28. Riwayat Bagas

6.8K 1.3K 81
                                    

Mengurangi dosa dulu istighfar 3 kali, sholawat jangan lupa. Udah? Bener? Gak boong.

Bonus nih Abang Legi jomblo gemulai

"MasyaAllah gans banget gue yak, ayolah para jomblo merapat. Abang ganteng bosen jomblo. Nanti abang ajak istighfar eh maksudnya ikhtiar ya ukhti,"

Apasih Gi, lebay!

1
2
3

Cekidot...

•••

Firhan mondar-mandir di depan pintu menunggu sang anak pulang. Sedangkan sang anak yang sudah dekat melihat ayahnya yang berdiri di depan pintu membuat bulu kuduk nya meremang.

"Kemana perginya nih anak, ngesot atau gimana pulangnya!" ujar Firhan greget.

Bagas mengayuh pelan sepedanya. Membaca doa sebanyak-banyaknya agar Allah membantunya lepas dari buaya darat malam seperti ayahnya. Hingga tak lama, manik mata Firhan memandang Bagas yang mengayuh pelan sepedanya tak jauh dari rumah.

"SATU!" pekik Firhan, Bagas yang mendengar hal itu langsung mengayuh cepat sepedanya.

"Wafat fat wafat wafat wafat!" gumam Bagas dengan terus mengengkol sepedanya dengan sekuat tenaga.

"DUA SETENGAH!" pekik Firhan lagi.

"SAMPE AYAH SAMPE!"

Bagas berhenti di depan rumahnya, lebih tepatnya di depan sang ayah. Menundukkan kepalanya , memandang ke arah bawah. Sambil beristighfar.

"Masuk!" ucap Firhan tiba-tiba membuat Bagas mendongakkan kepalanya heran. Tapi tak mau sang ayah berubah pikiran, Bagas langsung saja menyeret sepedanya masuk ke dalam rumahnya.

Firhan memandang Bagas yang menyeret sepedanya masuk ke dalam. Mbak Ayu yang baru saja selesai berperang dengan Mbak Kunti di langit mendesah kecewa melihat Firhan yang tidak jadi memarahi Bagas.

"Kenapa? Kenapa gak lo marah hah? Human!" Mbak Ayu langsung memukul kepala Firhan kuat , untungnya tembus tangannya. Lalu Mbak Ayu hilang, rencananya gagal.

"Dasar setan emang sukanya menghasut human." ucap kucing hitam yang lewat di depan rumah Firhan.

"Di sana setan, di sini setan. Dimana-mana ada setan." Senandung kucing hitam tersebut dan kembali berjalan mencari tempat naungannya malam ini.

•••

Keesokan harinya, Zaid kembali diminta untuk mengisi ceramah di salah satu kegiatan agama di tempat dekat rumahnya.

"Ayang, nanti kamu ke rumah Bunda aja ya. Aku mau ngisi ceramah dulu. Kamu jangan kemana-mana, tuh perut udah mulai gede,"   ucapnya sambil menyisir rambutnya di depan kaca lemari di dalam kamarnya.

"MasyaAllah, ganteng banget. Kamu tau gak Yang ini siapa?"

Shira menggeleng pelan sambil mengelus perutnya yang mulai membesar. Sambil beristighfar semoga saja anak mereka perempuan sehingga tidak mengikuti jejak ayahnya yang sedikit, oh tidak banyak gilanya.

"Mana ada aku jelek," senandungnya sambil memakai kopiah hitam.

"Apalagi insecure," sambungnya lagi. Iya Zaid, yang suka insecure itu authornya :)

"Tiap pagi malamku selalu memikirkan...."

"KENAPA AKU BISA GANTENG?"

"Najis," balas Mbak Ayu yang sedari tadi melihat kenarsisan Zaid. Zaid melirik Mbak Ayu yang duduk di atas plafon rumahnya.

Family Gaje [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang