Bab 6

675 585 316
                                    

Kini Nala tengah berada di dalam mobil Arsen. Terjadi keheningan di antara keduanya sampai Nala memecahkan keheningan tersebut.

"Kita mau kemana sih, Kak?"

"Nggak usah banyak tanya!"

"Perasaan gue baru aja nanya."

"Udah diem," balasnya dingin.

Nala akhirnya terdiam dan tidak berani berbicara apalagi bertanya kepada Arsen.

"Udah makan?" tanya Arsen.

Arsen yang menunggu jawaban dari Nala tapi tak mendapat jawaban dari gadis itu, akhirnya menoleh ke arahnya.

"Lo budek ya?"

"Katanya nggak boleh ngomong, gimana sih!" jawab Nala sambil bersedekap.

"Kalo gue yang tanya harus dijawab," balas Arsen.

Nala hanya nyerocos dalam hati. Kok ada ya cowok kayak dia? Kalo dia yang nanya harus dijawab, tapi kalau kita yang nanya nggak dibolehin, dasar cowok aneh.

"Udah makan nggak?" tanya Arsen lagi.

"Udah," jawab Nala.

"Makan apa lo tadi?"

"Roti."

"Mana kenyang bego makan roti doang!"

"Kenyang kok, tapi bentar lagi juga laper."

"Mau makan dimana?"

"Lo nanya gue?"

"Sama siapa lagi?"

"Terserah lo."

Setelah Nala mengucapkan itu, Arsen lalu menepikan mobilnya.

"Loh, kok kita berhenti disini? Ini kan bukan tempat makan," tanya Nala dengan heran.

"Siapa bilang ini tempat makan," jawab Arsen.

Dari kejauhan, terlihat gadis sedang berjalan mengarah mobil mereka. Tak lama, gadis itu masuk ke dalam mobil lalu duduk di jok belakang.

Nala sedari tadi memperhatikan gadis tersebut.

"Kamu Bintang, kan?" tanya Nala pada akhirnya.

"Kak Nala?" balas Bintang dengan senyum yang merekah.

"Loh, kalian udah saling kenal?" tanya Arsen kepada kedua gadis tersebut.

"Iya, waktu itu Bintang sempat nabrak tukang cilok," terang Nala.

"Dan Kak Nala yang nolongin aku," tambah Bintang.

"Bukannya lo jatoh dari motor?" tanya Arsen kepada Bintang.

"Nggak, aku nggak jatoh cuman nabrak tukang cilok aja. Bukan orangnya tapi gerobaknya," terang Bintang agar Arsen tidak salah paham.

"Terus?"

"Terus Kak Nala bantuin aku bayarin ganti rugi."

"Oh gitu ya."

"Iya Kak," balas Bintang dan diangguki oleh Nala.

Ternyata waktu itu Arsen salah paham terhadap adiknya sampai-sampai marah besar. Bukan apa-apa, tapi Arsen tidak mau sampai terjadi sesuatu dengan Bintang.

"Kak, aku laper cepetan dong bawa mobilnya. Bunda tadi telpon kalo pulang, langsung pulang aja katanya. Bunda udah masak banyak, tadi pagi ada arisan di rumah," ucap Bintang.

"Bukannya Bunda lagi di butik?" tanya Arsen.

"Bunda hari ini nggak jadi ke Butik, katanya ada arisan di rumah dan masak banyak," papar Bintang.

ARSENALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang