Ajari Aku

400 39 30
                                    

All figures are JK.Rowling. Plagiarism stay away or I'll curse you later.
One year after the hogwarts war.
Sorry for the typo and mistakes in the story
Enjoy the story
~Hellirynaa A. Lestrange

  "HEY BANGUN FERRET PIRANG IDIOT!" Teriak Mione sembari memukul Draco menggunakan bantal.

  "Tak mau bangun. Kau kasar" protes Draco dengan aegyo yang super-duper cute.

  "HUH.. Hey bangun Ferret-Pirang-Idiot-Menyebalkan-Malfoy. Kalau tak mau bangun, jangan salahkan aku kalau kau terkena sectumsempra untuk yang kedua kalinya" Hermione tersenyum manis(seram!) dan mengusap surai platina Draco. Draco bergidik ngeri mendengar perkataan Hermione tadi. Ia langsung bangun dan berlari kecil ke kamar mandi.

  "Huh, dasar anak pungut" gadis itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

***

  "Kenapa bangunkan aku pagi pagi sih?" Protes Draco setelah keluar dari kamar mandi.

  "Hey hari ini hari Minggu! Apa kau tak berniat keluar hari ini?" Suara kerasnya membuat Draco yang sedang mengeringkan rambut tersentak kaget. Tak lama kemudian si Raja Musang menyeringai.

  "Kode keras err Granger?"

  "Apa sih kau?" Si Granger memalingkan wajah saat ketahuan(ya memang terlalu jelas sih) ingin diajak kencan.

  "Ok My Lady, kita kencan hari ini. Sana ss—"

  "AKU BUKAN CAT RAMBUT!" Protes Mione keras-keras.

  "BERAPA KALI KUBILANG ITU TOP LADY! Aku yang pureblood saja tau"

  "Main darah lagi Malfoy?!" Mione tak terima dan pergi ke kamarnya. Menyentakkan  keras keras kakinya ke lantai tanda ia marah.

  "Oh Love bukan itu maksudku. Kau lebih baik dariku. Hey masa kau ngambek lagi karena ini? Mione?" Draco berusaha memaklumi hal ini. Entah karena datang bulan atau apa, yang jelas Hermione sangat sensitif soal kemurnian darah.

  "Mione? Hey, hey dengar aku" Draco menggenggam erat pergelangan Mione sebelum ia menutup pintu dan membatalkan kencan mereka. "Apapun darahmu, bahkan kalau kau muggle sekalipun, gadis yang kukenal sepuluh tahun lalu tetap kau. Bahkan sebelum aku tau gadis itu adalah kau, aku tetap menyukainya. Bahkan aku kira aku menyukai seorang muggle. Mione? Kau tau itu?" Draco menatap Mione dalam-dalam, tanpa sadar air mata nya mengalir tanpa permisi. "Maaf kalau aku menyinggung status darahmu, lagi. Maaf kalau bercandaku suka kelewatan. Maaf kalau aku belum bisa menjadi pacar yang baik. Maaf kalau aku belum bisa seperti Dad-mu. Ajari aku menjadi pemimpin Mione. Agar aku bisa memimpin keluarga kecil kita kelak. Ajari aku Mione. Untuk menjadi aku yang lebih baik lagi. Untuk menjadi aku yang pantas untuk memilikimu. Untuk menjadi ayah dan suami yang baik. Tolong, dan maaf"

  Greb. Spontan Mione memeluk Draco. Sudah menangis sedari tadi, namun sekarang semakin kencang.

  Drake, terimakasih ~ ucap Mione bisu sembari mempererat pelukannya.

  "Hey apa kau menangis? Jangan menangis Love"

  "Kau juga menangis bodoh"

***

   Salju mulai turun. Walau tak terlalu nampak, tapi dinginnya menusuk tulang. Oktober hampir usai. Halloween pun hampir tiba. Semua di aula membicarakan kostum tahun ini. Sementara Mione dan Draco terus uwu uwu an.

  "Morning my sunshine" chup, dikecup pipi Hermione, membuat si empu merona merah.

  "Morning my Green Dragon" chup, dibalas kecupan Draco di bibirnya. Tak hanya merona Draco saking bapernya tak mau berhenti mencubit pipi Mione sambil bertanya "apa kau menciumku tadi?". Namun Hermione tak mau menjawab dan malah tertawa.

  "Hey kalian stop bisa tidak? Hargai kami yang jomblo" protes Neville beserta Seamus dan Dean.

  "Hahaha itu sih deritamu" ejek Mione dan melanjutkan rutinitas pagi bersama si pacar.

  "Hey Harry, kau tak pernah seperti itu denganku" Ginny ikut protes sambil menunjuk Dramione.

  "Ah itu karena mereka baru pacaran saja"

  "Tapi aku mau seperti itu lagi!" Manja Ginny bersandar di bahu Harry.

  "Kau mau begitu hmm?" Tanya Harry yang masih sibuk dengan roti nya. "Bagaimana kalau begini" diusap pucuk kepala Ginny. Yah memang semua perempuan suka hal itu. "Ini yang kau mau Ginerva?"

  "Kencan sore ini" paksanya.

  "Hari ini ada seleksi Quidditch"

  "Yasudah, kencan di lapangan kan bisa. Kenapa kau tak seperti Malfoy? Malfoy saja bisa semanis itu saat dengan Mione. Kenapa kau tak seperti itu denganku? Apa kau punya perempuan lain huh?" Ginny menaikkan nadanya. Dan tuduhannya membuat Harry beralih ke pacarnya ini.

  "Kenapa kau bandingkan aku dengannya? Kau cemburu?! Kalau kau perhitungan, menurutmu jika bukan karenaku kau akan selamat di Kamar Rahasia?"

  "Huh, iya iya terimakasih!"

  "Apa ini rutinitas kalian?" Tanya Ron dan ayamnya.

  "Diam saja bego!"

  Draco Dormiens Nunquam Titilandus. Kau ganggu sih, jadi bangun kan naga nya.

***


"MIONEEEEEE! KYAAAAAAAA" teriak Draco dari kamar mandi. Hermione yang sedang membaca jelas terkejut. Apa yang menimpa musang kesayangannya ini? "KYAA MUMMY TOLOONG" teriak Draco lagi. "M-Mione tolong aku" tangis Draco. Hey casanova kita menangis?

  Bukan membantu Hermione malah tertawa dengan posisi Draco. Ia menggantung dengan tangan yang menahan di pintu. Kakinya ditekuk tinggi tinggi.

  "Hey kau kenapa?"

  "It-itu ada cicaaaak! KYAAAA MUMMY HWAA JANGAN MENDEKAAT!" Draco meloncal dan langsung ngibrit keluar kamar mandi.

  "Wingardium Leviosa!" Diterbangkan cicak itu keluar. "Hey Naga! Cicaknya sudah pergi nih"

Tbc.

Man teman, Ryn mau nanya nich.
Kan ini kayaknya agak panjang, menurut kalian mending aku lanjutin di MOF ini aja, atau aku lanjutin tapi beda cerita lagi?
Jawab yaw. Ryn bimbang soalnya😭🙏🏼
Bubye, sampai ketemu di chap selanjutnya

 

My Only Ferret[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang