ni ju hachi

6.6K 860 147
                                    

"Jeongwoo beneran gak ada?"

"Iya. Kata Jae dia udah pulang, Dobby."

Haruto membalas ucapan Doyoung sembari masih menoleh ke arah Jaehyuk, yang kini sedang membeli minuman.

Fyi, mereka sekarang lagi di kantin.

Doyoung menatap Haruto dengan perasaan bingung dan tidak enak, karena dia tahu Haruto pasti sedang kecewa sekarang.

"Jae cuma bilang dia udah pulang, gitu aja?"

"Ya... nggak, sih. Katanya, Jeongwoo tadi udah nyariin gue, tapi nggak ketemu, dan dia ada urusan mendadak. Gue gak tau apa urusannya."

"Mungkin dia disuruh belanja atau ngapain gitu sama ortunya?"

Haruto menggeleng, dengan wajah yang tampak tenang, atau mungkin kelewat tenang. Sampai hampir kosong tanpa ekspresi.

"Dia kan tinggal sendiri di apartemen. Mana pernah disuruh mamanya gituan."

"Oke... Terus lo maunya gimana sekarang? Pulang?" Doyoung bertanya dengan nada yang khawatir. "Lo kalo ngerasa gak enak ga usah pulang sendiri deh, gue anterin aja gimana?"

Haruto menggeleng lagi, "Nggak usah. Gue mau ke apartemen Jeongwoo."

-

Dan begitulah, bagaimana Haruto kini berakhir di depan pintu kamar apartemen Jeongwoo.

Ia mengetuk-ngetukkan kakinya, merasa gelisah untuk sekadar memencet bel yang ada di hadapannya saat ini.

"Gue takut apa sih?" gumam Haruto, bingung dengan dirinya sendiri. "Terobos aja lah. Gue kan nggak salah."

Iya, uke mana pernah salah.

"Okay, here we go."

Haruto pun memencet tombol bel tersebut, tetapi setelah ia tunggu beberapa detik, suasana masih hening. Tidak ada suara langkah kaki ataupun sahutan dari dalam sana.

"Hng? Coba lagi deh, mungkin gak denger."

Karena Haruto juga bisa positive thinking, jadi dia menekan kembali bel tersebut beberapa kali. Posthink sih tapi ya tetap nggak sabaran.

Usai lima menit terdiam menunggu, ternyata ruangan di hadapannya itu memang kosong.

"Hmm. Gak ada orang, huh."

Haruto berbalik, menyandarkan dirinya di pintu.

"Ayo Haruto. Mikir. Sekarang ngapain. Pintunya gak bisa dibuka, gak ada orang," Haruto memejamkan matanya, dengan kedua tangannya di saku celana.

"Gue pengen masuk buat jajan, tapi pintunya kekunci..."

Haruto mengerjapkan mata setelah tersadar.

"Iya ya. Gue kan juga punya kuncinya sih, kok bisa lupa."

Pemuda jangkung itu lantas merogoh tas selempangnya, dan mengeluarkan dompetnya dari sana.

"Ada gak sih? Ada dong plis. Gue udah jauh-jauh masa harus puter balik, males banget," Haruto bermonolog seraya mengecek satu persatu kantung yang ada pada dompetnya.

Wajahnya seketika menjadi cerah, dan sebuah senyuman tipis pun terulas di bibirnya. Setelah ia menemukan benda yang dicarinya sejak tadi.

"Kok bisa ya gue ga bawa hp tapi kunci rumah pacar ada... Bodo deh pokoknya sekarang waktunya ngerusuhin apartemen Jeongwoo."

Haruto bersenandung kecil, dan melangkahkan dirinya sendiri masuk ke kamar apartemen tersebut setelah membuka kuncinya.

"Jangan kaget ya Wolfie kalo nanti kulkas sama lemarinya kosong. Bukan perampok kok, cuma ada Haruto yang gantengnya mirip artis korea."

Switched || Jeongharu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang