengan air putih itu, warnanya transparan.

"Aaah sayang maapin Aku , Aku nggak tau kalo kamu nggak bisa minum maaf ya." Ujar Laura mengangkat tengkuk kekasihnya. Vincent mengerjap ngerjapkan matanya melawan sensasi pengaruh alkohol.

"Tidak apa apa sayang, Aku kuat kok." Vincent mencoba menyadarkan dirinya.

"Nih minum air putih dulu biar mendingan." Ujar Laura memberikan gelas tadi ke Vincent. Vincent menerimanya dan tanpa berpikir panjang langsung menengaknya habis.

Vincent memegangi kepalanya, Ia merasa pusing kembali tapi kali ini ia rasa itu bukan lah pengaruh alkohol yang tadi, suhu di ruangan itu mendadak menjadi panas, padahal ruangan itu ber Ac, tangan Laura bergerak melepas dasi Vincent, kancing pertama, kancing kedua, hingga akhirnya Vincent sudah telanjang dada.

***

Karina menatap ragu plang tulisan didepannya.

"BAR DANDELION" jujur ini kali pertamanya ia menginjakan kakinya di tempat seperti ini. Pikirannya melayang teringat akan adegan film film yang ia sering tonton jika perempuan polos seperti dirinya berada di tempat seperti ini pasti sangat bahaya. Ia juga harus waspada menjaga mahkota harta berharganya yang ia jaga selama 23 tahun jangan sampai itu raib oleh pria pria nakal disana. Dan juga dia belum pernah sekalipun ciuman, first kissnya belum ada.

Karina ragu, ia membalikan badannya untuk pergi dari tempat itu, tetapi sial hati kecilnya menyuruhnya untuk tetap mencari bos syalandnya itu. Ia berbalik, mengambil nafas panjang, membuang nafas kasar. "Okeh Karina kamu pasti bisa, tidak akan ada yang bisa memakanmu disini."

Karina sudah ada didalam, dentuman musik sangat keras membuat jantungnya berdebar kencang, Karina mengelus dadanya.

Uhukk uhukkk.... Karina terbatuk menghirup asap rokok disekitaran, Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru mencari Vincent. Tidak dapat dipungkiri disekitarnya banyak pasangan pasangan yang melakukan ciuman dan sebagainya.

"Vincent kan orang kaya pasti dia menyewa ruangan" batin Karina.

Ia berjalan menuju deretan deretan ruangan ruangan. "Ah shittt sial bagaimana Aku bisa menemukannya." Umpat Karina dalam batin. Ia tidak bisa membayang harus bagaimana lagi mencari pria itu, tidak mungkin ia harus mendobrak seluruh ruangan itu satu persatu.

Laura merapikan baju Vincent mereka belum melakukan sesuatu, Laura pikir ia harus melakukannya di tempat yang special walaupun lawan mainnya tidak sadar. Laura memapah Vincent keluar ruangan, Laura sedikit kewalahan dalam memapah si Vincent karena efek obat itu membuat Vincent ingin menelanjangi badannya sendiri saat jalan karena sensasi  panas di dalam dirinya.

"Laura." Ujar Karina melambaikan tangan kepada Laura.  "Ah lega akhirnya ketemu juga." Batin Karina.

"Cih tuh anak ngapain kesini coba." Ujar Laura lirih, hanya ia yang dapat mendengarnya.

"Vincent" ujar Karina khawatir melihat keadaan Vincent seperti itu.

"Emm enggak papa kok dia cuma mabuk sedikit aja, gue bisa urus dia sendiri." Jawab Laura tersenyum paksa.

"Oh okeh" ujar Karina. Laura melanjutkan jalannya memapah Vincent.

Okeh Karina terpaku termenung sejenak. " gue ngapain ada disini."

"Ahh gue kan kesini nyusul Vincent buat ngelarin tugas, kan gue asisten si Vincent, okeh ini semua gue lakuin demi pekerjaan." Karina tersadar lalu berlari menyusul Laura dan Vincent yang belum terlalu jauh.

MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Where stories live. Discover now