Chapter 34

123K 4.5K 68
                                    

Vincent mendudukan Karina dikursi sebelahnya, memakaikan sabuk pengaman lalu kemudian menyalakan mobilnya pergi dari parkiran Bar.

Darah masih terus mengalir dari pelipis Vincent padahal Ia sudah mengelapnya dengan tisu. Ia melihat pantulan dirinya dari spion lukanya cukup serius, sakit, dan perih.

"Kamu jahat Bos galak Aku tertekan selama ini hiks hiks."

"Patung berjalan dingin, tidak punya hati kok bisa ada orang kayak dia, hahahahhaha."

"Kelvin, kok muka mirip Bos dakjal itu, hahahha Aku mau minum heyyy berhentii, Kelvin berhenti."

Karina terus menerus meluapkan kekesalannya terhadap Vincent yang selama ini hanya Ia pendam tanpa sadar. Unek unek yang selalu Ia ghibahkan dengan Andri pun ikut lolos dari mulutnya.

Vincent menghentikan laju kendaraannya ketepian jalan untung saja jam segini jalanan sudah sepi.

Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Karina. Aroma alkohol menyeruak di badan Karina, terlebih lagi dimulutnya.

"Hahahha,Sekarang kamu bahkan mirip 100% dengan dia."

Karina menarik kerah baju Vincent lebih dekat ke wajahnya.

"Rasanya aku pengen muntah kalo liat wajah ini."

"Huekkkkkkk."

Karina memuntahkan seluruh isi perutnya di baju Vincent sampai celana pria itu pun tak luput dari cairan itu, untung saja Vincent dengan cepat menarik wajahnya kalau tidak wajahnya bisa tersembur muntahan.

Vincent mengambil masker dari dalam dashbord untung saja Ia menyetock. Ia membuka jendela mobilnya agar Ia bisa bernafas lebih lega dari bau muntahan yang berada badannya.

"Panasss hey."

Karina membuka kancingnya satu persatu, Vincent melirik.

"Arghhhh." Lagi lagi Vincent menghentikan laju kendaraanya.

kemudian merapihkan baju Karina. Berulang kali Karina mengangkat dress itu sampai paha membuat Vincent mengusap wajahnya kesal.

Vincent melepas jasnya untuk menutupi badan bagian bawah Karina. Wanita itu tetap saja usil dalam perjalanan sampai akhirnya diam sendiri tertidur.

Mobil akhirnya sampai di depan apartemen. Vincent membopong Karina dari garasi sampai kedalam Apartemen. Untuk ukuran badan Vincent yang sering olahraga dan ngegym badan Karina cukup enteng. Ia membaringkan gadis itu di ranjang Kamarnya.

Vincent pergi menuju kamar mandi , balik kembali dengan membawa sebaskom air dan handuk kecil untuk membersihkan badan Karina.

Vincent mencelupkan handuk, memeras kemudian menyapukan ke kedua kaki dan lengan tangan gadis itu. Lalu berlanjut membersihkan wajah Karina dengan tisu basah dimeja rias Karina. Harus Vincent akui wajah gadis itu lebih cantik apa adanya tanpa riasan. Bibir merah muda tanpa olesan pemerah ,oh shit sangat mengoda, buru buru Vincent berdiri untuk pergi dari situ daripada jiwa brengseknya keluar. Kucing mana yang tidak tergiur dihidangkan dengan ikan asin didepannya.

Saat Vincent akan pergi Karina memeluk tangan pria itu bagaikan guling tidur. Vincent menatap wajah Karina perempuan ceroboh yang sangat menyusahkan itu ternyata tadi berhasil membuatnya khawatir setengah mati gara gara hilang tadi. Vincent terus bertanya pada dirinya sendiri apakah rasanya cinta mulai tumbuh kembali pada gadis itu.

Vincent tidak bergerak dan memilih memejamkan matanya ikut tidur dalam keadaan duduk disamping ranjang tidak tega membangunkan gadis itu.

🎀🎀🎀

Kilauan cahaya mentari menusuk mata Karina membuatnya terbangun, kepalanya terasa berat, pusing. Ia membuka matanya perlahan.

"Aaaaahhhhh." Karina terkejut dengan penampakan mengerikan dari pria yang lengannya Ia peluk. Lalu langsung melepaskan tangan Vincent. Ia mengamati dengan seksama wajah itu, darah kering memenuhi pipi pria itu yang berasal dari pelipisnya.

Karina mencapit hidungnya dengan tangannya indera penciumannya menangkap bahu tidak sedap dari celana yang Vincent kenakan terdapat cairan seperti muntahan yang mengering. "Iyuh ganteng ganteng jorok." batin Karina sembarangan tidak tahu saja kalo itu adalah muntahannya sendiri.

Karina menyibak selimut yang menyelimuti badannya langsung menuju kamar mandi karena perutnya merasa mual.

"Sorrrrrrrr".

Karina memuntahkan isi perutnya yang masih tersisa, Ia mengernyitkan dahinya menahan bau alkohol dari dirinya.

"Apa aku mabuk tadi malam." gumamnya.

"Aaaaaaa."

Karina kembali ke ranjang mengoyang ngoyangkan tubuh Vincent agar tebangun.

"Pak bangun." ujar Karina lirih ditelinga Vincent. Vincent mengeliat lalu memeluk Karina.

"Kebakarannnnn." teriak Karina di telingga Vincent membuat pria itu langsung membuka matanya kaget.

"Ehehheheheh."

Vincent menguap. Kepalanya serasa akan pecah pertama karena pukulan tadi malam dan teriakan terompet sangkakala dari mulut Karina.

"Kenapa sih berisik mulu kamu ngerepotin aja." Vincent naik ke ranjang kamar Karina dan kembali memejamkan matanya.

"Apa dia seperti ini gara gara aku." batin Karina. Ia mencoba menginggat nginggat kejadian tadi malam secara perlahan kilas bayangan peristiwa peristiwa tadi malan muncul dipikirannya. Vincent yang berkelahi dengan Kelvin untuk membawa pulangnya lalu sumpah serapahan yang ia lontarkan bertubi tubi mobil teringat jelas.

Karina berlari menuju dapur untuk mengambil air dingin untuk membersihkan luka Vincent. Ia kembali kekamar dengan hati hati agar pintu itu tidak berdenyit membangunkan Vincent namun lagi lagi nasib sial terus menimpa Karina kakinya tergelincir lipstiknya entah kapan ada dilantai, hingga baskom air dingin yang Ia bawah menyiram Vincent yang sedang tertidur pulas.

Uyy back 🤗🤗 follow akun authornya ya biar nggak ketinggalan updatean terkini. Vote & komen juga tentunya. 🎀🎀🎀.


MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang