Wanita Itu

585 65 22
                                    

All figures are JK.Rowling. Plagiarism stay away or I'll curse you later.
One year after the hogwarts war.
Sorry for the typo and mistakes in the story
Enjoy the story
~Hellirynaa A. Lestrange

Draco kembali dihantui mimpi buruk. Ia melihat satu dementor sedang menghisap jiwa ibunya,Narcissa. Lalu berpindah ke makam Albus Dumbledore yang sudah terbuka. Disana Dumbledore bangkit.

"Ini semua salahmu Mr Malfoy. Andai saja kau bilang padaku saat itu. Andai kau tak mengikuti jejak ayahmu. Aku akan tetap berada di Hogwarts dan menjaganya tetap aman" Albus menyalahkan. Yang hanya bisa Draco lakukan hanya menggelengkan kepalanya dan meneteskan air mata. Dan seketika selalu tertarik kebawah. Tubuhnya terasa ngilu, sama seperti sebelumnya.

Seorang wanita berusaha membantunya untuk bangkit. Namun sebelum ia mengetahui identitas si wanita ia terbangun dengan tubuh yang banjir keringat.

🦢🦢🦢

"Agh hampir saja aku melihatnya. Siapa sih wanita itu? Bikin bingung!" Gumamnya.

Langit di luar mulai menguning, sebelum menjadi biru. Bahkan sepagi ini tetangga sebelah sudah memulai aktifitasnya. Si pria platina menggosok sebelah matanya, dan berjalan mendekati jendela. Dibukanya tirai zamrud itu. Dilihatnya sang surya mulai timbul dari balik bukit.

" I'M IN LOVE WITH YOU AND NOW YOU KNOOW" Hermione bernyanyi di kamar mandi? Sungguh bukan Mione.

'Si Granger itu. Walau kuakui suaranya bagus tapi tak bisakah ia tak ribut sepagi ini?!' Fikir Draco geram.

Ia keluar kamar dengan seragamnya yang biasa. Ditunggunya Hermione keluar. Ia ingin cepat cepat mandi. Tubuhnya sudah lengket akibat keringat tadi. Namun.. kenapa Hermione keluar tak mengenakan seragam? Melainkan kaus maroon khas Gryffindor, dengan celana jeans pendek di atas lutut. Apa ia berniat membolos? Tentu tidak. Pastinya tidak.

" hey kenapa tak pakai seragam? Kau ingin bolos memangnya?" Tanya Draco yang masih memegang seragamnya.

" maaf, aku tak tau kau amnesia atau apa, tapi hari ini hari Sabtu. Aku ingin pergi hangout bersama Ginny, Luna dan Pansy. Bye bye ferret bauk. Akhirnya satu hari sempurna tanpa dirimu" ucap Hermione yang menyelonong seenaknya.

Draco menepuk keningnya. Bagaimana ia bisa lupa hari?

Draco masuk ke kamarnya. Ia mengambil satu kaus berwarna putih polos, dan satu celana pendek berwarna putih tulang.

***


Mione pov.


Sekarang ini aku sedang hangout bersama ketiga sahabatku. Harry dan Ronald? Biarkan saja mereka mandiri. Kami juga butuh quality time tanpa mereka. Sekarang ini, waktunya aku healing bersama teman temanku.

Mione pov end.

"Jadi bagaimana kemajuanmu dengan Zabini Pans?" Goda Ginny.

" apa sih kau Gin. Aku tak dengannya lagi, dia kencan dengan Astoria minggu lalu" katanya tanpa ada kesan sedih.

" apa kau tak sedih Pans?" Tanya Luna.

" oh tentu tidak. Aku sudah tertarik dengan yang lain" jawabnya.

" siapa it-" baru saja Hermione hendak bertanya, namun terpotong oleh pertanyaan yang sengaja dilontarkan Pansy.

" bagaimana kabar Slinly? Labah-labah mu?" Hermione merasa kalau Pansy tak ingin mereka tau lebih jauh. Tapi memotong kalimat itu tak sopan. Dengan hasil dihadiahi death glare dari si Putri Gryffinfor. Pansy hanya terkekeh pelan.

" namanya Silly. Dia sudah tumbuh sangat besar sekarang. Aku bahkan curiga dia Acromantula" Luna menatap kosong langit. " tapi kan katanya sudah tak ada Acromantula sejak perang kemarin. Aku hanya ingin memberikannya pada Hagrid, kasihan dia ditinggal sahabat raksasanya" Luna menunduk sedih. Ia pernah melihat Aragog saat tahun keempatnya dulu di hutan. Ia cukup sedih saat mendengar Aragog si Raja Insecta sakit dan mati.

" ya pasti Hagrid akan senang mendengarnya" hibur Pansy agak aneh.

"aku akan memberikannya jika aku sudah tau pasti itu Acromantula" Luna kembali girang dan menatap lukisan diatas sana.

Hening sejenak setelah dialog Luna tadi. Tak ada topik yang bisa dibicarakan.

" hey Mione" yang merasa terpanggil menoleh " bagaimana dengan kau dan Darkie? Apa sudah ada kemajuan" Pansy berusaha menggoda. Namun ekspresi Hermione sama seperti sebelumnya.

" tak ada apa-apa. Dia tetap begitu" jawab Hermione datar.

" maksudmu begitu?" Tanya ketiganya bersamaan.

" tetap menyebalkan, sok tampan, narsis, over pede, dan tetap Raja Musang kita" semua terkekeh. Mendengar bahwa tak satupun dari Draco yang diucapkan Hermione hal baik. Sungguh kejam Hermione menatap pemuda Malfoy kita ini.

" eh. Sudah jam segini. Aku ada janji dengan Harry, bye bye kalian" Ginny berpamitan dan langsung pergi begitu saja. Dalam sekedip mata Gadis Rambut Merah itu sudah hilang.

Sisanya pun memutuskan pertemuan mereka cukup sampai di sini. Hermione juga sudah merasa baikan.

***

Di tempat Draco, asrama para ular. Sedang bermain catur sihir bersama Blaise. Sebenarnya ia tak ingin banyak bicara. Namun lawannya yang terus mengoceh tanpa henti tentang Astoria.

" baru saja minggu lalu aku berpacaran, sekarang dia sudah semenyebalkan ini. Aku agak menyesal sekarang" ocehannya terus berjalan tanpa ada yang memedulikan.

" ya memang jalan pikir perempuan tak ada yang bisa menebak. Kau harus super duper peka untuk memahaminya. Bahkan untuk menerima kode darinya kau harus berguru bertahun-tahun haha" Draco meng iyakan. Ia sendiri tak bisa menebak apa yang Hermione pikirkan. Atau apa dia jujur ingin berteman semalam.

Draco memukul meja dan bangkit. Segera meninggalkan Blaise yang bengong seperti orang tolol.

Aku harus bertanya. Untuk apapun harus kutanyakan itu padanya. Agar aku bisa mendapat kepastian~ batin si pemuda platina seraya terus memacu langkahnya ke asrama. Barang kali Hermione sudah pulang.

Sampai di depan lukisan ia menabrak seseorang, entah siapa. Draco terjatuh ke belakang. Wanita? Wanita itu mengulurkan tangannya berniat membantu Draco. Sama seperti di dalam mimpinya. Wajah wanita itu sama sekali tak terlihat. Diraihnya tangan wanita itu dengan cepat. Siapa tau ia sedang bermimpi. Setidaknya ia bisa tau siapa dia.

" Angel?" Kata itu tak sengaja lolos dari kerongkongannya. Si perempuan melepas tangan Draco dan Draco kembali terjatuh. "Devil?!" DUACK!

" enak saja ya. Sudah bagus aku berniat membantumu berdiri. Kau malah memanggilku devil!" Hermione menendang Draco dan membentaknya keras.

" malaikat" kata Draco.

" nah lebih baik"

" pencabut nyawa dan penjaga pintu neraka" PLETAK! satu toyoran di jidat pucar Malfoy.

"Bangsat!"

Tbc.

My Only Ferret[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang