ni

16K 1.8K 586
                                    

Haruto yang sadar, kalau Jeongwoo tidak membalas pelukannya pun memberhentikan kegiatannya mengelus surai cokelat pemuda Park.

Ia kemudian melepas rengkuhannya, dan mundur sedikit. Dengan ragu, Haruto mendongakkan kepalanya, menatap lurus ke mata Jeongwoo.

Sambil memainkan jari-jarinya, ia bertanya dengan pelan, namun cukup untuk didengar oleh Jeongwoo di depannya.

"Kamu kenapa...?"

Jeongwoo hanya terdiam, tapi pandangan mereka tidak dilepas olehnya.

Haruto menundukkan kepalanya, tidak lagi mampu menatap netra Jeongwoo.

"Aku kangen... kangen banget," Haruto berucap. Masih dengan sedikit menunduk, ia menolehkan pandangannya, kembali menangkap mata Jeongwoo. "Kamu nggak ada kangen aku juga?"

Namun, lagi-lagi Jeongwoo hanya terdiam, tidak mengeluarkan barang sepatah katapun, dan tidak bergerak sedikitpun.

Haruto menghela napas.

"Jangan-jangan, kamu tadi bahkan lupa aku siapa? Apa aku nggak lagi familiar di mata kamu?"

Melihat mata Haruto yang masih berkaca-kaca, Jeongwoo kemudian berdeham.

"Hmm. Gimana ya, gue kenal lo. Tapi dari suaranya aja."

Haruto terdiam sebentar.

"Jadi... tadinya kamu beneran gak inget aku? Terus kenapa waktu di kelas, kamu ngeliatin aku lama banget tadi?"

Jeongwoo terkekeh.

Haruto pun mau tidak mau ikut tersenyum melihatnya.

"Gue ngerasa lo familiar, kok. Makanya waktu liat lo masuk kelas tadi, gue gak bisa lepasin mata gue, karena rasanya ada yang ganjel."

Baru saja Haruto hendak membalas lagi, dehaman seseorang terdengar di telinganya, menginterupsi obrolan mereka.

"Ehm, maap nih, tapi di sini masih ada gue. Tapi keliatannya ini penting, jadi gue mau pamit aja. Woo, lo kalo masih mau ngomong, ngomong aja. Gue ke kelas duluan, masih mau jadi anak baik-baik, belom mau bolos di awal."

Jeongwoo menoleh, mengalihkan pandangannya dari Haruto ke pemuda di seberangnya.

Ia kemudian menatap Haruto dan pemuda itu secara bergantian.

"Nggak, gak apa. Gue ikut lo, gue juga masih belom mau bolos. Tungguin," ujarnya pada temannya itu, kemudian membereskan peralatan makannya dan menaruh ponselnya di saku.

Temannya hanya memutar bola matanya dengan malas.

"Yaelah, kasian itu mantan lo, masa udah ketemu malah ditinggal gitu aja."

Jeongwoo yang baru saja hendak menyampirkan tasnya di bahu kemudian mendongak, lalu berdecak.

"Ck, gak apa lah, kan masih bisa ketemu lagi. Udahlah satu kampus, satu jurusan juga. Gak ribet kan kalo mau ketemu."

Temannya itu hanya menggelengkan kepalanya, terlalu malas untuk berdebat dengan Jeongwoo. Ia kemudian berdiri, bersiap-siap pergi ke kelas.

Haruto, yang sedari tadi mendengar percakapan keduanya, kemudian ikut nimbrung setelah mendengar kalimat terakhir dari Jeongwoo.

Ia menaikkan sebelah alisnya, lalu menatap ke arah Jeongwoo, dengan senyum ganteng di wajah.

Setidaknya sekarang dia sudah nggak nangis lagi, walaupun matanya sudah kadung merah. Tapi gak apalah, tidak mengurangi kadar ketampanannya kan.

"Oh? Jadi kamu mau ketemu aku lagi?" goda Haruto.

Jeongwoo kembali memusatkan perhatiannya ke Haruto, dengan pandangan yang sulit diartikan.

Switched || Jeongharu [✓]Where stories live. Discover now