Kau Temanku Sekarang

806 84 37
                                    

All figures are JK.Rowling. Plagiarism stay away or I'll curse you later.
One year after the hogwarts war.
Sorry for the typo and mistakes in the story
Enjoy the story
~Hellirynaa A. Lestrange

  "Itu suatu kehormatan bagiku ahaha, maaf untuk ratusan perlakuan buruk ku ke kalian selama delapan tahun terakhir.." Pansy memelankan suaranya. Dalam nadanya Hermione tau betul bahwa ia benar-benar bersalah.

  "Aku tak tau mengapa, selama tujuh tahun ini aku menganggap keturunan non-penyihir adalah hina. Padahal ya.. kita seharusnya bisa saja berteman. Setelah perang, aku agak berfikir. Bahwa penyihir dan muggle itu sederajat. Dan aku berfikir, aku harus meminta maaf pada kalian. Terutama kau, Gr- Hermione"

  "Thank you Pans. Aku sudah tak ada masalah bahkan ada dendam soal itu" "Namun aku ogah kalau kau menyuruhku memaafkan musang albino di kereta depan. Jelas-jelas aku tidak mau" sambung Hermione melihat Draco menjulurkan lidahnya meledek ke arah Hermione. Harusnya Hermione belajar Cruciatus curse sebelum pergi ke sini.

  Setelah nyinyiran tadi semuanya spontan menatap Malfoy pirang di depannya. p

  "Dia menyukaimu"

  Mereka lantas menengok ke arah sumber suara, sementara yang dipandangi hanya tertawa kecil.

  "Kenapa kau berfikir begiu? Itu horror!" Seru Hermione. Ya aku juga tak akan terima jika temanku bilang kalau salah satu orang yang tak ku suka menyukaiku. Tak masalah kalau dengan Draco.

  "Dia tak pernah berbuat seperti itu kecuali pada orang yang disukainya"

  "Maksudmu Malfoy menyukai Hermione? Si musang?! Euh, kau ditimpa kesialan di awal tahun ajaran baru Mione" Kata Ginny menatap si Raja Musang jijik.

  "Sampai dia mengaku aku belum pasti" "Mau coklat?" Tawarnya. Semua diam menunggu jawaban. Pansy hanya mengangkat bahunya lalu memakan coklatnya.

  "Apa kau punya puding?" Tanya Luna.

  "Aku masih punya satu. Kau mau?" Pansy menyodorkan puding coklat pada Luna. Luna melihatnya penuh damba. Disambar puding itu dan dinikmati perlahan. Sangat perlahan.

  Setelah itu Ginny bercerita lagi tentang Toko Lelucon Weasley. Itu satu-satunya yang bisa menghilangkan rasa canggung diantara mereka. Lebih tepatnya setelah Pansy berkata kalau Draco suka Hermione.

  Juga lelucon random yang seharusnya tak lucu, membuat mereka tertawa terbahak-bahak. Jokes bapak bapak FB. Dan tak sadar, sampailah mereka di Kastil Hogwats, rumah kedua mereka. Anak anak tahun pertama berhamburan kemana-mana mengagumi keindahan Sekolah Sihir Hogwarts. Saat masuk ke aula Hermione dan Ginny pergi ke meja Gryffindor. Disana Harry, Ronald, dan Neville sudah menunggu.

  "Hei kenapa lama?" Tanya Ron tak mengalihkan pandangannya dari Romilda Vane. Hermione memutar bola matanya malas.

  "Dia suka Vane sejak putus dengan kau" bisik Ginny sepelan mungkin. Hermione hanya ber 'oh' ria. Benar tidaknya ia belum tau. Apa putra bungsu Weasley kita ini masih menjadi penghuni hatinya? Kita lihat setelah iklan— j/k.

  "Hai Mione, hai cintaku" sapa Harry pada Hermione dan Ginny. Cewek di sebelah Hermione kayaknya kelebihan amortentia, sementara dia sendiri beracting mau muntah. "Kenapa lama? Kami kira ada apa apa" raut wajah Harry berubah seketika. Dari tampang manis menjadi tampang mengintrogasi.

My Only Ferret[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang