Teh Susu

3.2K 358 22
                                    

"Permisi." Benar tebakan Asya. ia dipanggil ke ruang bk karena permasalahannya di lapangan tadi. Rendy, cowok dengan kapas dihidungnya kini sedang duduk di depan bu Mega selaku guru bk. Wajahnya merah padam, menandakan bahwa dia sedang marah. 

"Silahkn masuk, Asya. Duduklah di samoing Rendy." jawab bu Mega dengan intonasi lembut namun terlihat galak.

Baru saja Asya duduk, Rendy sudah mengomel dan mengadu tentang apa yang terjadi di lapangan tadi. Asya terasa dipojokkan. bu Mega seperti membela Rendy dan membuat Asya semakin kesal kepada Rendy.

"Bu, pokoknya saya nggak terima. Dia harus meminta maaf sama saya." Asya hanya melongo menatap Rendy yang mengomel layaknya ibu-ibu dipasar yang sedang bertengkar.

"Asya, kamu minta maaf sama Rendy sekarang." suruh bu Mega.

"ya nggak bisa gitu dong bu. Ngga adil banget dong kalau bu Mega cuma dengerin dari satu pihak!" ucap Asya tidak terima. Memang benar ini tidak adil, tapi tolonglah Asya, tolong mengerti. Jika, bu Mega tidak mengiyakan Rendy, bu Mega bisa dipecat. Apalagi keluarga Rendy menjadi donatur terbesar di sekolah ini. Satu lagi, Rendy itu anak berprestasi. Kalau bu Mega tidak mengiyakan, Rendy pasti tidak mau ikut olimpiade lagi.

"Denger ya, lo tuh yang pertama ngelempar bola basket ke gua." ucap Asya mentatap tajam Rendy.

"Kan gue udah bilang gak sengaja," sanggah Rendy balik menatap Rendy.

"Bodoamat!" 

"Udah kalian diem. Asya kamu minta maaf sama Rendy sekarang," pinta bu Mega kepada Asya.

"Ya gak bisa gitu dong bu! Kan dia duluan!" tolak Asya yang merasa dirinya tidak bersalah. 

"Udahlah, minta maaf doang apa susahnya sih! " ujar Rendy dengan nada angkuhnya.

"Ya kalau gitu, lo duluan dong yang minta maaf."

"Udahlah Asyhila, kamu mau dihukum atau minta maaf sama Rendy?" ucap bu Mega mengancam, sedangkan Asya hanya bisa pasrah dan menuruti perintah bu Mega. Daripada nantinya ia akan sengsara, apa salahnya ia minta maaf terlebih dahulu.

"Maaf!" ucap Asya singkat.

"Yang bener Asyhila Syahla Quenata!" tutur bu Mega lagi membuat Asya mendengus kesal.

"Maaf ya Rendy. Maaf banget-banget-banget deh." ucap Asya menyodorkan tangannya.

"Hmm." jawab Rendy tanpa membalas tangan Asya.

"Tuh kan bu dia tu emang nyebelin!" ujar Asya kesal sembari menatap tajam Rendy. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan cowok di sampingnya itu. Dia yang salah kenapa Asya yang harus meminta maaf?

"Rendy kamu juga minta maaf sama Asya." ucap bu Mega dan membuat Rendy melotot. Rendy pikir bu Mega akan dipihaknya searatus persen, ternyata sama saja Rendy harus meminta maaf kepada Asya.

"Gak sudi!" ujar Rendy berdiri dan meninggalkan bu Mega dan Asya diruang bk. Bu Mega hanya bisa mendengus kesal dengan sikep Rendy. Mau bagaimana lagi? Jika dirinya membantah Rendy, pasti ia akan dipecat nantinya.

"Ihhh kok gitu sih bu!" ucap Asya tidak terima dengan perlakuan kejam dari Rendy.

"Emmm gimana ya Sya, Rendy nya udah keburu pergi! Kamu boleh keluar kok." ucap bu Mega yang juga bingung dengan sikap Rendy. Mau gimana pun tidak akan ada yang bisa melawan seorang Rendy.

MAGER [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora