Twenty Nine

150 18 0
                                    

Rintikan hujan dipagi hari membuat suasana tersendiri untuk semua manusia yang ada di bumi entah sihir apa yang telah langit turun kan sehingga membuat sebagai manusia merasakan kenyamaan lebih untuk terus berada dialam mimpinya,

Dan membuat sebagian manusia merasakan kedinginan ataupun keindahan tersendiri atas apa yang telah langit turunkan dipagi hari ini, Seperti hal nya para mahluk yang berada dikamar Momo masih dengan setia nya mereka dengan alam mimpi masing-masing,

Tetapi tidak dengan mahluk yang satu ini yang selalu rajin bangun pagi memasak untuk semua sahabat-sahabat nya
Dia pun mulai mempersiapkan Bahan-bahan masakan yang akan ia masak hari ini dengan begitu teliti, DiSaat ia sedang sibuk memotong bahan yang akan ia gunakan,

Dengan raut wajah yang begitu terkejut tiba-tiba sebuah tangan kekar melingkar tepat dipinggang Tanpa ia berusaha melepaskan diri ia tau dari wangi parfumnya, siapa yang dengan kurang ajar tanpa permisi melingkar kan tangan nya dipinggang dia,

"Aish kamu ngagetin aja si" Beo sang empu yang sedari tadi sibuk mempersiapkan bahan makanan
"Hehe maaf sayang" Ucap seseorang tanpa melepaskan tangan yang melingkar dipinggang sang empu,

"Kamu kenapa tumben bangun jam segini biasanya masih tidur" Tanya sang empu sembari melanjutkan memotong bahan-bahan makanan yang sempat tertunda
"Yee aku mah selalu bangun pagi" Jawab seseorang yang ternyata begitu menikmati setiap momen kebersamaan mereka memeluk nya dengan penuh cinta tanpa sedikit pun ada niatan untuk melepaskan nya,

"He.emm ya ya Percaya" Ucap sang empu masih memfokuskan diri dengan aktifitas nya
"Kau tidak percaya pada ku Nayeon sayang?" Sahut seseorang itu kepada sang empu yang ternyata Nayeon sembari memutar tubuh Nayeon agar mampu menatap wajah nya dari dekat
"Bu...bukan begitu Mo...Mo sayang ya ya a...Aku Percaya padamu" Jawab Nayeon dengan gugup,

Memang bukan yang pertama kali untuk Nayeon bisa sedekat ini bahkan hampir tanpa jarak dengan seseorang yang tak lain adalah Momo kekasihnya sendiri tetapi tetap saja bagi Nayeon selalu saja merasakan degup kencang dihatinya saat bersama Momo,

"Kenapa dengan cara bicaramu? Aku bukan penjahat yang ingin melukaimu jadi santai lah" Ucap Momo dengan santai
"Padahal kamu penjahat tapi kamu tidak mengakui nya" Sahut Nayeon sembari menatap mata sang kekasih
"Hah? Emang apa yang aku lakukan?" Jawab
Momo dalam kebingungannya,

"Iya, Kamu sudah merebut hati dan otakku sampai-sampai aku tidak mampu jika harus berpisah denganmu" Ucap Nayeon bergombalria
"Pfftt hahaha sudah pinter gombal sekarang hmm?" Tanya Momo
"Siapa yang gombal? Itu kenyataan nya wlee" Jawab Nayeon sembari meledek Momo,

Begitu gemesnya Momo dengan sang kekasih bukan nya menjawab tapi justru Momo melumat bibir Nayeon tanpa permisi yang membuat Nayeon terkejut untuk sesaat atas serangan mendadak yang Momo lakukan,

Bukan penolakan yang ia dapatkan justru ke welcomean yang Nayeon berikan,Nayeon menyambut dengan senang hati membalas permainan lidah Momo,

Semakin panas permainan yang mereka lakukan sampai-sampai Nayeon kewalahan untuk mengimbanginya, hingga berharap apakah dapur dan rintikan hujan akan menjadi saksi bisu permainan panas mereka atau tidak?,

Entah sadar atau tidak nya ciuman Momo kini semakin menurun tepat dileher Nayeon dengan sangat lihai ia mencium dan menghisap leher Nayeon yang mengakibatkan munculnya tanda cinta Momo dileher Nayeon,

"Ngghhhh, m...mo ss...stop" Ucap Nayeon disela-sela nafas nya yang memburu menahan nafsunya berusaha menyadarkan Momo yang begitu terbawa akan nafsu yang ia miliki sampai saat dimana ia tersadar dengan cepat ia menghentikan permainan nya,

"Hmm haa, maaf" Ucap Momo begitu tulus sembari melihat Nayeon yang terlihat begitu jelas sedang menahan nafsunya sendiri
"T...idak apa-apa" Jawab Nayeon sembari mengatur kembali nafasnya, Bukan nya melepaskan Nayeon justru Momo kembali mencium bibir Nayeon berkali-kali tentu nya kali ini bukan dengan nafsu,

"Apaan si Mo" Ucap Nayeon yang tak mengerti dengan tingkah Momo
"Salah siapa ini manis aku suka lembut" Sahut Momo kembali mencium bibir Nayeon sekilas
"Sudah aku ingin masak keburu mereka bangun" Ucap Nayeon sembari menatap sang kekasih meskipun tak bisa dipungkiri bahwa ia juga menikmatinya tetapi ini bukan waktu yang tepat untuk nya,

"Hmm biar aku membantu mu memasak?" Tanya Momo Nayeon hanya mengangguk sebagai jawaban bahwa Momo dipersilahkan untuk membantu dirinya Didalam acara masak memasak mereka, Mereka lakukan dengan penuh canda tawa sesekali Momo menjahili Nayeon begitupun sebaliknya Nayeon membalas kejahilan yang Momo lakukan pada dirinya,

Waktu berjalan begitu cepat hingga menunjukkan pukul 07:00 untunglah acara masak memasak NayMo selesai dengan tepat waktu,

"Bisakah kamu tolong membantu ku lagi?" Tanya Nayeon
"Ofcourse Apa si yang ga untukmu sayang, Membangun kan mereka bukan?" Jawab Momo dengan peka nya mengerti akan kemauan sang kekasih
"Hehehe kamu kok peka" Ucap Nayeon dengan memamerkan deretan gigi-gigi nya,

"Tentu siapa dulu dong Hirai Momo Chouren" Sahut Momo membanggakan diri
"Ckckck dasar sombong, sudah sana kamu bangunkan mereka" Kesal Nayeon ralat bukan kesal tapi hanya berpura-pura kesal
"Tidak mau mengakui kau ya" Ucap Momo sembari mengambil ketel kosong berserta sendok,

"Ehh ehh buat apaan itu" Tanya Nayeon sembari menahan Momo yang hendak melangkah
"Katanya disuruh membangunkan mereka" Kesal Momo yang tak mengerti dengan pertanyaan kekasih nya itu
"Mau ngebangunin pakai begituan hmm?" Tebak Nayeon,

"Hehehe biar seru sayang" Jawab Momo lalu melarikan diri naik ke atas untuk membangunkan para kebo yang terlelap dengan tenang
"Aishh dasar Untung sayang coba saja kalau ga sudah ku buang dia" Beo Nayeon sembari merapikan makanan dimeja makan,

Sesampainya Momo dikamar sendiri ia langsung membuka pintu dan melakukan aksi nya dengan cepat,

Teng

Teng

Teng

Teng

"Bangun woy bangun sudah siang" Teriak Momo ditengah-tengah makhluk-makhluk yang terlihat begitu lelap, Masih belum terlihat tanda-tanda kebangkitan mereka, Momo pun melakukan aksi nya lagi,

Teng

Teng

Teng

Teng

Teng

"Anjing anjing anjing jantung ku mau lepas" Teriak Jeongyeon sembari memegang dadanya
"Woy Maling maling maling" Teriak Chaeyoung
"Baksooooo" Teriak Dahyun
"Bubur ayam 2 bang" Teriak Rose,

"Sayang mau kemana" Ucap Jennie terbawa oleh mimpinya sendiri
"Aku menyukainya" Ucap Mina
"Aku minta maaf" Teriak Jisoo
Dan masih banyak lagi ke histerisan para mahluk-mahluk itu dalam ilusinya,

Aksi Momo benar-benar membuat semua para makhluk bangun secara langsung dengan posisi duduk dan dengan sadis nya tanpa merasa bersalah Momo tertawa dengan begitu nyaring,

Sampai pada kesadaran mereka, Momo yang masih tertawa dengan begitu nyaring tiba-tiba merasa bulu kuduk nya berdiri, benar saja semua sahabat-sahabat nya menatap dengan tatapan yang begitu menakutkan kan,

"Hehehe Maaf Maaf slow slow damai kita damai" Ucap Momo berniat mendamaikan suasana tetapi bukan perdamaian yang ia dapatkan melainkan suasana permusuhan yang siap menyerang, Hingga pada akhirnya
"Kaburr" Teriak Momo lalu keluar dan berlari kebawah mencari perlindungan
"Sialan awas kamu Mo" Teriak Jeongyeon
"Hyung jangan kaburrr" Teriak Lisa,

Lalu mereka beramai-ramai mengejar Momo yang begitu keterlaluan menurut mereka.











Jangan hanya baca di awal saja coba baca sampai akhir siapa tau nyaman wkwkwk

Tap bintang ⭐ dipojokan jika suka #Vote
Kritik dan saran📝 jika perlu #Comment
See you BAS yang terhormat🙏

Cerita Kita || Twice X blackpink (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang