Prolog

59.1K 1.7K 5
                                    


"Bapak nggak boleh gitu donk, Pak. Jangan mentang-mentang bapak guru baru di sini, bapak bisa seenaknya ngatur-ngatur saya. Bapak nggak tahu sebelum ada bapak di sekolah ini saya bebas mau bolos di pelajaran olahraga. Tapi sekarang? Gara-gara bapak ada di sini saja jadi merasa dikekang, saya tertekan dengan hidup ini."

Oceh gadis cerewet yang kini duduk di bangku SMA kelas XI. Semua murid menatap tak percaya pemandangan di depannya. Lihatlah, murid mana yang yang berani berbuat seperti itu pada gurunya kalau bukan Zafia?

_Zafia Anseliska Iskandar _
Gadis macam tak tahu siapa orang yang dihadapinya sekarang. Bahkan sahabat Zafia sekalipun tak berani memandang guru barunya ini. Ini Zafia? Memarahi gurunya? Astaga!

"Kamu berani dengan saya?" tanya guru baru yang baru saja di omeli Zafia. "Kamu tidak tahu siapa saya?"

"Ya ampun,,,
Bapak -Alfarezi Kavindra- yang terhormat. Baru beberapa menit lalu bapak memeperkenalkan diri di depan kelas. Pun baru beberapa menit lalu bapak menggantikan wali kelas plus guru kesayangan saya yang bolehin saya bolos. Bapak masih nanya saya kenal atau nggak sama bapak?" Zafia menggelengkan kepalanya prihatin.

"Selain nyebelin, bapak pikun juga ternyata." Zafia yang tadinya berdiri di depan Pak Alfa, kini membalikkan tubuhnya untuk ikut baris bersama temannya yang laindiapa.

'Anak itu berani sekali dengan saya,' batin Pak Alfa menggelengkan kepalanya.

"Pak, yang sabar ya. Murid bapak yang satu ini otaknya rada geser. Dia nggak kenal takut sama siapapun. Bahkan, kalau ada dinosaurus di hadapannya sekarang, bakal di panggang hidup-hidup sama dia!" teriak salah seorang murid yang paling sering mencari gara-gara pada Zafia. Fikri namanya.

Pak Alfa hanya menganggukkan kepalanya. Saat ia ingin kembali berucap, suara itu lagi-lagi membuatnya harus ekstra bersabar.

"Wah ... parah kau Fik." Dengan mengacungkan telunjuknya dan berkacak pinggang, Zafia mendekati Fikri. "Kau kira aku ini manusia super yang kuat angkat badan dinosaurus untuk di Panggang, ha? Kalau mau, sekarang juga kau ku panggang ya, Fik," ucap Zafia menarik kerah baju Fikri.

"Aduh, Fi, kamu ini ada-ada aja. Mendingan kamu diem aja dulu deh. Biar, nih jam olahraga habis dan kita bisa cepet istirahat," ucap sahabat Zafia yang kerap di panggilnya Dinda.

"Kamu tidak lihat kah, Din? Makhluk setengah alien di depan aku ini udah mempermalukan aku di depan umum," ucap Zafia geram.

"Udah, kamu tenang dulu. Nanti kalau olahraga ini udah dimulai, kita bisa kabur di tengah-tengah sibuknya Pak Alfa yang ngajarin murid lain. Sekarang kamu diem dulu, oke. Kita ikuti permainannya," bisik Dinda sambil menarik tangan Zafia menjauhi Fikri.

"Bener juga kamu." Zafia tersenyum miriing memikirkan rencananya. "Awas kau! Pembalasanku menunggumu!" Zafia memandang sengit Fikri. Yang di pandang hanya menggidikkan bahunya acuh. Sudah biasa.

Sedangkan murid lain hanya hanya geleng-geleng kepala melihat perilaku abstrak temannya itu. Pak Alfa hanya memandang Zafia datar, sekaligus sedang memikirkan sesuatu agar muridnya ini ingin berubah.

________________
Next?

Gadis Kedua Guru Olahraga [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang