One Hundred One

76 9 0
                                    

"Jika masih sama-sama mengsepesial kan masalalunya masing-masing lantas mengapa hubungan baru ini kalian jalankan?" Tanya Tzuyu yang begitu aneh dengan kedua sejoli pasangan baru ini
"Bener kata Tzuyu, Hubungan itu dua hati yang saling mencintai" Sahut Mina,

"Dua hati saling mencintai atau dua hati cintanya terbagi semuanya sama saja faktanya tidak ada kesetiaan yang benar-benar nyata, sekali saja kita lengah kita bakal langsung kemalingan" Jelas Jennie yang begitu sangat menyindir sosok Jeongyeon yang tepat berada di sampingnya,

"Kamu kenapa si marah-marah mulu perasaan hari ini? Karena tadi gagal?" Ucap Jeongyeon menutupi ke gugupannya sembari menggoda Jennie
"Ga ad....."
"Kim Jisoo Regardless" Teriaknya dengan begitu lantang memotong ucapan yang ingin Jennie lontarkan,

"Momo" Ucap Nayeon melihat sosok yang berteriak dengan begitu kerasanya seperti sedang memendam amarah yang begitu dalam, tak hanya itu darah yang bercucuran di tubuh nya membuat semua orang begitu syok,

Dengan terhuyung-huyung Momo berjalan mendekati para sahabat nya sembari membawa dua orang yang sama babak belur nya namun lebih parah dari pada diri Momo,

Braakk

Braakk

Momo melempar dua orang itu di dekat Jisoo dengan amarah yang benar-benar memuncak begitu terlihat,

"Kamu kenapa si Mo? Datang-datang tubuhnya begitu" Ucap Jeongyeon yang tak mengerti
"Emang kalo ga berantem ga bisa? Sampai berdarah-dara ga ngotak banget si" Bentak Jennie namun Momo hiraukan ucapan-ucapan kedua orang ini yang justru fokus dia sekarang adalah Sana,

Sana yang sedari tadi berada didekat Tzuyu dengan pipi yang masih begitu bengkak begitu terasa babak belur,

"San kamu kenapa?" Tanyanya yang langsung menghampiri Sana dengan kekhawatiran pada sahabat oroknya
"Tzuyu juga kalian kenapa? Kok bisa begini?" Lanjutnya setelah melihat sosok Tzuyu juga dalam keadaan babak belur
"Mengkhawatirkan orang lain tanpa memikirkan bagaimana keadaan sendiri kebiasaan" Gumam Jennie,

"Jisoo pelakunya" Ucap Jeongyeon lalu menceritakan hal yang ia tau dengan begitu detail tanpa ada yang tertinggi sedikitpun
"Dan ya untuk sekarang Sana tidak diperbolehkan berbicara selama seminggu karena rahangnya itu" Lanjut Jeongyeon,

Tanpa ucapan apapun Momo langsung menghampiri Jisoo dengan emosi yang berlipat-lipat,

Bughhh

Bughhh

Bughhh

"Momo, Oppa" Teriak para wanita  kecuali Sana, yang begitu tak menyangka sedangan para lelaki sudah begitu paham konsekuensi apa yang akan Momo lakukan,

Bughhh

Bughhh

"Uhukk cuih" Bukannya merasa bersalah justru Jisoo tersenyum dengan kemenangannya meludahi Momo dengan darah pada mulutnya yang membuat Momo berhenti
"Dari Awal sudah aku peringatkan jangan ikut campur urusan ku bersama Irene apa lagi berusaha mendekatinya" Lanjutnya menatap sinis sosok Momo,

"Bener kan mereka berdua suruhan mu" Ucap Momo dengan begitu emosi
"Jadi Jisoo oppa...."
"Diam tidak usah ada yang ikut campur paham" Sahut Momo dengan kekesalan memotong ucapan yang ingin Dahyun lontarkan ia benar-benar tidak ingin ada yang ikut campur untuk hal ini,

Bughhh

"Jawab bajingan" Bentak Momo yang lagi lagi memukul Jisoo tanpa ampun sedikit pun
"Hahaha iya mereka suruhan ku kenapa? Tapi ternyata mereka tidak becus mengurusmu" Ucap Jisoo tanpa rasa bersalahnya
"Kenapa? Kesalahan apa yang membuat ku harus menerima semua ini apa?" Sahut Momo yang tak mengerti dengan akal pikiran Jisoo saat ini,

"Bukannya tadi sudah aku katakan perlu diperjelas? Tidak kan, Dan ya aku melihat semuanya aku melihatmu bersama Irene dipinggir jalan aku melihatnya bahkan lebih dulu melihatnya dibanding Jeongyeon Dan Nayeon, Sudah ku bilang berkali-kali jangan mencari kesempatan mendekati nya dia masih miliku bangsat" Bentak Jisoo yang tak kalah kerasnya emosinya sekarang begitu membara mengingat di mana Irene tertawa bersama dengan Momo dipinggir jalan itu
"Kau bilang apa?" Ucap Momo yang begitu naik pitam,

Bughhh

"Irene milikmu? Milikmu! Lantas mengapa kau meresmikan hubungan nya dengan Nayeon yang jelas jelas masih milikku!bajingan" Bentak Momo yang begitu tak Terima dengan semua yang Jisoo katakan
"Bukan urusan mu" Ucap Jisoo dengan smirk iblisnya
"Jika Irene tak bisa ku urus Nayeon pun sama dia bukan urusanmu dan semua tentang nya jelas masih menjadi urusan ku" Sahut Momo,

Bughhh

"Entah itu Irene atau pun Nayeon itu semua bukan urusanmu paham!" Bentak Jisoo yang begitu emosi memukul Momo dengan begitu kerasnya

Bughhh

"Stop kalian stop udah pliss" Teriak Jennie yang begitu tak mengerti dengan keadaan sekarang, Dengan teriakan frustasi Jennie membuat Jeongyeon ikut andil memisahkan mereka,

"Udah Mo lihat keadaan mu sendiri udah mandi darah begini masih aja ngurusin orang gila itu" Ucap Jeongyeon menatap Sinis Jisoo
"Apa yang kalian lihat?" Sahut Momo menatap Nayeon dengan begitu lekat
"Dirimu, Irene, Joy" Ucap Nayeon dengan jujur mengatakan apa adanya yang ia lihat
"Iya bener kata Nayeon dia tidak hanya bersama Irene tapi juga dengan Joy" Sahut Jeongyeon,

"Tidak mungkin kalian membual kan!, Nay kenapa si harus melindungi nya terus katakanlah yang sesungguhnya" Ucap Jisoo yang langsung menghampiri Nayeon memegang tangannya dengan begitu lembut
"Tidak ada yang membual dan yang kamu lihat mungkin disaat Joy sedang berada didalam minimarket sebrang" Sahut Nayeon sembari menepis tangan Jisoo dengan kasar,

"Punya mata itu dipakai bukan rasa cemburu saja yang diandalkan, Mengapa tidak menemui nya jika kau melihat kami? pengecut" Ucap Momo
"Bacot, Sudah ku katakan Menjauh darinya ya menjauh, Ga akan semua ini terjadi jika kau menjauhinya aku ga suka dia bercanda tawa bersama laki-laki lain meksipun itu dirimu!" Bentak Jisoo menatap Momo dengan begitu tajam,

"Lantas kau fikir dengan membunuhku itu akan membuatmu kembali bersama Irene? Tidak Kim Jisoo Regardless kamu berubah Jis hanya karena Irene sampai ingin membunuh ku? Asal kamu tau saja Aku tidak tertarik dengannya aku tidak seperti mu yang mengambil hak milik orang lain bahkan mengambil hak milik keluarga mu sendiri" Sahut Momo dengan rasa kecewa yang begitu dalam dengan tingkah Jisoo yang saat ini,

Hanya karena terobsesi dengan wanita ia bertingkah berlebihan sampai ingin membunuh seseorang yang sudah dianggap sebagai keluarga nya sendiri,

"Mengambil hak milik? Nayeon bukan milikmu" Bentak Jisoo yang begitu tak Terima
"Dia masih milikku Jis, Dan Nay kapan aku memutuskan hubungan kita? Aku diam hanya kecewa dengan perbuatanmu malam itu bukan berarti mengakhirinya" Sahut Momo menatap Nayeon dengan tatapan yang begitu sendu,

"Maaf, Ya kamu tidak pernah mengakhirinya" Ucap Nayeon begitu sendu mengingat-ingat ucapan Momo yang memang benar adanya Momo tidak pernah sedikitpun mengatakan hal yang membuat hubungan mereka berakhir
"Ga Nay sekarang kamu milikku" Sahut Jisoo begitu lembutnya
"Kau mencintai Irene apa Nayeon si hah" Ucap Jeongyeon yang tak mengerti akal Jisoo saat ini,

"Aku mencintai Irene tapi aku menyukainya" Sahut Jisoo sembari melihat sosok Nayeon di hadapannya
"Hah sejak kapan" Ucap Dahyun begitu terkejutnya dengan kejujuran yang baru saja Jisoo lontarkan
"Sejak dia merawatku" Sahut Jisoo yang tanpa disadari membuat sosok Dahyun begitu murung,

"Aku merawatmu hanya karena rasa bersalah ku Jiss tidak lebih" Ucap Nayeon dengan kejujuran nya
"Dengan rasa bersalah yang seharusnya tidak Eonnie permasalahkan karena memang bukan salah Eonnie" Sahut Rose yang begitu memahami keadaan sang eonnie
"Bahkan membuat hubungan Momo Hyung dan Nayeon Noona begitu renggang hanya karena dirimu dan lagi lagi karenamu Jisoo Hyung" Ucap Lisa begitu menahan emosinya,

Ditambah mengetahui kenyataan bahwa Jisoo ingin membunuh Hyung kandungnya itu membuat Lisa begitu benci akan sosok Jisoo saat ini yang menurutnya begitu kekanakan hanya karena wanita ia berubah drastis tak lagi seperti yang Lisa kenal,

Cinta memang sangat membutakan segalanya Sampai-sampai rela melakukan segala hal demi sebuah cinta dan wanita.












Tap bintang ⭐ dipojokan jika suka #Vote
Kritik dan saran📝 jika perlu #Comment
See you BAS yang terhormat🙏

Cerita Kita || Twice X blackpink (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang