48

9.2K 450 8
                                    


Happy Reading 🍂

Ilham mengabaikan tatapan Alfa, orang asing di sebelahnya. Dia lebih fokus ke telfon yang menyambungkan dia dengan Om-nya, suami mendiang adik Mamanya.

"Ilham nggak tahu, ya, Om. Yang jelas, saat Ilham datangi si brengs*k Daniel, Zafia udah tergeletak di aspal dan di pangku sama cowok yang entah siapanya. Kalau Ilham boleh tahu, dia siapa, Om?" tanya Ilham sedikit hati-hati.

Terdengar isakan Tari yang kian menjadi setelah Ilham menceritakan mengenai keadaan Zafia. Tak lama kemudian, suara Wisnu yang histeris memanggil Tari untuk bangun. Rupanya, Tari pingsan.

"Om dan Tante akan segera ke sana, Ham. Kamu dan Alfa tolong jagain Zafia sementara Om belum sampai, ya? Berikan perawatan yang terbaik untuk Zafia. Berapa pun biayanya akan Om tebus. Assalamualaikum," ucap Wisnu terburu-buru. Sebelum Ilham sempat menjawabnya, sambungan itu segera terputus.

"Waalaikumsalam. Rupanya nama dia Alfa? Siapanya Zafia?" gumam Ilham sambil mengamati handphone Alfa. Matanya membola kala melihat nama Om-nya yang diberi Alfa di handphone itu.

'Mertua? Zafia udah nikah?' batin Ilham tak percaya.

Alfa yang sedari tadi memperhatikan Ilham dengan tatapan tanya akhirnya beranjak dari posisinya. Ia mengambil handphonenya tanpa sepatah kata pun. Mengetik pesan sekilas kemudian kembali mendudukkan dirinya di samping kursi tunggu, sebelah pintu ruangan operasi.

"Heh! Jangan bilang kalau lo suaminya Zafia?" tanya Ilham dengan nada ketus.

Alfa tak menjawab. Tangannya masih setia menjambak rambutnya frustasi. Bau badannya yang kian menyengat tetap diabaikannya. Pun tatapan orang lalu lalang juga dianggapnya angin lalu.

"Woi, gue ngomong sama lo. Dari semalam gue tanyain lo terus, lo-nya nggak mau jawab. Mau lo apa? Lo kira cuma lo yang sedih Zafia masuk rumah sakit? Lo kira cuma lo doang yang frustasi liat Dokter yang udah hampir delapan jam ngoprasi Zafia belum keluar-keluar? Gue juga!" ucap Ilham dengan nada meninggi.

Ilham mendudukkan dirinya di sebelah Alfa. "Lo sebenarnya siapanya Zafia, sih? Lo lihatlah diri lo. Baju lo bau amis kayak gini, nggak ada niat ganti? Penampilan lo udah kayak orang nggak waras yang punya muka di atas standar. Jangan bilang lo suami Zafia?" tanya Ilham dengan nada melunak.

Alfa masih bergeming. Cengkeraman di rambutnya semakin kuat. Dapat Ilham lihat kalau di sela-sela jari Alfa terdapat beberapa helai rambut yang rontok. Dan itu tidak membuat Alfa berhenti melakukan aksinya.

"Please, jawab gue! Jangan jadikan diri lo asing di mata gue, beg*. Dengan keadaan lo yang kayak gini nggak akan bisa buat Zafia cepet sembuh. Ganti baju lo! Pulang!" teriak Ilham sambil menarik tangan Alfa dari rambutnya. Dia memaksa tubuh Alfa untuk berdiri, dan itu berhasil.

Alfa menatap Ilham dengan mata memerah dan juga sembab. Kantung mata yang hitam terlihat jelas di wajah Alfa. Untuk sesaat Ilham terhenyak. Penampilan Alfa lebih buruk dari bayangannya.

"Kamu mau tahu aku siapa? Kamu mau tahu siapa pria gila di depanmu ini?" tanya Alfa menatap tajam Ilham. Dia melangkahkan kakinya mendekati Ilham. Sontak itu membuat Ilham memundurkan langkahnya.

"Mau apa lo? Mau bunuh gue!" tanya Ilham dengan sedikit berteriak di campur dengan nada bergetar.

"Aku ini manusia tak beradap yang hanya ingin membahagiakan Zafia. Pria asing di depanmu ini yang membuat nyawa istrinya hampir melayang. Kamu tahu? Aku hampir membunuh istriku sendiri akibat kejutan konyolku untuk membuat hari bertambah usianya lebih berwarna. Tapi apa yang aku lakukan? Aku hampir membuat nyawanya melayang."

Ilham kembali tertegun dengan pemandangan di depannya. Lelaki berperawakan hampir sempurna di depannya ini tengah mengutarakan emosinya dan kesedihannya secara bersamaan. Dia melihat sendiri air mata itu meluncur dari mata yang tengah menatapnya tajam.

Gadis Kedua Guru Olahraga [ END ]Where stories live. Discover now