ni ju kyu

7.2K 834 140
                                    

Haruto loves all the little things Jeongwoo has with his whole heart.

Namun, ada tiga hal yang paling disukai Haruto tentang seorang Park Jeongwoo.

Pertama, Haruto menyukai Jeongwoo yang selalu bersikap tegas padanya, meski dirinya sendiri juga ceroboh.

-

"Wolfiee ngapainnnn lama banget di bagian sayur!! Drop them, I'm not going to eat any!"

Haruto merajuk, dengan nada agak pelan. Soalnya dia nggak mau jadi pusat perhatian.

Padahal sudah.

"Nggak usah berisik, malu. Kamu diem dong biar manisnya nggak sia-sia," respon Jeongwoo. "Kamu mau tomat, timun, atau selada?"

Haruto hanya menatap Jeongwoo lamat-lamat.

Jeongwoo yang tidak mendengar adanya suara dari Haruto, lantas menoleh ke arahnya.

"Kok malah ngeliatin aja sih? Dijawab dong," ucap Jeongwoo, mengangkat sebelah alisnya.

Haruto memberinya ekspresi yang menyebalkan (menurut Jeongwoo), dan berdecak malas.

"Aku kan baru bilang kalau aku nggak mau makan sayur!! Ngapain masih disuruh milih?"

Jeongwoo kembali menoleh pada sayuran di etalase di hadapannya, tetapi matanya melirik Haruto yang berdiri di kiri.

"Kalo nggak milih, ya aku beli tiga-tiganya. And you're going to eat all of them, mau nggak mau harus mau," Jeongwoo kemudian tersenyum.

Senyum yang menyeramkan, kalau kata Haruto.

Haruto menyilangkan tangannya, "Nggak mau makan sayur pokoknya. Kalo kamu maksa aku nggak jadi nginep nanti ya?!"

Jeongwoo menghela napas lelah.

Tanpa melihat pacarnya, Jeongwoo membalas ancaman Haruto dengan tenang.

"Ya terserah," katanya. "Malemnya jangan nelpon buat bilang 'kangen, nggak ada yang peluk', ya."

"Kok gitu sih," Haruto mengerucutkan bibir. "Cuddle sama kamu kan kebutuhan primerku."

Jeongwoo merotasikan matanya, "Yaudah pilih mau yang mana dari tiga tadi. Cepetan dong."

Haruto terdiam, selama beberapa saat. Laki-laki remaja itu benar-benar berpikir sangat keras hanya untuk memilih sebuah sayuran yang nantinya akan dimakannya. He's way too picky.

Setelah berpikir cukup lama dan mengeluarkan gumaman 'hmm', 'ngg', 'ehh jangan deh', 'noo, not that', dan menarik napas berkali-kali, ia akhirnya mendongak kembali.

Karena Jeongwoo sudah memutar troli yang dibawanya dan beralih menuju etalase lain.

"Kok ditinggal sih, kan aku milih aja belum??"

"Kelamaan sih. Yaudah aku pilihin—"

"Nggak tiga-tiganya kan?? Apa yang kamu ambil?!" Haruto bertanya dengan panik.

"Tebak," balas Jeongwoo dengan nada riang.

"Heh ayo bilang akuuu, apa yang kamu ambil?!" Haruto mempercepat jalannya, menyusul Jeongwoo. "Wolfie!"

"Tomat," Jeongwoo akhirnya menjawab, karena kalau nggak gitu nanti Haruto bakal berisik lagi. "Itu yang paling bisa kamu toleransi kan."

"Oh... hah, toma—"

Haruto yang tadinya berjalan cukup cepat itu tiba-tiba oleng; karena tersandung tali sepatunya sendiri.

Ia berusaha untuk menahan keseimbangannya, membuatnya berjalan terhuyung ke depan, dan terjatuh; dengan sangat beruntung.

Switched || Jeongharu [✓]Where stories live. Discover now