Tak Termasuk Penyesalan

908 96 2
                                    

All figures are JK.Rowling.  Plagiarism stay away or I'll curse you later.
One year after the hogwarts war. 
Sorry for the typo and mistakes in the story
Enjoy the story
~Hellirynaa A. Lestrange

"Hi Greengrass, bagaimana kabarmu" Luna yang mencoba untuk tetap ramah.

"Aku tak bicara denganmu Loony Lovegood" kata Daphne Greengras ketus. Membuat ekspresi Luna berubah drastis. Luna sangat seram sekarang ini dengan wajah seriusnya

"Kalau mau ajak ribut lebih baik kau pergi Greengrass. Kami tak mau buang waktu untuk melayani komentar sok pedasmu"

"Oh aku tak akan pergi Weasletee sayangku. Aku Prefek Slytherin. Dan aku memang seharusnya ada di gerbong ini. Dan kau" Daphe menoleh ke Hermione "Mudblood tak berguna, yang bisa-bisanya menjadi pasangan ketua murid Darkie-ku! Memerintah dan mengurangi nilai orang seenakmu sambil bertolak pinggang dengan lencana iru"

"Jangan ganggu atau aku bisa mengurangi nilai asrama-mu. Katamu aku 'bisa memerintah dan mengurangi nilai orang lain'. Jadi diam dan nikmati waktumu dengan tenang, atau setidaknya jadilah berguna dengan membantu penyihir troli mendorong troli makanannya"

"Savage Mione, eh? Kemampuan julid  mu sangat parah"

"Dalam artian buruk atau bagus?"

"Tidak, tentu saja tak bagus. Itu brilian. Lain kali kau bisa pukul hidungnya sampai dia meringis kesakitan! Aku ingin melihat Greengrass yang itu menangis karena ulahnya" sambung Luna penuh dendam dimatanya.

Keduanya mungkin tak tau, tapi Hermione merasa seperti de javu saat Luna mengatakan kalimatnya tadi. Ia jadi ingat kepuasannya saat meninju hidung Malfoy di tahun ketiganya di Hogwarts dulu. Dan sedikit mengingatkannya pada Pak Mantan.

"Oh Mione kau terdengar seperti Percy, tapi bukan Percy, maksudku benar Percy tapi dalam arti yang baik. Kau paham maksudku kan? Agak menyalahgunakan kekuasaan namun.. Benar kata Luna kau brilian. Aku tak pernah melihatmu seperti ini"

"Thank you so much, Ginny"

"Your Welcome, tentu saja Mione"

Mereka melewatkan berjam-jam untuk membicarakan hal-hal tak penting. Luna dan Ginny tak henti hentinya bercerita. Sementara Hermione tak punya cerita menarik. Apa yang mau ia bicarakan? Seharian mengeram diri di kamar bermain game. Yang ada membuat kedua temannya itu kaget. "Ini kah Mione?" Ia saja tak tau mengapa ia kecanduan game itu. Dia seperti termakan racun saat pertama kali memainkannya. Dan ya.. kau tau rasanya bagaimana saat mulai kecanduan suatu hal.
Ginny yang tak henti hentinya membahas tentang Percy yang tak henti-hentinya dikerjai oleh George dan Angelina.

  "Kau tau? Pernah sekali George memasukkan bubuk cabai di bathtub nya saat ia mandi. Itu membuatnya menangis karena kemaluannya yang terasa panas"

Ya, mengingat Toko Lelucon Weasley memiliki kemajuan besar dan rumah The Burrow sudah di renovasi. Dan jauh, jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

  Ditengah tawa mereka, Hermione menyempatkan untuk melihat arlojinya. Mereka hampir sampai di Hogsmade Station, dan Hermione rasa ia harus menunda tawa dari teman temannya ini.

"Wah coba saja kau mendengar teriakan melengking Percy saat itu. Bahkan teriakannya saja buruk sekali. Kujamin kau akan tertawa keras! HAHAHA" tawa Ginny sangat keras, bahkan di gerbong itu berpuluh-puluh pasang mata sedang menatap Ginny yang seolah olah berkata ' kalau bisa ku kuncir mulutmu sekarang juga'

"Err guys, aku rasa ini sudah saatnya kita berganti pakaian, Hogwart's Express akan sampai ke Hogsmade Station beberapa menit lagi"

🦫🦫🦫

My Only Ferret[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang